Partisipasi Politik tidak mengenal umur, gender, strata ekonomi dan lain sebagainya. Sangat mudah bagi siapapun untuk berpartisipasi aktif dalam politik dan pemilu. Tingkatkan partisipasi pun berjenjang, dari menjadi pemilih yang cerdas, relawan politik, hingga menjadi kandidat Politik. Berikut langkah langkahnya;
Pertama, pendaftaran Pemilih. Pastikan kalian menggunakan hak untuk memilih. Pelajari persyaratannya, lalu daftarkan diri kalau belum menerima kartu tanda pemilih. Setelah kita, ajaklah anggota keluarga dan teman-teman yang memenuhi persyaratan untuk mendaftar dan memilih. Kedua, jadilah pemilih terdidik. Pelajari Undang-undang, cara berdemokrasi, sistem pemerintahan kita, dan proses pengambilan keputusan dalam politik.
Ketiga, pelajari platform partai politik dan kandidat, mereka punya rekam jejak. Lakukan riset dengan bertanya atau mencari berita dan info di internet. Kemudian, tentukan mana yg paling sesuai dengan filosofi & sudut pandangmu. Keempat, tentukan filosofimu. filosofi Pribadi berkembang melalui berbagai cara, antara lain: Pengalaman, ilmu yang kau dapat di institusi pendidikan formal maupun informal, dari tokoh-tokoh berpengaruh dalam hidupmu (mentor, tokoh, teman, keluarga).Juga melalui keyakinan agama, pengetahuan tentang sejarah bangsa, pemahaman tentang parpolsemua berkontribusi terhadap falsafah hidup seseorang. Filosofi pribadimu akan memberikan dasar pijakan dari mana engkau dan bagaimana menakar berbagai isu di arena publik.
Kelima, pelajari posisi pejabat atau kandidat terhadap isu-isu tertentu. Setelah itu cocokkan dengan filosofi pribadimu. Tanyakan pada dirimu, apakah mereka kandidat yang tepat untuk mewakili aspirasimu. Jika pandanganmu tak diwakili oleh mereka yang duduk di eksekutif maupun di legislatif. Libatkan dirimu untuk mendukung dan memilih perwakilan yang lebih baik.
Keenam, bergabunglah dengan sebuah organisasi yang mewakili pandanganmu. Organisasi ini bisa sebuah kelompok lokal, regional, atau nasional yang memobilisasi warga dan mengadvokasi. Berbagai macam organisasi yang terlibat dalam isu-isu ekonomi, pendidikan, hak sipil maupun kebijakan internasional dan lain sebagainya. Keberadaan organisasi-organisasi ini dapat melibatkan kita untuk mendorong pemerintahan agar mengambil kebijakan-kebijakan yang lebih baik demi perbaikan komunitas kita.
Ketika dana menjadi komoditas berharga bagi parpol, kandidat dan kampanye politik itu sendiri, maka keterlibatan warga menjadi relawan selalu patut disyukuri. Peran relawan tersedia di semua lini dan level politik elektoral. Kampanye politik yang sukses tergantung kepada kerja relawan yang antara lain mencakup; jajak pendapat, penelitian, logistik, humas, penggalangan dana Dan administrasi.
Berbicara dengan orang tentang calon; Penjadwalan waktu kandidat; Melakukan penelitian tentang isu penting saat ini dan lain-lain. Menulis press release dan menghubungi media, atau Membantu menggelar acara untuk mengumpulkan uang untuk kampanye. Sesuaikan dengan bakat & minatmu, tawarkan jasamu untuk kandidat favoritmu. Perlu diingat bahwa kampanye mengandalkan relawan berkomitmen. Jika berkomitmen, muncul tepat waktu dan dapatkan kepercayaan dari calon mempunyai manajemen kampanye. Bersiaplah bekerja sepenuh hati, di Indonesia, kata relawan atau sukarelawan sering disalahartikan sebagai, ‘kerja seenaknya‘ ‘komitmen tak tentu’ ‘sebisanya‘, hindari ini. Berikutnya, ajak yang lain. Apa yang kita kerjakan penuh semangat dan keyakinan dapat menular. Tularkan keluarga, teman, dan lingkungan. Ajak mereka terlibat dalam proses politik.
Yang terakhir, Pertimbangkan untuk kita sendiri maju sebagai kandidat lokal hingga pusat seperti, pengurus RT/RW, komite sekolah, anggota dewan kota atau kabupaten, atau propinsi, atau republik Indonesia dan seterusnya. Masalah terbesar saat ini adalah sikap apatis. Ayo jadi warga yg cukup informasi dan terlibat aktif dalam proses demokrasi. Ingat: “Resiko bagi kita yang memilih untuk tidak terlibat dalam politik adalah akhirnya nanti jabatan politik dan keputusan-keputusan politik yang menyangkut hajat hidup kita ditentukan oleh mereka yang jauh di bawah kita kompetensinya”.
Sekjen Pengurus Besar (PB) Indonesia Muda