JAKARTA – Sabu atau methamphetamine adalah salah satu jenis narkotika golongan amfetamin yang memiliki efek stimulan kuat terhadap sistem saraf pusat. Bentuknya yang menyerupai kristal bening atau bubuk kerap disalahgunakan dengan cara dihirup, disuntikkan, atau diminum oleh penggunanya.
Meskipun memberikan efek euforia sesaat, sabu menyimpan dampak serius terhadap kesehatan tubuh, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam laman pafikepbadas.org dijelaskan dampak penggunaan sabu yang patut diwaspadai:
1. Gangguan Kerja Otak dan Suasana Hati
Penggunaan sabu memengaruhi aktivitas neurotransmitter di otak, seperti dopamine dan serotonin, yang awalnya memberikan efek senang dan penuh energi. Namun, ketika kadar hormon ini menurun drastis, pengguna cenderung mengalami gangguan suasana hati seperti stres, depresi, mudah marah, bahkan mengalami halusinasi, paranoia, serangan panik, dan insomnia.
2. Keluhan Kardiovaskular
Sebagai stimulan, sabu memicu jantung untuk berdetak lebih cepat. Akibatnya, pengguna bisa mengalami tekanan darah tinggi dan palpitasi. Kondisi ini meningkatkan risiko penyakit jantung serius seperti takikardia, serangan jantung, atau bahkan gagal jantung.
3. Masalah Sistem Pernapasan
Sabu juga berdampak pada sistem pernapasan. Pengguna bisa mengalami napas cepat, lemas, hingga pingsan. Dalam kasus yang parah, terjadi pendarahan di paru-paru yang menyebabkan batuk darah, menandakan komplikasi serius akibat penggunaan sabu.
4. Penurunan Sistem Imun
Narkotika ini dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh. Pengguna menjadi lebih rentan terhadap infeksi karena tubuh kesulitan melawan bakteri dan virus. Gejalanya antara lain berat badan menurun drastis, demam tinggi, hilangnya nafsu makan, serta gangguan kesehatan gigi dan mulut.
5. Gangguan Otak Permanen
Dalam jangka panjang, penggunaan sabu bisa menyebabkan kerusakan permanen pada otak. Fungsi kognitif seperti memori, konsentrasi, pemecahan masalah, dan kemampuan belajar akan terganggu. Akibatnya, pengguna mengalami kesulitan dalam aktivitas sehari-hari dan penurunan kualitas hidup secara signifikan.
6. Kerusakan Organ Tubuh
Efek toksik sabu berbahaya bagi organ vital. Jantung berisiko terkena serangan mendadak akibat tekanan darah yang terus meningkat. Di sisi lain, hati juga rentan mengalami peradangan, kerusakan sel, hingga sirosis akibat konsumsi sabu jangka panjang.
7. Adiksi Narkotika
Dampak paling berbahaya adalah kecanduan. Ketergantungan terhadap sabu membuat pengguna sulit berhenti, meski sadar akan bahayanya. Adiksi narkotika tidak hanya berdampak pada fisik dan psikis, tetapi juga sosial, ekonomi, dan hukum.
Penggunaan sabu tidak hanya merusak tubuh, tetapi juga masa depan. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya narkotika dan memperkuat upaya pencegahan serta rehabilitasi bagi mereka yang terlanjur terjerumus. (*)
SerikatNews.com adalah media kritis anak bangsa. Menyajikan informasi secara akurat. Serta setia menjadi platform ruang bertukar gagasan faktual.
Menyukai ini:
Suka Memuat...