Tentu, masyarakat menginginkan pemimpin yang dapat mendengar segala keluh kesah rakyatnya, mementingkan kepentingan rakyatnya dan bukan kepentingan pribadi maupun kelompok tertentu. Ditahun 2018 ini sebagai sebuah momen pesta demokrasi tentunya masyarakat menginginkan pemimpin yang berkualitas dan menyesahterahkan masyarakatnya.
Dalam pilkada khusus daerah Nusa Tenggara Barat ada banyak pilihan calon pemimpin yang akan dipilih oleh masyarakat, semua calon pemimpin yang tampil hari ini adalah yang terbaik dari sekian banyak masyarakat NTB yang ada. Namun, sekian dari yang terbaik itu maka yang harus dipilih adalah yang terbaik dari yang baik. Selanjutnya, bagaimana memilih pemimpin yang terbaik itu ?, perlu beberapa langka mengenali pemimpin terbaik dan berkualitas seperti trackrecord calon, visi dan misi calon dan hal lain.
Pada pilkada NTB setidaknya ada nama pasangan calon yang dinilai bersaing ketat dalam memenangkan kursi gubernur, menurut Survey NTB Indonesia pasangan calon Zul-Rohmi dan Ahyar-Mori sama-sama unggul dan menjadi terdepan akan tetapi dari perspektif yang berbeda. Pasangan calon Zul-Rohmi unggul dibanding calon lain dalam hal publikasi sekitar 11,6%, yang dimaksud dari unggul publikasi ialah tolak ukur melalui publikasi yang kandidat yang paling sering dilihat dimedia baik koran, baliho maupun iklan TV.
Sedangkan pasangan calon Ahyar-Mori unggul dalam hal dukungan sebesar 26,1% diikuti oleh pasangan calon Suhaili-Amin diurutan kedua dengan jumlah suara 24,8% kemudian disusul oleh pasangan calon Ali-Sakti dengan jumlah suara 21,2% dan 11,6% memilih Zul-Rohmi, sedangkan sisnya menjawab tidak tahu sejumlah 16,3%. Hasil survey ini membuktikan bahwa pasangan Ahyar-Mori memantaskan dirinya menjadi pemimpin NTB selanjutnya.
Pasangan calon Ahyar-Mori adalah dua pasangan yang mewakili keinginan masyarakat NTB. Banyak calon yang menjual keberhasilan Tuan Guru Bajang untuk menarik simpatik masyarakat. Akan tetapi pasangan Ahyar-Mori tanpa menjual dengan embel-embel “Melanjutkan Program TGB” atau klaim bahwa TGB mendukung pasangan calon A semisal. Semua hal tersebut semacam jargon yang kehilangan daya saing dan memiliki terobosan baru dalam hal program kedepan. Sedangkan pasangan Ahyar-Mori memiliki inisiatif untuk membangun NTB dengan semangat yang telah dilakukan oleh TGB, melanjutkan program TGB yang dinilai baik dan pantas dilanjutkan maka akan dilanjutkan.
Hal lain yang mendukung pasangan calon Ahyar-Mori adalah pengalaman dalam hal memimpin seperti TGH. Ahyar Abduh memiliki pengalaman memimpin kota Mataram dari tahun 1995 sampai tahun 2020 artinya selama hampir tiga periode beliau dipercayakan membangun serta memimpin kota Mataram dan hasil kerjanya masyarakat menilai menilai sendiri selama hampir tiga periode amanah itu diemban. Sedangkan untuk wakil yang mendamping Ahyar yaitu H. Mori Hanafi, S.E memiliki pengalaman penting diranah legislatif seperti dua periode menjadi anggota DPRD provinsi NTB dan pengalaman menjadi wakil ketua DPRD provinsi NTB.
Melihat pengalaman dari duet pasangan calon Ahyar-Mori jika mengacu kedepan dengan memimpin NTB. Pengalaman Ahyar selama hampir tiga periode di eksekutif sebagai walikota Mataram sedangkan wakilnya adalah seorang yang memiliki pengalaman di legislatif selama dua periode. Sungguh pasangan yang serasi dan cocok mengemban amanah untuk bekerja memimpin NTB kedepan. Duet yang serasi dengan melihat pengalama keduanya akan saling melengkapi kerja-kerja pemerintahan NTB kedepan, sudah saatnya NTB dipimpin oleh pasangan yang memiliki hal berbeda akan tetapi saling melengkapi seperti yang dimiliki oleh pasangan calon Ahyar-Mori.
Wakil Ketua Lakspesdam NU Kota Yogyakarta, Kader PMII Jogja
Menyukai ini:
Suka Memuat...