SERIKATNESW.COM – Puluhan Alumni santri Ponpes Darul Ulum Banyuanyar, Pamekasan, Madura melaksanakan kajian kitab “Tarjuman” di kantor KSPPS Nuri Jatim, Jalan Raya Tamberu, Batumarmar Pamekasan, pukul 13.00 WIB hingga selesai, Minggu (17/7/2022). Para alumni sangat antusias mengikuti kajian yang diisi oleh Raden KH. Rofie Muhtam Azhar.
Dalam kesempatan ini dikaji tentang pentingnya menjaga ukhuwah islamiah. Yaitu, persaudaraan yang diikat dengan tali kalimat tauhid, La Ilaha Illallah.
Paparan ini merupakan penjabaran dari hal mendasar yang harus diimani di halaman 12. Yakni mengenai sejumlah pertanyaan malaikat di alam kubur. Di antara pertanyaan itu adalah siapa yang menjadi saudara selama hidup di dunia.
Raden KH. Rofie memaparkan semua orang yang secara dhohir mengucapkan kalimat tauhid, maka harus diakui sebagai saudara. Tali persaudaraan atas nama agama berada di atas segalanya. Dengan tali persaudaraan seagama ini, maka perbedaan apapun harus dikesampingkan.
“Walau beda pandangan Politik, beda organisasi atau lainnya tidak boleh menyakiti sudara,” papar Pengasuh Ponpes Darus Syifa, Batubintang, Batumarmar ini.
Sementara itu, ketua DPW Perdaban Batumarmar, Ach. Kuryadi menegaskan kegiatan kajian Kitab Tarjuman merupakan program rutin DPW yang dilaksanakan setiap satu bulan sekali. Tepatnya setiap Minggu ke-3.
“Ini menjadi ajang silturahmi serta mengkaji bersama isi kitab tarjuman karangan Kiai Abdul Hamid,” katanya.
Selama ini yang mengisi kajian adalah alumni senior yang kompeten. Selain Raden KH. Rofie Muhtam Azhar, ada juga Kiai Baihaki Bustomi.
Ke depan mentor kajian diupayakan diisi oleh Raden KH. Shalahuddin Al-Ayyubi pengasuh Ponpes Ar-ridho, Lesong Daya, Batumarmar. Beliau merupakan salah satu putera pengasuh Ponpes Darul Ulum Banyuanyar alm. KH. Muhammad Syamsul Arifin.
“Nanti kami akan sampaikan ke beliau. Mungkin beliau bisa setiap bulan atau per tiga bulan. Sisanya akan kami jadwal dari alumni,” tandas Ach. Kuryadi.
Untuk diketahui, kitab Tarjuman adalah salah satu kitab Fiqih yang cukup populer di Madura, khususnya Pamekasan. Kitab ini ditulis dalam tulisan pegon Madura karangan KH. Abdul Hamid putra Kiai dari perintis pertama Ponpes Banyuanyar, yakni Kiai Isbat bin Ishaq.
Sejatinya kitab ini merupakan hasil kumpulan tulisan atau semacam makalah yang disampaikan Kiai Abdul Hamid kepada jamaah majelis ta’limnya. Setelah disusun menjadi satu kompilasi kitab, dinamakan dengan “Tarjuman”.