Muara Kasih Bunda
Dari tiada hadir ke dunia
Bukti cinta harapan kasih
Fitrahmu lambang surga hakiki
Mungkin bidadari hanya ada dalam ilusi
Tetapi wujudmu adalah bidadari yang turun ke bumi
Bunda lelahmu mengandungku, menyapihku, mengasuhku
Jihad adalah balasanmu
Nayanikamu bicara cinta sejati
Langkahku, ilmuku, akhlakku adalah gambaran jiwamu
Penuh kasih tanpa harap balas budi
Darimu kupahami arti kehidupan ini
Kuat tak terganti menopang tanpa peduli
Lisanmu melesat bagai mata panah titah Illahi
Takdirku untuk menjadikanmu bunga nan indah mewangi
Tujuanku adalah mencapai surga dengan berbakti
Memuliakanmu sepanjang nafas ini
Bundaku, baktiku, tujuanku, cinta tak terganti
Bukittinggi, 13 Oktober 2021
Perjalanan Untuk Negeri
Aku bukanlah Bung Hatta yang dikenal dunia bukan pula Ki Hajar Dewantara
Aku adalah rakyat jelata yang ingin teriak merdeka
Lahir dari kesederhanaan dan punya tujuan mengubah nasib keluarga
Aku bukanlah siapa-siapa
Hanya ingin bertanggungjawab pada harapan tersimpan
Kisahku tidaklah mudah kisahku penuh tanjakan terjal kehidupan
Pelosok kampung yang dikucilkan
Tapi darahku adalah Indonesia cinta tanah air dan bangsa
Berbekal seadanya mencari lentera kehidupan
Hanya bergaji selembar dan menanggung lapar
Tugasku menjadi garda terdepan mencerahkan masa depan
Bangsa dan negara adalah tanggung jawab bersama bukan individual
Aku bukanlah siapa-siapa
Hanya ingin teriak merdeka
Mapan dan berkecukupan mungkin jauh dari angan
Benar takdir ini adalah pilihan
Benar takdir ini adalah investasi untuk berpulang
Apakah salah jika diri meminta kesetaraan
Aku memiliki beban yang sama dengan mereka yang sudah berpangkat
Tugasku sama dengan mereka yang sudah menyandang NIP kehormatan
Dukaku saat generasi menangis pilu menatap masa depan
Bahagiaku saat mereka bangga dengan seragam kehormatan
Aku yang bukan siapa
Hanya meminta kesetaraan, meminta pengakuan, meminta kelayakan atas apa yang telah diperjuangkan
Bukittinggi, 13 Oktober 2021
Debaran Hati Ini
Kutahu langkah ini goyah tanpa petunjuk-Mu
Apa yang telah terjadi menjadi lukisan indah suatu hari
Gelapnya perjalanan diri akan menemui cahaya Illahi
Nur yang tersembunyi menderang menuntut langkah hidup ini
Ada bayangan yang menutupi
Tapi hati mengisyaratkan untuk tetap mendekati
Ada bayangan yang menghampiri
Tapi hati mengisyaratkan untuk tetap kokoh berdiri
Hati tak dapat dibohongi
Suaranya menjadi penuntun saat ketaksaan menghampiri
Hanya malam tempat berbagi
Terdiam, tertegun dalam syahadat meresapi diri
Bukittinggi, 13 Oktober 2021
Pengobat Hati
Melupakan bukan berarti hilang
Jejaknya terpatri tak lekang oleh zaman
Bukan bermakna mendendam
Tapi hati menolak lupa akan perbuatan
Lisan ini bicara keikhlasan
Tapi hati terkoyak tak berkesudahan
Tuhan maafkanlah hati
Kisah ini akan terkenang dan abadi dalam setiap goresan
Bukittinggi, 13 Oktober 2021
Wanita kelahiran Cirebon, Jawa Barat. Saat ini berdomisili di Bukittinggi. Pendidik di SMP Islam Al Ishlah Bukittinggi. Menulis lima buku tunggal puisi dan sebelas antologi. Beberapa tulisan sudah dimuat di surat kabar. Silakan sapa penulis di ig.ofiegw atau fb.Nofieana Gusti Winata.