Jakarta,SERIKATNEWS.COM- Memasuki tahun politik 2018 suhu politik nasional meningkat, faktor keamanan dan ketertiban masyarakat menjadi rawan sehingga menjadi tugas berat polri yang memilki fungsi sebagai keamanan dalam negeri. Pasalnya pilkada serentak 171 pemilihan kepala daerah menjadi perebutan Partai Politik untuk mengukur kekuatan Pemilihan Presiden 2019.
“Apalagi bila kita petakan suara terbesar seperti Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur menjadi primadona, sebab ketiga provinsi tersebut memiliki lumbung suara terbesar se Indonesia” Ujar Akhrom di Jakarta, Minggu (10/12/17)
Lanjutnya, tak heran bila ketiga provinsi itu menjadi perebutan para elite politik, ditambah lagi PDIP sebagai pemenang pemilu sangat berhati-hati dalam memberikan rekomendasinya kepada calon kepala daerah, bahkan sekalipun itu kader terbaiknya, demi tujuan 2019 mendatang.
“tentu dalam hal ini PDI Perjuangan akan lebih jeli mengamati pergerakan politik di daerah, apalagi memiliki pengalaman tidak mengenakkan sehingga mempengaruhi keputusan partai kepada siapa mandat diberikan” Ucapnya
Menurut Akhrom diluar ketiga provinsi suara terbesar nasional tersebut, ada Provinsi Kalimantan Barat yang menjadi perbincangan publik lokal dan elite nasional, sebab pertarungan keras antar kader internal PDI-Perjuangan di Kalbar juga kencang melakukan safari politik untuk mencari simpati ibu Megawati agar menjatuhkan pilihannya kepada mereka.
“dengan 15 kursi DPRD Provinsi Kalbar, PDI-P dapat mengusung tanpa harus koalisi dengan partai lain, hanya bila kita amati gerilya politik bakal calon gubernur demi mendapatkan dukungan dari partai berlambang banteng tersebut, melakukan apapun sampai dengan secara tersirat mengancam Megawati bila mana tidak diusung partai berwarna merah itu”
Sambung Akhrom mengutarakan, sebut saja misalnya salah satu kader PDI-P menjadi bakal calon gubernur yang telah bersafari ke Partai Gerindra yang konon katanya dikeluarkan rekomendasinya.
“itu yang kami maksud dengan selingkuh politik, bahkan kader tulen pun dapat menyeberang bilamana partainya tidak memberikan kejelasan kepada siapa rekomendasinya diturunkan, Sekalipun itu partai yang menjadi rival kerasnya di tahun 2014 dan di Pilkada DKI” Kata Akhrom
Tambah pria ini menyampaikan, namun sah-sah saja apabila itu dilakukan, hanya kan tidak baik perselingkuhan politik menjadi konsumsi publik, yang namanya selingkuh itu kan berdosa tidak baik, ditambah lagi agama melarang.
Sambung Akhrom, “atau memang menjadi bagian strategi? kita juga belum mengetahui, apa itu untuk melumpuhkan lawan-lawannya sehingga kalah sebelum berperang, artinya partai-partai yang tidak cukup kursi tak dapat lagi memenuhi kuotanya, dengan harapan sama seperti pemilihan di kabupaten Landak melawan kotak kosong. Kata Akhrom
Menutup keterangannya Juru Bicara Kornas Relawan Jokowi ini mengatakan, “namun semua kita kembalikan kepada DPP PDI-Perjuangan kepada siapa pilihannya, pakar-pakar politik partai tentu memiliki pandangan tersendiri untuk meyakinkan Ketua Umum Ibu Megawati Soekarno Putri, wabil khususnya jangan sampai sama bernasib seperti pilkada dki” Tutup Akhrom mengingatkan (SMH)
SerikatNews.com adalah media kritis anak bangsa. Menyajikan informasi secara akurat. Serta setia menjadi platform ruang bertukar gagasan faktual.
Menyukai ini:
Suka Memuat...