SERIKATNEWS.COM – Jujur sebenarnya saya enggan menanggapi pidato politik Ketua Umum PSI di Medan beberapa hari lalu. Alasan saya, pertama karena saya fans berat Grace Natalie, kedua saya tidak ingin ulasan saya akan akan digoreng oleh Kubu Pretto-Pretty.
Namun setelah saya pertimbangkan dengan seksama, rasanya perlu aspirasi saya sebagai rakyat jelata yang mendukung Jokowi-MA disuarakan ke ruang publik, agar jajaran anak muda Pimpinan PSI tidak kebablasan dan “over confidence” dengan arogansi yang “over dosis”.
Sebagai simpatisan PSI, saya setuju dengan subtansi pidato Grace Natalie, tapi saya amat sangat menyayangkan narasi dan cara menyampaikannya yang terkesan terlalu memojokkan dan menantang partai nasionalis sesama pendukung Jokowi. Beberapa kali nama Partai tersebut disebut dengan jelas. Dan saya sangat memahami kalau beberapa pimpinan partai merasa tersinggung dan gerah dengan ujaran narasi Grace Natalie yang terkesan menyudutkan teman seperjuangan.
Keinginan tampil beda yang ingin disampaikan Si Cantik Grace menurut saya bisa disuarakan dengan cara yang lebih santun dan “soft”. Tidak perlu terlalu jumawa tepuk dada merasa paling hebat. Grace Natalie seharusnya tahu bahwa “timing” menjelang 17 April bukan waktu yang tepat untuk menyuarakan ujaran yang berpotensi merusak soliditas partai koalisi pendukung Jokowi-MA.
Akibatnya saat ini terjadi silang pendapat di media antara para petinggi partai koalisi Jokowi-MA. Juga beredar di WAG tulisan yang saling menggembosi antara partai besar dan partai baru terutama PSI. Menurut saya, itu merupakan reaksi dari pidato kontroversial Grace Natalie. Dan ini sangat tidak elok dan sangat kontra produktif terhadap upaya keras rakyat di bawah yang sedang berjuang keras memenangkan Jokowi pada Pilpres 17 April nanti. Saat antar petinggi partai koalisi Jokowi-MA bersitegang, partai kubu seberang gegap gempita bertepuk tangan. Inikah yang kau harapkan Grace?
“Untuk menjadi cahaya terang tidak harus meredupkan cahaya di sekitarmu”. Rupanya kata-kata bijak ini tidak terlalu dipahami oleh Grace Natalie dan anak-anak muda petinggi PSI. Kesan yang ditangkap publik seolah-olah ambisi Grace dkk. hanya ingin meningkatkan elektabilitas dan mendapatkan kursi sebanyak-banyaknya di parlemen semata. Tanpa peduli akan kemenangan Jokowi.
Seharusnya dengan total mendukung Jokowi dan memperkuat soliditas antar partai koalisi Jokowi-MA simpati rakyat terutama rakyat Indonesia yang rindu akan pembaharuan di Senayan otomatis akan mendukung PSI. Tapi sebaliknya, apabila dirasakan PSI berpotensi mengganggu soliditas dukungan terhadap Jokowi-MA, bukan tidak mungkin rakyat seperti saya akan meninggalkan PSI.
Saya tidak tahu siapa yang merancang strategi perjuangan PSI. Tapi menurut saya, strategi yang menyerang kawan seiring bukan strategi yang tepat untuk dijalankan. Apalagi terkesan ada aroma arogansi yang berlebihan. Grace Natalie dan para petinggi PSI seharusnya tahu bahwa masyarakat Indonesia tidak nyaman melihat orang yang terlalu menyombongkan diri. Masyarakat Indonesia lebih simpati kepada orang yang santun, bersih dan rendah hati. Contoh jelasnya adalah pribadi Jokowi.
Dear Grace yang jelita:
Niat baik harus disampaikan dengan cara yang baik. Belajarlah berpolitik dengan santun dan rendah hati. Gelora anak muda untuk mengabdi pada bangsa dan negara tidak harus ditampilkan dengan gaya jumawa. Kita sudah muak dengan gaya politik penuh kesombongan yang ditampilkan Fadli Zon, Fahri Hamzah dan yang lainnya. Jangan dikau menambah deretan politisi yang arogan dan suka menepuk dada. Masih ada waktu Grace, berubahlah agar simpatiku tidak berbalik arah.
Pesanku Grace:
Jadilah cahaya, yang selalu menerangi. Jadilah angin, yang selalu memberi kesejukkan. Dan jadilah sahabat sejati yang selalu hangat di hati.