SERIKATNEWS.COM – Privilese merupakan hak istimewa. Hak istimewa yang dapat dimiliki seseorang ditentukan contohnya oleh harta, jabatan, keturunan, dan lain sebagainya.
Hak istimewa sendiri memudahkan orang yang memiliki hak tersebut untuk mencapai tujuan sesuai keinginannya. Sehingga khalayak media sosial berasumsi bahwa orang kaya atau orang yang memiliki harta yang banyak dinilai lebih mudah untuk mencapai tujuannya menjadi sukses. Sebab, memiliki privilese atau hak istimewa, tidak seperti orang biasa yang tidak berkecukupan yang harus bekerja lebih keras.
Asumsi yang beredar di media sosial ini pun membuat Gita Savitri mengutarakan pendapatnya mengenai privilese orang berada melalui video yang diunggah di channel Youtubenya pada 20 Februari 2022. Menurutnya, orang yang berasal dari keluarga berada memang punya privilese harta untuk dapat mencapai kesuksesan. Namun, hal itu menurutnya bukanlah satu-satunya privilese yang dimiliki orang berada.
“Ngomongin privilese, selama ini kan paling diskusinya cuman berputar di uang doang kan, dan aku juga nggak menyalahkan sih karena emang uang merupakan hampir segalanya gitu. Cuma yang sering kita lupakan itu ada mentalitas juga dibalik lingkup keluarga berada yang menurut aku enggak semua anak punya,” jelas Gita.
Gita menjelaskan bahwa mentalitas yang dimaksud tersebut seperti mentalitas ketika dihadapkan dengan tantangan, bagaimana caranya untuk memecahkan masalah ketika dihadapkan dengan masalah. Untuk itu, perlu adanya sosok yang dapat dijadikan contoh bagi anak dari keluarga berada dalam mendapatkan mentalitas tersebut.
Salah satu orang yang dapat dijadikan contoh adalah orang terdekat yakni, orang tua. Dengan sosok figur orang tua, maka anak dari keluarga berada memiliki privilese dalam membangun mentalitas yang dibutuhkan anak untuk mencapai kesuksesan.
“Mungkin orang tuanya memperlihatkan gitu ke anaknya bahwa untuk mencapai kesuksesan ada proses gitu di dalamnya,” tambahnya.
Proses tersebut juga dapat berupa kegagalan. Sosok figur orang tua dari keluarga berada mengajarkan bahwa kegagalan adalah bagian dari kesuksesan itu sendiri.
Tidak seperti orang yang berasal dari ekonomi menengah ke bawah yang kemudian menyalahkan sang anak ketika mengalami kegagalan. Sehingga dukungan dari orang tua juga merupakan salah satu privilese yang dimiliki anak dari keluarga berada.
Anak dari keluarga berada juga belajar dari sosok figur mereka bagaimana membangun karier sehingga kelak dapat menjadi sosok yang sukses walaupun sudah berkeluarga. Bagaimana tetap bermimpi walaupun sudah memiliki tanggung jawab di luar diri mereka sendiri.
Privilese tersebut juga mengingatkan diri Gita untuk terus memprioritaskan diri dengan mencapai impian terlepas tanggung jawab lain yang dimiliki.
“Menurut aku, you can not lose yourself Just because you have other responsibility. At the end of the day, diri kamu itu adalah tanggungjawab pertama kamu gitu, I don’t know for me in my experienced, you also have to prioritize yourself as well,” tukasnya.
Menyukai ini:
Suka Memuat...