Perlu diketahui bersama bahwa energi nuklir seharusnya dapat lebih banyak memberikan manfaat kepada Indonesia. Namun sebagaimana yang selama ini alami bersama memanfaatkan energi nuklir sejak dicanangkan pada tahun 1964 masih pada sebatas penelitian untuk manfaat bagi pertanian serta kesehatan.
Sekarang sudah 53 tahun yang lalu sejak Bung Karno menyatakan Indonesia Go Nuklir untuk menjadi sarana jembatan emas yang akan dapat mengantarkan masyarakat menjadi sejahtera selalu mengalami berbagai kendala dengan berbagai macam persoalan. Sehingga sekarang pada saat negara kecil seperti Bangladesh yang kondisinya lebih miskin serta sangat minim memiliki ahli nuklir semenjak kemarin tahun 2017 sudah melangkah memulai membangun dua pembangkit listrik nuklir besar.
Persoalan energi sekarang sudah berada pada situasi yang sangat mengancam kemajuan pembangunan Indonesia. Negara Indonesia yang sungguh kaya raya seharusnya dapat mengambil manfaat sebesar-besarnya dari energi listrik sebagai bagian dari keajaiban hasil akal budi umat manusia. Namun sekarang persoalan energi listrik telah semakin mencekik kehidupan rakyat Indonesia.
Pendapatan negara semakin tergerus oleh besarnya subsidi, demikian juga rakyat telah makin menderita akibat mahalnya tarif listrik menjadi seperti lingkaran setan akibat biaya produksi pembangkit energi semakin membesar sedang disatu sisi lain diperlukan harga energi murah untuk meningkatkan daya saing sektor produksi Indonesia.
Baca Juga: Energi Nuklir bagi Perdamaian dan Kehidupan
Jika kondisi demikian tidak menjadi perhatian bersama. Maka apakah Indonesia akan dibiarkan terus mengalami degradasi energi menjadi lebih parah dari pada Bangladesh?! Bandingkan dengan Bangladesh berani membuat lompatan besar demi kesejahteraan rakyat untuk kemajuan ekonominya, dengan segala keterbatasannya memulai Pembangunan Konstruksi PLTN yang sedang berlangsung semenjak tahun lalu 2017.
Demikian pula negara Jepang juga telah memberikan persetujuan kepada Tokyo Electric Power (Tepco) untuk mengoperasikan lagi dua reaktor di Kashiwazaki-Kariwa ( PLTN) yang terbesar di dunia. Pembangkit listrik yang terdapat di prefektur Niigata pada waktu yang lalu berhenti beroperasi saat bencana tsunami yang menyebabkan kebocoran. Beberapa PLTN lainnya di pesisir Jepang yang terkena gempa berkekuatan 9,0 pada skala Richter, Maret 2011 rusak atau bocor tak saja oleh getaran gempa tetapi oleh badai tsunami yang menghancurkan kota. Peremajaan PLTN tua dan untuk sementara waktu digantikan oleh PLTU.
Maka sudah seharusnya rencana pembangkit nuklir dengan segala aspek harus tetap diperhitungkan untuk dimulai. Tentunya tidak bisa lagi berfikir secara linier terus menerus dalam mengatasi kebutuhan energi listrik yang mengalami percepatan. Terlebih pemerintah telah memulai melakukan pembangunan infrastruktur di daerah-daerah demi menggerakkan ekonomi kerakyatan harus juga didukung dengan biaya listrik yang terjangkau.
Bersyukur bahwa sekarang ada Presiden Jokowi, seorang pemimpin yang punya nyali. Ini akan kita jaga terus. Karena beliau sungguh bekerja dengan hati untuk dapat mengentaskan rakyat dari ketertinggalan dan kemiskinan.
Niscaya kalau Indonesia sudah mulai melangkah lebih jauh dalam memanfaatkan energi nuklir, bukan hal yang mustahil untuk melakukan ekspor energi listrik ke negara tetangga, tidak lagi hanya ekspor hasil tambang seperti minyak, gas dan batubara.
Dengan memulai menggunakan nuklir sebagai pembangkit listrik, maka bayang-bayang ketakutan hancurnya lingkungan alam akibat penambangan tidak terjadi. Kita tentu tidak mengharapkan pulau Kalimantan atau pulau-pulau lain hancur menjadi seperti gurun pasir, terkoyak akibat keperluan akan pasokan tambang batubara ataupun lainnya yang meninggalkan jejak-jejak berbahaya bagi lingkungan hidup.
“Lingkaran setan kebutuhan energi harus segera bisa dipatahkan untuk Indonesia Raya”.
Negara-negara sahabat pengguna dan produsen pembangkit nuklir telah menyatakan kesediaannya untuk membantu Indonesia mewujudkan Go Nuklir, dengan berbagai kerjasama telah diberikan.
