SERIKATNEWS.COM – Ahmad Dhani adalah salah satu inisiator deklarasi gerakan #2019GantiPresiden di Surabaya, Jawa Timur. Namun, gerakan itu mendapat penolakan oleh kelompok masyarakat yang tidak setuju dengan kegiatan tersebut.
Massa yang menolak bahkan sempat mengepung hotel tempat Dhani menginap. Mereka meminta Dhani angkat kaki dari Surabaya.
Musisi kelahiran Surabaya pada 26 Mei 1972 ini akhirnya batal mengikuti deklarasi gerakan #2019GantiPresiden.
Politikus Golkar, Ali Mochtar Ngabalin bersyukur atas pengusiran terhadap Ahmad Dhani saat hendak menghadiri deklarasi gerakan #2019GantiPresiden di Surabaya.
“Jadi kalau Ahmad Dhani diusir dari Surabaya itu alhamdulillah, memang benar sekali. Polisi sembah nuwun sangat,” kata Ngabalin, Senin (27/8/2018).
Pengusiran juga dialami aktivis gerakan #2019GantiPresiden yang lain, Neno Warisman di Riau.
Ngabalin juga berpendapat Dhani dan Neno memang pantas diusir karena apa yang hendak dilakukan kedua orang itu adalah gerakan politik.
“Diusir itu Neno Warisman, diusir itu Ahmad Dhani karena ini pengacau semua. Gerakan politik,” kata Ngabalin.
Sebelumnya, Ngabalin menilai gerakan #2019GantiPresiden adalah makar karena tidak mengajarkan proses demokrasi kepada masyarakat.
Alih-alih gerakan #2019GantiPresiden justru mengajarkan bahwa proses demokrasi adalah bencana.
Makna dari gerakan tersebut, menurut Ngabalin adalah pada pukul 00.00 tanggal 1 Januari 2019 harus ada pergantian presiden dengan cara apapun.
“Ini makar ini. Ini adalah gerombolan pengacau keamanan. Saya yang bilang,” ujar Ngabalin.
SerikatNews.com adalah media kritis anak bangsa. Menyajikan informasi secara akurat. Serta setia menjadi platform ruang bertukar gagasan faktual.