Pada era perubahan terutama di negara Indonesia, bukan hanya berbicara tentang mutu lulusan. Seorang pendidik harus mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman, serta dituntut untuk menguasai teknologi. Dengan meningkatkan kualitas seorang guru agar mampu untuk mengajarkan materi dengan menggunakan pendekatan penerapan teknologi informasi. Dengan begitu kita tidak semakin tertinggal oleh zaman yang akan berdampak pada mutu lulusan.
Pendidikan sekarang sudah jauh berbeda dari pendidikan sebelumnya atau beberapa tahun silam. Hal ini dapat dilihat dari segi aspek pendidikan, tenaga pengajar, sarana dan prasarana, murid-murid dan lain-lain. Guru merupakan aspek besar dalam penyebaran ilmu, tanpa seorang guru kita tidak akan tahu dan pintar sampai sejauh ini. Guru merupakan orang yang berjasa terhadap sang murid atau dengan kata lain guru merupakan orang yang mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan kepada murid di luar bimbingan orang tua di rumah, sehingga akhlakul karimah kepada guru perlu diterapkan sebagaimana akhlak kita kepada orang tua.
Akan tetapi, jika kita lihat pada masa sekarang ini, banyak sekali murid atau seorang anak didik yang kurang menghormati dan sering acuh jika dinasihati oleh gurunya. Lebih miris lagi, diberitakan bahwa ada seorang murid yang berani menyakiti gurunya sampai memukul kepala guru tersebut, betapa rendahnya akhlak pada zaman sekarang. Lalu bagaimanakah seharusnya seorang guru bersikap terhadap murid yang mempunyai akhlak kurang baik seperti yang di atas?
Nah di sini peran guru dan orang tua sangat penting untuk mengubah sikap dan perilakunya; pertama, guru harus menjadi contoh bagi anak didiknya, karna sikap dan perilaku kita akan diamati betul oleh anak didik kita, sebagaimana pepatah mengatakan “Guru kencing berdiri, murid kencing berlari”. Jika seorang guru melakukan suatu kejelekan, maka murid akan melakukan sesuatu yang lebih jelek lagi.
Kedua, guru harus menjadi seorang motivator bagi anak didiknya. Makna pembelajaran dikatakan berhasil bila siswa mempunyai motivasi dalam belajar sehingga terbentuk perilaku belajar siswa yang efektif. Oleh karena itu, peran seorang guru bukan hanya semata-mata mentransfer ilmu pelajarannya kepada siswa, tetapi guru juga sebagai motivator bagi siswa agar memiliki orientasi dalam belajar.
Ketiga, guru sebagai instruktur, tanggung jawab instruksional guru ialah berlangsungnya interaksi belajar mengajar. Guru harus mampu menciptakan situasi dan kondisi belajar yang kondusif. Keempat, guru sebagai manajer, dalam menjalankan tugas kesehariannya, guru sebagai pendidik dalam proses belajar mengajar sangat dituntut kemampuannya dalam merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan dan mengawasi semua kegiatannya. Jadi guru bertanggung jawab untuk mengatur semua tugas-tugasnya dalam mendidik anak di kelas.
Kelima, guru sebagai evaluator, penilaian merupakan suatu keharusan bagi seorang guru, untuk mengukur seberapa jauh ketercapaian tujuan pembelajaran. Seorang guru dalam menjalankan tugas kesehariannya yaitu mendidik, tidak akan luput dari penilaian. Jadi peran guru di sini sangatlah penting dalam pendidikan, sebagai pendidik kedua setelah orang tua, kewibawaannya dan keberadaan guru sangat diperlukan masyarakat. Dengan demikian, guru harus mampu menjaga kepercayaan masyarakat yang diberikan kepadanya. Guru juga diposisikan sebagai sosok yang disebut memiliki wewenang terhadap para muridnya.
Mahasiswi PBA IDIA Prenduan