Persoalan energi nuklir setiap kali terjadi pro dan kontra, namun terlepas dari itu semua yang lebih penting adalah bagaimana dengan segera dapat mewujudkan ketersediaan energi yang terjangkau bagai rakyat dan tidak lagi setiap saat semakin memberatkan pemerintah oleh kenaikan subsidi-subsidi energi.
Lembaga dan badan-badan terkait seperti ESDM, BATAN, BPPT juga harus segera berbenah berkaca diri sungguh melihat persoalan bangsa yang memerlukan percepatan.
Rakyat itu sudah lapar menunggu energi murah terjangkau. Tidak lagi bisa selalu diberikan Permen Nuklir, karena yang dibutuhkan adalah kehebatan Energi Nuklir.
Bayangkan sudah 53thn hanya diberikan makan permen doang. Apabila Indonesia ingin mempertahankan statusnya sebagai negara maju dan berdaulat, untuk dapat mengentaskan kemiskinan, meningkatkan ekspor dan ekonomi kerakyatan, maka tidak ada pilihan lain segera mengikuti langkah berani yang dilakukan Bangladesh.
Sebab sumber- sumber energi fosil yang selama ini menjadi sumber energi Indonesia pada akhirnya akan habis. Minyak bumi nasional akan habis dalam 11 tahun. Gas akan habis dalam 35 tahun. Batu Bara akan habis dalam 70 tahun. Disaat yang sama Indonesia memproyeksikan pertumbuhan industri diatas 30 persen dan ekonomi diatas 7 persen. Semuanya hanya pada sebatas mimpi dan penonton, jika pemerintah tidak berani mengambil keputusan yang tepat SAAT INI , UNTUK SEGERA MENDIRIKAN PLTN!
Negara Indonesia membutuhkan orang-orang yang bersih dalam perjuangan dan bukan kelompok penghianat yang hanya mementingkan diri sendiri dan kelompoknya. Indonesia perlu pejuang Nasionalisme tulen. Bila hal ini terpenuhi, maka Indonesia akan menjadi tempat dimana keadilan dan hati nurani selalu diperjuangkan untuk menuju kehidupan rakyat sejahtera.
Perlu ditegaskan mengenal pemanfaatan energi nuklir ini sama dengan kita memerlukan mobil. Tentu untuk bisa memanfaatkan mobil, orang tidak perlu terlebih dahulu harus belajar cara membuat ban, membuat rangka dan mesin mobil.
Yang diperlukan pada saat akan memanfaatkan dan menggunakan mobil, cukup perlu tau prinsip dasar keamanan kendaraan serta bagaimana pemeliharaan agar mobil selalu dalam kondisi prima serta aman sehingga dapat memenuhi semua kebutuhan dari adanya kendaraan.
Hal demikianlah yang juga seharusnya dipahami oleh pemerintah dan juga masyarakat Indonesia dalam memanfaatkan keberadaan energi nuklir.
Jika prinsip demikian sudah bisa disadari, maka manfaat dari energi nuklir bisa lebih banyak lagi aspek kebutuhan hidup masyarakat dapat tercukupi semuanya.
Kalau selamanya setiap saat masyarakat dicekoki oleh bahaya hantu nuklir maka sampai sehari setelah kiamat, negara Indonesia tidak pernah sepenuhnya mampu dalam memanfaatkan energi nuklir.
Sama halnya dengan mengemudikan mobil, jika selalu ditakut-takuti akan bahaya menyetir mobil, maka untuk belajar cara menyetir mobil saja tidak akan berani. Cukup berikan cara singkat bagaimana menjalankan mobil dengan aman dan benar, serta apa yang harus dilakukan dalam perawatannya.
Maka kembali kepada pertanyaan mendasar dari uraian mengenai energi nuklir. Apakah rakyat Indonesia memerlukan pasokan energi listrik untuk memenuhi semua kebutuhan hidup yang murah, baik dan benar??
Sama halnya dengan pertanyaan apakah manusia modern memerlukan mobil sarana transportasi angkutan yang murah, baik dan benar?? Maka mulailah dari sekarang kita bersama membuat langkah yang terukur untuk memanfaatkan pembangkit energi listrik bertenaga nuklir.
Besok tanggal 7 dan 8 Februari 2018, masyarakat nuklir dunia akan datang berkumpul di Jakarta. Apakah kita akan menyaksikan keberanian bangsa Indonesia lebih melangkah jauh dalam upaya memanfaatkan energi nuklir bagi masa depan bangsa dan negara Indonesia.
Ataukah kita akan menunggu untuk lebih lama lagi sampai adanya keberanian untuk membuat satu langkah dalam pemanfaatan energi nuklir yang terbarukan serta lebih baik bagi lingkungan alam.
Menyukai ini:
Suka Memuat...