Otoritas Kesehatan Cina menyebutkan 1.716 petugas kesehatan terinfeksi virus Corona (Covid-19) dan enam orang di antaranya meninggal. Di Iran, sejumlah pejabat tinggi positif virus Corona, di antaranya kepala tim penanganan virus Corona, Deputy Menteri Kesehatan, Wakil Presiden untuk Urusan Wanita dan Keluarga, Anggota Parlemen, dan Walikota di Teheran. Beberapa hari terakhir ini mereka intensif melakukan penanganan wabah virus Corona di Iran. Di Italy, 650 kasus ditemukan dan 17 orang meninggal dunia. Beredar foto-foto supermarket di kota Milan yang menunjukkan rak-rak bahan makanan habis diborong warga yang panik akibat menyebarnya virus Corona secara massive di negara itu.
Cina meyakini peningkatan jumlah kasus Corona menurun dibandingkan 2 pekan sebelumnya dan bahwa 70% manufaktur Cina telah kembali beroperasi. Hal ini sempat membawa sentimen positif terhadap IHSG, sebelum akhirnya anjlok 4 persen pada hari Jumat (28/2/2020) kemarin.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) membenarkan jika wabah virus Corona telah menurun di Cina, tetapi kini Corona menjangkiti negara-negara di luar Cina. Hampir 3000 total kasus infeksi di Korea Selatan dan 17 orang meninggal. Menjadikan Korea Selatan negara dengan jumlah kasus Covid-19 terbanyak di luar daratan Cina.
Jepang liburkan sekolah dan menutup Tokyo Disneyland setelah seorang wanita yang sudah dinyatakan sembuh kembali terjangkit Corona. Australia menganggap Corona pandemi, larangan masuk bagi orang dari Cina diperpanjang. Akibatnya banyak mahasiswa asal Cina yang tak dapat kembali mengikuti kuliah. Pandemi terjadi apabila satu penyakit menular tersebar dengan mudah dari manusia ke manusia di berbagai wilayah di seluruh dunia. Karena alasan itu juga, Arab Saudi secara tegas menutup kota suci Mekah dan Madinah. Ratusan calon jemaah umroh Indonesia terkatung-katung, tak jelas nasibnya. Keputusan ini dibuat menyusul meningkatnya jumlah kasus di Kuwait dan Bahrain.
Terlepas dari ada atau tidak temuan virus Corona, Indonesia tampak adem ayem saja menjalankan business as usual. Berbagai pernyataan menteri dan pejabat dari instansi terkait kerap mengandung faktor noise (gangguan) yang pada akhirnya menjadi bola liar dan menggiring opini publik. Inilah yang kemudian melahirkan berbagi informasi menyesatkan. Selalu ada efek yang ditimbulkan dari pernyataan seorang pejabat tinggi.
Sekitar akhir Januari, ketika virus Corona merebak di Wuhan, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menyampaikan tips agar tak kena virus Corona, kuncinya adalah “berdoa”. Tak hanya itu, ketika secara live ditanya wartawan langkah awal yang akan dilakukan setibanya WNI yang dievakuasi dari Wuhan tiba di Natuna, ia menjawab “Yang pertama sekali makan, karena tubuh butuh makan, dan tentu saja sebelum makan berdoa dulu”. Tidak sekalian tips untuk cuci tangan dulu sebelum makan pak? Pembaca yang baik, saya tak ingin menggiring opini, tapi apakah Menkes kita ini sedang melemparkan parodi?
Lain Menkes, lain Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy terkait 188 WNI yang dievakuasi dari kapal World Dream ke pulau Sebaru, Kepulauan Seribu. Kenapa Sebaru? Ia pun menjawab, “Pokoknya tempat yang kita anggap aman. Karena ada pulau yang tidak ada penghuninya, kita tinggal pakai aja.” Kalimat ini terasa menyakiti didengar warga Kepulauan Seribu yang punya kekhawatiran besar karena selama ini Kepulauan Seribu dikenal akan pariwisata lautnya.
