SERIKATNEWS.COM – Demokrasi Indonesia sudah mulai menurun. Apa lagi dalam sektor pendidikan.
Diskusi yang digalakkan oleh Fron Aksi Mahasiswa Jogja (FAM-J) dan bekerjasama dengan Masyarakat Kopi (Maskop) menjawab persoalan bagaimana demokrasi pendidikan selalu tegak sesuai dengan kebutuhan rakyat.
Sudah terbukti bahwanya efek dari pendemi Covid-19 hari ini membatasi masyarakat, mahasiswa untuk selalu menyuarakan aspirasinya.
Pada era kegelapan seperti ini, dunia akademik disetir oleh orang-orang kapitalis yang bergerak di bidang pendidikan atau kampus. Hal itu dikatakan oleh Gugun El Guyanie pada hari Senin, (13/9/2021) di Gandrung Cafe Yogyakarta.
“Hari ini sudah nampak dan ril akan hilang kritis mahasiswa, tidak aksi, tidak ada lagi mahasiswa yang mengritik kebijakan,” ujarnya saat diwawancarai setelah acara diskusi selesai di Cafe Gandrung Yogyakarta.
Demokrasi Indonesia sudah sering diubah. Pada tahun 1950-1999 menerapkan sistem demokrasi liberal. Pada tahun 1966-1998 menerapkan sistem Pancasila.
Demokrasi liberal sampai dengan demokrasi Pancasila sudah gagal untuk ngobrol persoalan wacana demokrasi. Dan hari ini sudah terbukti di Indonesia bahwasanya demokrasi Indonesia sudah cacat. Kata Agam Selaku Pemateri pada diskusi kali ini.
“Semua itu efek dari masuknya kapitalisme pemodal yang mendoktrin kita untuk selalu membahas politik global dan kepentingan kapitalisme perseorangan,” pungkasnya.
Reporter SerikatNews di Yogyakarta