ASIAN Games 2018, Momen Jokowi Bangkitkan Semangat Muda Bangsa Ini!
Laporan Kolong Langit
Minggu, 8 Juli 2018 - 19:13 WIB
ASIAN Games sebentar lagi, kita akan menghadapi sebuah fase di mana Indonesia masuk ke kancah internasional. Pertandingan yang diadakan pun tidak tanggung-tanggung banyaknya. Jakarta dan Palembang menjadi dua kota yang dipercaya untuk menjadi tempat bertandingnya para atlet.
Asian Games dimulai pada tahun 1951 di India dan setiap 4 tahun sekali akan berpindah ke tempat-tempat yang lain di negara Asia. Api Asian Games diestafetkan dari India ke Filipina, Filipina ke Tokyo, Tokyo ke Jakarta pada tahun 1962.
Kemudian dari Jakarta ke Bangkok selama dua periode, yakni tahun 1966 dan 1970. Lanjut ke Teheran, kemudian kembali lagi ke Bangkok di tahun 1978. Lanjut ke Delhi dan Seoul di tahun 1986. Kemudian lanjut lagi ke Beijing, Hiroshima, Bangkok lagi, Busan, Doha, Gangzhou, Incheon, dan pada akhirnya di tahun 2018, Asian Games kembali lagi ke Indonesia di dua tempat, yakni Jakarta dan Palembang.
Pertanyaannya, mengapa di tahun 2018 ini, Jakarta dan Palembang? Mengapa tidak di Jakarta saja? Sebenarnya jika kita ingin melihat dengan sederhana, Jakarta masih jauh dari kata siap. Apalagi dengan gubernur yang tidak terlihat kinerjanya.
Anies Baswedan terkenal terlalu asyik dengan kunjungan ke luar negeri, sehingga ASIAN games ditelantarkan. Bahkan ia membuat para menteri kelimpungan dan wakapolri pusing tujuh keliling. Tidak ada kerjasama yang efektif dari Anies Baswedan.
Dengan permainan politik kelas curutnya, ia pergi ke sana kemari, menghindari Asian Games. Karena menurutnya, lebih penting kata-kata ketimbang kerja. Ia melihat di balik kata-kata ada gagasan. Alih-alih berbicara gagasan, ia malah membawa Jakarta yang merepresentasikan Indonesia ke…. Gagalan. Ya *gagalan*, bukan gagasan.
Dengan tema *Energy of Asia*, Asian Games 2018 yang adalah ajang bergengsi ini, tentu mencuri perhatian warga. Seolah tidak ada hentinya kita melihat bagaimana bulan olahraga ini menjadi seperti bulan estafet. Dari Piala Dunia, Indonesia Open, dan ditutup dengan ASIAN Games. Tentu sebagai acara penutup ketiga momen akbar ini, ASIAN Games harus menjadi penuh.
Gaya dorong dari pemerintah saat ini sudah maksimal. Melihat dari fokus yang dikerjakan oleh pemerintah pusat, kita melihat bagaimana banyaknya energi yang dikeluarkan, diletupkan, dan dijalankan oleh Presiden Joko Widodo dan jajaran kementeriannya.
Secara infrastruktur, Palembang dan Jakarta dinilai sebagai dua tempat yang dianggap maju. Palembang dengan LRT yang baru selesai dikerjakan, dan Jakarta dengan trotoar yang bahkan sampai sekarang belum rampung. Akan tetapi mengapa Jakarta yang dipilih?
Jawaban paling sederhananya adalah, Jakarta merupakan ibu kota dari Indonesia. Jika ibu kota saja tidak dijadikan tempat terselenggaranya ASIAN Games, mau di kota mana lagi Asian Games akan dilangsungkan?
Maka, mau tidak mau Jakarta harus masuk sebagai kota terselenggaranya ASIAN Games di Indonesia. Pertaruhan harga diri Indonesia dalam masuk ke kancah internasional, mulai dari ASIAN Games. Ajang raksasa dan bergengsi ini akan sangat memengaruhi ketertarikan par turis mancanegara, khususnya negara-negara Asia seperti Cina, Singapura, India, Thailand, Malaysia, dan berbagainya.
Mulai dari negara maju maupun negara berkembang di Asia, akan tertuju ke Indonesia. Harus kita akui secara jujur bahwa Jakarta masih jauh dari kelayakan. Sekitar 40 cabang akan dimainkan di Asian Games 2018 ini.
40 cabang olahraga yang ditandingkan meliputi 4 bidang dalam olahraga air, 1 panahan, 1 atletik, 1 bulu tangkis, 2 bidang di bagian kasti, 2 bidang di bola basket, masing-masing satu di permainan boling, tinju, bridge, dan kano.
5 bidang olahraga sepeda, 3 biang equestrian, masing-masing satu di anggar, sepakbola, golf. Dua bidang gymnastic. Masing-masing satu di trampoline, bola tangan, hoki, jet ski, judo, kabaddi, karate.
Kemudian masih banyak sekali yang dipertandingkan. Bisa dilihat di sini.
Akhir kata, mari kita sebagai warga, mendukung terlaksananya ASIAN Games 2018 ini. Kita harus doakan agar pesta olahraga ini bisa menjadi sebuah pesta yang menyenangkan dan menjadikan Indonesia sebagai destinasi turis.
Jangan sampai Indonesia rusak hanya karena ketidaksiapan infrastruktur yang ada.
PERTARUNGAN sengit di Kabupaten Probolinggo menjelang pemilihan bupati menandai intensitas persaingan di arena politik. Calon-calon baru seperti Gus Haris, pengasuh
DEBAT keempat Pemilihan Presiden 2024, Minggu (21/1/2024) malam, tidak terlihat seperti debat kenegaraan. Debat kemarin terlihat jadi ambyar dan kurang