SERIKATNEWS.COM – Pemerintah Australia melalui Duta Besarnya di Indonesia, Gary Francis Quinlan menyampaikan minat negaranya untuk belajar terhadap toleransi beragama di Indonesia.
Gary mengatakan, seperti halnya Indonesia, Australia adalah negara dengan masyarakat yang beragam. Hal ini disampaikan kepada media disela acara Dialog Lintas Agama Indonesia-Australia di Bandung, Jawa Barat, Rabu (13/2/2019).
“Kami (Australia, red) ingin belajar dari kalian (Indonesia, red) dan bagaimana bisa mengerti sesama masyarakat,” ucap Gerry.
Toleransi yang berjalan baik di Indonesia, memang sempat diwarnai sejumlah kasus tindakan intoleran. Meski demikian, rumusan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sebagai dasar negara, masih terjaga dan terus dipertahankan.
Pemerintah dengan tegas memastikan bahwa Pancasila adalah ideologi bangsa Indonesia dan tidak bisa digantikan.
Sebuah kenyataan yang tidak bisa dibantah oleh siapa pun bahwa Indonesia menjadi salah satu negara di dunia yang memiliki keberagaman etnis, suku, bahasa, agama, kepercayaan, budaya, tradisi, dan adat istiadat.
Sekalipun dipenuhi dengan keragaman, Indonesia bisa mempersatukan dan hal itu tampak pada semboyan negara; Bhineka Tunggal Ika, yaitu berbeda-beda namun tetap satu jua.
Tak ayal kemajemukan, kebhinnekaan, dan keragaman termasuk agama, menjadi sesuatu yang tidak dapat ditolak keberadaannya di Indonesia.
Bahkan dapat juga dikatakan, Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan salah satu dari sekian negara di dunia yang memiliki tingkat heterogenitas tinggi.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat menyampaikan pidato, sering menyelipkan pesan yang bersifat imbauan sekaligus mengajak masyarakat untuk terus merawat dan menjaga persatuan, persaudaraan, dan kerukunan.
“Mari kita hormati suku, agama, adat, dan tradisi yang berbeda di sekitar kita. Karena, bangsa ini sudah ditakdirkan Allah SWT untuk memiliki keanekaragaman, dan kita semua adalah saudara sebangsa dan setanah air. Jangan sampai lupa,” kata Presiden Jokowi pada sebuah kesempatan.
Terkait dengan hal tersebut, dibutuhkan peran semua pihak untuk memiliki sikap hidup bertoleransi, karena toleransi secara aktif, dibutuhkan untuk menyokong stabilitas dan perdamaian untuk kesejahteraan masyarakat.
Salah satu wujud toleransi yang berjalan di Indonesia terkait agama, adalah peringatan hari raya dan perayaan keagamaan yang dijadikan hari libur nasional.
Keagamaan yang dimaksud adalah hari raya dan perayaan keagamaan enam agama yang diakui di Indonesia, yakni Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Kong Hu Cu.
Pada saat memberikan ucapan atas peringatan hari raya dan perayaan keagamaan, Presiden Jokowi biasanya juga mengajak umat yang memperingati untuk selalu menjaga persatuan di tengah kemajemukan dan kebegaraman Indonesia.
“Mari selalu jaga kerukunan di tengah keberagaman, apalagi menjelang pelaksanaan Pemilu Legislatif dan Pilpres. Kita ini satu bangsa jadi harus terus bersatu,” kata Jokowi.
Mencoba berkarya dalam untaian kata-kata.