SERIKATNEWS.COM- Menteri Agama Republik Indonesia, Lukman Hakim Saifudin dalam sambutannya mengapresiasi atas terselenggaranya AICIS yang ke-17 yang di laksanakan di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City dari 20-23 November. Selasa, 21/11/17.
AICIS merupakan forum tahunan, juga silaturrahmi intelektual muslim indonesia, dan intelektual internasional, harapannya para cendikiawan berkontribusi dan membahas permasalahan terkini, karna situasi kebangsaan dan kenegaraan di indonesia itu juga tidak lepas dari dunia internasional, di tandai dengan era globalisasi.
Selain itu Lukman Hakim, juga menambahkan konfilk di wilayah di picu oleh keragaman agama, budaya, entik, semakin marak terjadi, kekerasan entik, kekerasan atas nama agama, politik identitas, itu sering terjadi. Pemlihan umum di indonesia kerap kali menimbulkan cara cara primordialisme, agama, ras, dan entik. Kerapkali menimbulkan perpecahan masyarakat dan konflik-konfik sosial.
“Ia pun menyinggung hubungan indentitas keagamaan dan kewarganegaraan, saling berkesimbungan tidak saling bertentangan, berkaitan dengan konsepsi kenegaraan kebangsaan”. Ujarnya.
Islam dalam sejarahnya memiliki pengalaman panjang dalam mengelola hubungan antara identitas keagamaan dan identitas kewarganegaraan. Kisah sukses itu bermula dari Piagam Madinah yang mengakui hak-hak kewarganegaraan bagi seluruh komponen masyarakat Madinah, terlepas dari perbedaan agama, suku, dan ras.
Dengan tegas dinyatakan, “anna al-Yahûd Ummah, wal muslimîn ummah” (orang Yahudi dan Muslim adalah umat dalam ikatan identitas agama masing-masing), tetapi pada saat yang sama, “annal mus limiina wal yahuuda ummah”(kaum muslim dan Yahudi adalah Satu Ummah yang diikat oleh kesamaan sebagai warga negara).
“Prinsipnya jelas, seperti kata Rasulullah, “lahum mâ lanâ wa `alayhim mâ `alayna” (mereka memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan kita),” kata dia. Konsep hampir serupa dibuat para pendiri bangsa yang terdiri dari berbagai kom ponen masyarakat ini.
“Loyalitas tanah air adalah fitrah kemanusiaan yang diakui dan di apresiasi oleh semua agama”
Selanjutnya Lukman Hakim, juga menegaskan bahwa Kesepakatan penetapan Pancasila sebagai dasar membangun berbangsa dan bernegara dalam prinsip Bhinneka Tunggal Ika, kewarganegaraan awal atas dasar lloyalitas kesamaan tempat tinggal, kesamaan tanah air. (MKR)
SerikatNews.com adalah media kritis anak bangsa. Menyajikan informasi secara akurat. Serta setia menjadi platform ruang bertukar gagasan faktual.
Menyukai ini:
Suka Memuat...