SERIKATNEWS.COM – Mahasiswa jurusan Geografi dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan (FMIPA) Universitas Indonesia berhasil menemukan cara yang lebih efisien untuk mengetahui titik lokasi yang berpotensi minyak.
Mahasiswa itu adalah Muhamad Iqbal Januadi Putra (22) sebagai ketua tim, Fida Afdhalia (22), dan Diki Nurul Huda (20), serta Dr. Supriatna, M.T selaku pembimbing.
Mereka menggunakan metode baru, yakni metode pengamatan fenomena rembesan mikro hidrokarbon melalui citra satelit Landsat 8 dan Sentinel 2. Citra Satelit Landsat 8 dan Citra Sentinel 2 merupakan satelit yang menangkap gambaran (citra) permukaan bumi yang dimanfaatkan untuk mendeteksi keberadaan reservoir hidrokarbon.
“Jadi metode pengamatan fenomena rembesan mikro hidrokarbon adalah metode pendeteksian secara tidak langsung,” kata Muhamad Iqbal, Senin (13/8/2018).
Metode baru dalam proses pendeteksian temuan tiga mahasiswa UI itu dapat menjanjikan keuntungan yang lebih besar. Alasannya, proses lebih cepat, dapat dilakukan pada berbagai skala, berisiko rendah, dan lebih murah jika dibandingkan dengan metode eksplorasi konvensional (dengan menggunakan metode seismik, evaluasi geologi subsurface, dan komputasi data geofisika) yang terbukti memakan biaya mahal dan berisiko tinggi.
Iqbal mengatakan, fenomena rembesan mikrokarbon minyak dan gas merupakan fenomena umum yang terjadi pada wilayah dengan keberadaan reservoir minyak dan gas bumi onshore.
“Reservoir migas onshore sendiri relatif akan menunjukkan rembesan hidrokarbon ke permukaan karena tidak ada reservoir yang sempurna dan berdasarkan teori, 85 persen reservoir onshore dunia akan menunjukkan fenomena ini,” imbuhnya.
Sementara itu, fenomena ini ditandai oleh beberapa gejala anomali yang peka terhadap spektrum panjang gelombang tertentu, sehingga dapat dideteksi oleh citra satelit. Dari sini, mereka terinspirasi untuk mendeteksi adanya reservoir minyak dan gas onshore dengan menggunakan citra satelit Landsat 8 dan citra Sentinel 2, karena kedua satelit tersebut belum pernah dilakukan dan digunakan oleh siapa pun sebelumnya.
Proses penelitian tersebut dilakukan sejak April-Agustus 2018, mereka memilih wilayah usaha Blok Migas Jambi Merang yang terletak di Sumatera Selatan.
“Kami memilih tempat di Blok Migas Jambi Merang karena produksi migas di blok ini relatif besar di Indonesia. Blok ini juga menjadi salah satu blok JOB (Joint Operating Body) terbesar yang dimiliki oleh Pertamina,” ujar Iqbal.
Kemudian, hasil penelitian menunjukkan adanya indikasi fenomena rembesan mikro hidrokarbon di wilayah Jambi Merang. Diperoleh sebanyak 64,4% luas wilayah rembesan mikro hidrokarbon hasil pengolahan Citra satelit Landsat 8 dan 78,6% luas wilayah rembesan mikro hidrokarbon hasil pengolahan citra Sentinel 2.
Penelitian ini diharapkan mampu menjadi solusi atas permasalahan menurunnya cadangan migas di Indonesia melalui sumbangsih dalam metode eksplorasi yang jaluh lebih murah, cepat, dan berisiko rendah. Dengan demikian, ke depannya dapat dengan mudah ditemukan sumber-sumber cadangan migas baru di Indonesia.
SerikatNews.com adalah media kritis anak bangsa. Menyajikan informasi secara akurat. Serta setia menjadi platform ruang bertukar gagasan faktual.