Film Bollywood kendati sering diejek oleh kelas menengah di Indonesia namun amat menghibur. Bukan hanya penuh tari dan nyanyi di mana tariannya semakin modern – bukan tarian klasik India tapi sudah ikutan Hollywood serupa John Travolta. Bahkan kadang juga serupa penyanyi rap Black American. Hanya lagunya tetap bernuansa India dimana instrumen musik India seperti sitar tetap dominan.
Salah satu cerita yang seru adalah kisah bandit-bandit di suatu tempat di India melawan polisi. Entah dipelosok mana, negara bagian apa dan kota – desa apa tak penting. Bandit nya garang berkumis tebal berbadan besar. Bengis terhadap penduduk lokal memakai senjata tajam bahkan pistol. Menteror memeras menculik bahkan membunuh. Seringnya berkendara sepeda motor buatan lokal yang keren. Maklum saja penjualan motor buatan Hero Motor India bisa mengalahkan penjualan motor Honda. Bandit alias penjahat tidak sendirian mereka berkelompok dan melapor ke bos nya – yang digambarkan sebagai seorang politisi lokal di kota yang lebih besar.
Baca Juga: Koalisi Pilpres Makin Solid, Akar PDIP – Golkar Kuat
Ketika penduduk melaporkan ke polisi lalu datanglah polisi detektif yang ganteng, berkumis tipis naik mobil Suzuki Katana. Sang detektif mengalami kesulitan karena penduduk tidak berani buka mulut sampai bertemu dengan satu keluarga berada yang punya anak gadis cantik yang bersedia memberi informasi. Dari sinilah mulai dapat ditelusuri seluk beluk perbanditan. Namun tidak mudah ia mendapat halangan dari sang boz para bandit bahkan polisi-polisi korup yang mendapat setoran. Detektif juga hampir terbunuh tapi dilindungi keluarga sang gadis yang disegani para bandit. Konon dikisahkan dalam film, detektif harus melapor ke atasannya dan bersama atasannya menghadap Kepala Polisi di Delhi – sudah tua tinggi besar bersurban orang Singh. Akhirnya seluruh komplotan bandit bisa ditumpas termasuk para backingnya dan detektif diakhir cerita menyunting gadis cantik. Pesta besar dibuat dan ditutup dengan tari-tarian yang heboh.
Moral cerita adalah kejahatan pasti dapat ditumpas, penjahatnya ditangkap, mereka yang tersangkut ikut dipenjara – siapapun dia. Itulah yang bisa kita tonton dari film Bandit India vs Polisi India. Artinya ujungnya jelas ketahuan dan happy ending nya jelas. Pononton pulang dengan rasa puas.
KPK di Indonesia berbeda. Bekerjanya seperti siluman. Tiba-tiba saja pejabat-pejabat kena OTT. Langsung memakai rompi oranye dan masuk tahanan. Belum lama ada pejabat tinggi negara yang coba-coba mengakal-akali , ngumpet , dibela mati-matian oleh pengacaranya hingga semua terciduk, tergaruk dan diadili. Bahkan seorang dokter kena sial ketika ia tergiur iming-iming sang pengacara.
Namun Indonesia itu penjahat serupa dengan jin – segala jenis ada termasuk hantu blau yang terkenal. Jadilah mereka mulai dari kelas kaus singlet, kaus oblong, kerah hitam, kerah biru maupun kerah putih. Sulitnya semakin pandai dan terdidik dan berkelas maka kejahatannya semakin sulit terditeksi dan kerugian negaranya semakin besar dengan angka-angka yang membuat mata terbelalak.
Barusan ILC nya Bung Karni Ilyas di TV One membahas tentang FREEPORT tambang emas terbesar di dunia yang selama 50 tahun beroperasi dimiliki asing dan sedikit sekali pemasukannya untuk negara. Apakah pejabat-pejabat kita bodoh ? Tentu tidak. Publik mencium bahwa pasti ada ketidakberesan di sana. Salah seorang pejabat dalam talk show yang disaksikan oleh jutaan orang Indonesia dari Sabang sd Merauke Bapak Said Didu menyebutkan beliau mengetahui nama-nama pejabat yang menjadi benalu-benalu tadi. Beliau saat itu menjadi wakil pemerintah ketika melakukan dialog-dialog dengan pihak Freeport.
Nah KPK telah mempunyai pintu masuk untuk mulai meneliti. Tak perlu lagi seperti detektif India yang membujuk-bujuk penduduk untuk menyebut siapa banditnya. Saya kira Pak Said Didu sebagai seorang yang telah dikenal reputasinya sebagai orang bersih siap untuk menjadi peniup seruling.
Ayo KPK buat tim khusus kejahatan kerah putih Freeport. Rakyat Indonesia pasti mendukung dan harus tuntas karena selama ini banyak kasus yang menguap tidak ada kejelasannya.
KPK tak boleh kalah dengan Polisi India. Kendati hanya di film-film. Hehehe