Surabaya,SERIKATNEWS.COM- Di abad 21 ini, pemahaman terkait Ketahanan Energi telah didefinisikan secara lebih komprehensif. Isu-isu terkait ketahanan energi tidak hanya terkait ketersediaan energi, namun juga tersedianya akses energi secara adil bagi seluruh golongan masyarakat serta berkelanjutan. Seiring perkembangan sektor energi bersih, muncul berbagai kesempatan yang dirasa positif. Tentunya, muncul pula berbagai tantangan yang harus dihadapi.
Ketua Umum Front Pemuda Madura (FPM), Asep Irama mengatakan, salah satu tantangan itu meliputi tata kelola energi saat ini belum mapu memberikan nilai tambah secara optimal terhadap ekonomi, dan kebijakan energi yang masih berorientasi ekspor.
Termasuk juga kata Asep, persoalan lain yang dihadapi untuk mewujudkan ketahanan energi nasional adalah kecenderungan meningkatnya ketergantungan terhadap energi fosil yang belum dapat diimbangi secara memadai oleh peningkatan penyediaannya, sementara pemanfaatan energi non-fosil masih relatif kecil.
“Sekarang kenyataan menunjukkan jika kemampuan produksi dan jumlah konsumsi masih terjadi jarak. Tetapi saya optimis ke depan dengan upaya berbagai pihak ketahanan energi migas nasional akan dapat diwujudkan,” kata Asep dalam sambutan Seminar Nasional bertajuk ‘Mewujudkan Ketahanan Energi Migas Nasional’ di Aula Wisma Bahagia, Surabaya, Kamis (16/11/2017).
Dalam dialog yang diselenggarakan Front Pemuda Madura (FPM) bekerja sama dengan SKK Migas, hadir juga Anggota Komite II DPD RI, Ahmad Nawardi, Kepala SKK Migas Perwakilan Jabanusa, Ali Masyhar, Humas SKK Migas Perwakilan Jabanusa, Priandono Hernanto, Humas HCML, Hamim Tohari, jajaran Koordinator Wilayah (Koorwil) FPM.
Di depan kader Cabang PMII Surabaya, Asep meminta pemuda untuk mulai memperhatikan dan mengawal agenda kedaulatan energi nasional yang sudah disusun melalui Kebijakan Energi Nasional (KEN) atas prakarsa Dewan Energi Nasional (DEN).
“Melalui kegiatan ini, saya mengajak pemuda untuk bersama-sama mengawal dan berkontribusi untuk mewujudkan kedaulatan energi migas nasional. Karena ini tentang harkat dan martabat bangsa,” kata mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Bung Karno (UBK) Jakarta tersebut.
Mengakhiri sambutannya, Asep menitipkan pesan penting, bahwa agenda kedaulatan energi merupakan tanggung jawab berat yang harus dipikul, termasuk oleh kalangan mahasiswa. Karena, bagi Asep, kedaulatan energi sektor migas juga akan berkontribusi banyak pada ketahanan sektor lain, seperti ekonomi, sosial, pendidikan.
“Sebagai organisasi kepemudaan, FPM konsisten mengawali dialog-dialog kritis untuk membangun kesadaran pemuda di berbagai wilayah. Bahwa persoalan energi adalah juga persoalan masa depan bangsa. Maka, paling tidak, keterlibatan pemuda dalam mengawal rencana kedaultan energi harus diberikan ruang tumbuh, baik oleh pemerintah, pelaku industri, dan SKK Migas,” tutup Asep.(LAS)
SerikatNews.com adalah media kritis anak bangsa. Menyajikan informasi secara akurat. Serta setia menjadi platform ruang bertukar gagasan faktual.
Menyukai ini:
Suka Memuat...