Presiden Jokowi mengatakan dua hal yang harus diselesaikan secara bersamaan saat ini adalah memulangkan ABK di kapal World Dream dan ABK di kapal Diamond Princess. Alasannya, karena ABK di kapal World Dream jumlahnya lebih banyak dan lebih mudah dijangkau karena lokasinya di Hong Kong. Kenapa bukan ABK di Diamond Princess terlebih dulu? Bukankah Diamond Princess telah menjadi epicentrum kedua setelah Cina? Negosiasi alot manakah yang harus diselesaikan dengan pemerintah Jepang? Bukankah Jepang telah menyatakan siap membantu jika pemerintah RI memutuskan untuk menjemput warga negaranya? Amerika, Israel, Hong Kong, Kanada, Korea Selatan telah memulangkan warganya terlebih dulu.
Lima WNI di kapal Diamond Princess dinyatakan positif Corona menyusul empat orang sebelumnya yang telah dirawat di rumah sakit di Chiba dan Tokyo. Lima WNI ini dinyatakan negatif setelah menjalani masa karantina. Covid-19 sangat infeksius, mudah menular apalagi jika berada di lokasi yang sama, bercampur antara yang sehat dan yang sakit. Menurut dr. Erlina Burhan spesialis paru, anggota Satgas Waspada Siaga Covid-19 PB IDI tidak ada paparan penyakit secara serentak. Masa inkubasi seharusnya masih berlangsung sebab dua hari sebelum batas waktu karantina yang jatuh pada 19 Februari masih terjadi paparan, masih ada exposure, sepanjang masa karantina selalu ada pasien yang terdeteksi positif Corona.
Profesor Iwata Kentaro, ahli penyakit menular dari Universitas Kobe mengatakan bahwa karantina di dalam kapal Diamond Princess adalah sebuah kegagalan. Keadaan pasien bisa terdampak infeksi sekunder. Ia melihat petugas medis tidak memakai peralatan lengkap saat mengurus pasien karena ia sendiri sudah tertular. Seperti menghadapi death sentence, betapa mencekamnya kehidupan di dalam kapal Diamond Princess.
Lantas bagaimana pula dengan WNI ABK kapal Westerdam yang sempat ditolak 5 negara sebelum akhirnya bersandar di Kamboja? Dari 362 WNI yang menjadi kru kapal, 27 orang di antaranya kembali ke Indonesia karena kontrak kerja yang telah selesai. Apakah mereka tak perlu menjalani masa observasi meski tak ada temuan Covid-19 di kapal itu? Apa bedanya dengan kru kapal World Dream yang sandar di Hongkong yang sama-sama tak ada temuan kasus Covid-19 juga di kapal tersebut? Lantas bagaimana dengan 335 kru sisanya? Apakah KJRI melakukan komunikasi dengan mereka dan dengan pihak Holland America Line perusahaan pemilik kapal asal Amerika Serikat itu? Risiko apa yang dihadapi jika melanjutkan pelayaran bersama kapal Westerdam? Wawancara langsung saya dengan jubir kementerian luar negeri melalui sambungan telepon di program Good Morning Jakarta terkait hal ini tak temukan jawabnya.
Terakhir, yang juga mengundang tanya besar adalah suntikan dana dari APBN khusus untuk sektor pariwisata sebesar Rp298 Miliar. Dana tersebut terdiri dari Rp72 Miliar untuk influencer, Rp103 Miliar untuk promosi, Rp25 Miliar untuk kegiatan pariwisata, Rp98,5 Miliar untuk maskapai dan biro perjalanan. Kenapa takut merugi dan tetap mencari untung ketika dunia semakin mendekat ke pandemi global?
Menteri Perhubungan memberikan stimulus untuk tiket pesawat ke seluruh tujuan domestik. Menteri Agama meminta Saudi Arabia terbitkan visa ulang untuk umroh. Menteri Pariwisata akan menunjuk youtuber kondang dalam dan luar negeri untuk mengatakan tidak ada Corona di Indonesia? Apakah bangsa kita sedang ber-deklamasi?
Penulis adalah News Presenter BeritaSatuTV dan Tenaga Ahli DPR RI, Jakarta
Mahasiswi Program Doktor Ilmu Kriminologi UI
Baru-baru ini meluncurkan buku Kumpulan Cerpen; Apple Strudel
Chat Nastiti untuk informasi lebih lanjut melalui Twitter/Instagram @nastitislestari