SERIKATNEWS.COM – Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa Indonesia menerima anugerah besar berupa perbedaan suku, agama, bangsa dan budaya serta adat istiadat. Meskipun hidup dalam perbedaan, Indonesia bisa bersatu dan hidup rukun sampai hari ini.
Menurut Presiden Jokowi, kerukunan dan persatuan itulah yang menjadi kekuatan bangsa Indonesia. Hal tersebut juga tidak lepas dari peran para raja dan permaisuri dari seluruh kerajaan serta pemangku adat di Nusantara.
Lebih lanjut, Jokowi mengatakan Bangsa Indonesia juga maju karena didukung oleh kerajaan di Nusantara yang memiliki kearifan lokal.
“Jangan sampai Indonesia maju di dunia teknologi, tetapi mundur dalam peradaban dan kebudayaan. Ini jangan sampai terjadi,” ujarnya dalam kegiatan Festival Keraton dan Masyarakat Adat Asean (FKMA) di Sumenep, Madura, Jawa Timur, Minggu (28/10/2018).
Dalam acara ini, Jokowi bertemu dengan sekitar 300 orang raja dan permaisuri se-Indonesia dan Asean yang tergabung dalam FKMA.
Mereka juga mendoakan Presiden Jokowi bisa kembali memimpin Indonesia setelah menjabat Pemilu 2019 mendatang.
Saat menyambut Jokowi di Sumenep, Pangeran Raja Adipati Arief Natadiningrat mengatakan, anggota FKMA yang hadir di Sumenep mendoakan Jokowi agar selalu diberi kesehatan dan kesuksesan dalam menjalankan amanah memimpin negara.
“Kami doakan semoga Presiden Jokowi sukses menjalankan amanah sampai 10 tahun,” ujar Arief.
Pria yang juga berstatus Sultan Sepuh Keraton Cirebon ini menambahkan, Presiden Jokowi memiliki komitmen mulia tentang revitalisasi keraton nusantara serta optimalisasi aset-aset keraton untuk menunjang pembangunan bangsa di sektor pariwisata.
“Kami menyadari dan mencermati di tahun-tahun ini berat dalam menjaga keutuhan, persatuan dan kesatuan bangsa. Maka sebagai sikap budaya dan perekat persatuan bangsa, kami keraton-keraton se-Nusantara tetap berkomitmen untuk mendukung menjaga persatuan kesatuan serta keutuhan bangsa NKRI,” ungkapnya.
SerikatNews.com adalah media kritis anak bangsa. Menyajikan informasi secara akurat. Serta setia menjadi platform ruang bertukar gagasan faktual.