Judul : Jalan-Jalan Surga
Penulis : Abdul Wahab Al-Syarani
Penerbit : Mizania
Cetakan : I, April 2017
Tebal : 196 Halaman
ISBN : 978-602-418-096-6
Kadang seseorang kurang mantap menjalani ajaran Islam lewat shalat dan puasa. Pahamilah bahwa manusia menjalani ibadah sesuai ajaran Allah. Akhlaq juga penting karena mengukur seberapa jauhnya mencintai Islam yang benar-benar mengganjarkan pahala dan meraih surga. Itulah sebab surga sebagai pintu terbaik bagi orang-orang beriman dan beramal shaleh. Selain itu tugas diri adalah memahami Islam begitu indah lewat Alquran dan hadits. Buku ini menjabarkan tentang ibadah yang diajarkan oleh Allah sesuai kaidah fiqih dan kisah sahabat rasul yang dijamin masuk surga. Dengan begitu tulisan ini akan menjembatani wawasan tentang kiat-kiat menjalani ibadah Allah lewat berbagai hal. 40 artikel islam dalam buku ini menyajikan kisah-kisah penuh memetik hidayah dan membuka hati untuk menyempurnakan akhlak yang selama ini terkena dosa. Buku ini ditulis mengambil dari para sufi yang menjelaskan kisah yang dinaungi pada kehidupan sehari-hari.
Mereka selalu menjalan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Mereka sangat taat beribadah. Jika menemukan perintah Allah, baik dalam Alquran maupun Sunnah,mereka segera melaksanakannya. Tak ada seseuatu pun yang mendapat menghalangi ketaatan mereka dalam melaksanakan perintah Tuhan (hal 51). Artinya jika ingin menumbuhkan iman lewat ibadah shalat dan puasa. Kedua ibadah tersebut akan mengganjarkan pahala. Shalat ibaratkan meniang agama jika tidak akan merobohkan agama. Sedangkan puasa seperti menahan makan dan minum mulai fajar hingga terbenamnya matahari tanpa membatalkan puasa. Kalau puasa Ramadan selalu dijumpai setiap tahun. Maka seseorang hendak berlomba-lomba dalam kebaikan lewat membaca Alquran.
Yusuf ibn Asbath setiap kali menyelesaikan Al-Quran selalu memohon ampunan kepada Allah sebanyak tujuh ratus kali, lalu dia berkata, Ya Allah, janganlah engkau membenciku atas apa yang aku baca dari firman-Mu, sementara kau belum sanggup mengamalkannya. (hal 34). Yusuf ini produktif membaca Alquran untuk menghindari kebencian. Ternyata Yusuf mampu menyelesaikan Al-quran tanpa henti serta merampung pahala pada kata-kata dalam Alquran.
Kemudian tiap malam dibiasakan disunnahkan ibadah qiyamul lail. Seseorang menjalani shalat tahajud untuk mempermudah kebaikan. Abd Al-Aziz ibn Abu Dawud berkata, Betapa empuknya engkau. Namun, kasur surga lebih daripada engkau. Lalu, dia pun bangun dan shalat malam hingga terbit fajar (hal 41). Jadi setiap malam hendak bangun kemudian melakukan shalat sunnah pada malam hari sampai menjelang waktu subuh. Shalat subuh ini sebenarnya ibadah lebih baik daripada menikmati tidur yang empuk. Shalat subuh ibaratnya mendoakan pada malaikat. Surga tak akan berhenti bila terus dilakukan sampai kiamat nanti.
Menurut sebagian sufi, puasa dapat menjernihkan hati dan pikiran. Sebab, ketika berpuasa, nafsu seseorang akan berkurang. Jika puasa dilakukan secara terus-menerus, nafsu akan menghilang. Yang ada dalam jiwa adalah kesucian hati dan kejenrihan pikiran (hal 47). Puasa sunnah dijalankan jika ada waktu tertentu. Seperti disunnahkan puasa senin dan kamis ini bertujuan agar allah meraih kebaikan. Masih banyak lagi ibadah yang diperoleh untuk menjembatani orang-orang beriman dan bertakwa masuk surga. Buku ini sangat bermanfaat bagi pembaca. Pesan yang dipetik dalam buku ini adalah mari lakukan ibadah dengan mantap agar pahala dilimpahkan di surga kelak.
Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Dr Soetomo Surabaya. Pernah meraih anugerah “Resensi / Kritik Karya Terpuji” pada Pena Awards FLP Sedunia. Saat ini menjabat di Devisi Kaderisasi FLP Surabaya dan Anggota UKKI Unitomo.