SERIKATNEWS.COM – Dalam beberapa pekan terakhir, masyarakat Kabupaten Probolinggo, dihadapkan dengan lonjakan harga beras, terutama untuk beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Kini, menjelang Bulan Ramadhan, harga beras di pasar tradisional mulai menurun.
Menyikapi penurunan harga beras PSHP tersebut, masyarakat Kabupaten Probolinggo berharap agar Bulog Cabang Probolinggo turut campur tangan dengan menggelontorkan beras SPHP secara masif dan merata kepada seluruh distributor khususnya di wilayah Kabupaten Probolinggo.
“Kami merasa lega melihat harga beras SPHP mulai turun sedikit demi sedikit di pasar. Namun, kami berharap agar Bulog memastikan pasokan beras SPHP mencukupi di seluruh wilayah Probolinggo,” kata Nur Halimah, Ibu Rumah Tangga (IRT) asal Kecamatan Kraksaan, Jumat (1/3/2024).
Sementara salah satu Distributor Beras di Kabupaten Probolinggo, Prabowo mengatakan, jika harganya beras mulai berangsur turun. Salah satunya seperti harga premium, yang mana dalam sepekan terakhir sudah turun di harga Rp13.900 dari harga awal Rp15.500.
“Ada beberapa faktor yang membuat harga beras saat ini turun, salah satunya mulainya musim panen para petani meskipun panen masal diperkirakan terjadi di bulan April sampai Mei. Kalau pasokan beras sendiri dijamin aman, sampai hari raya,” ujar Prabowo.
Menanggapi harapan hal ini, Wakil Pimpinan Bulog Cabang Probolinggo Yoga Prastadji mengatakan, Bulog sudah melakukan pendistribusian SPHP sejak Januari 2024 lalu. Pendistribusian itu dilakukan memang untuk menstabilkan harga beras medium di pasaran.
“Sejak Januari, setiap harinya itu kami gelontorkan 150-200 ton ke daerah-daerah. Jumlah itu untuk tiga wilayah, yaitu Kabupaten Probolinggo dan Kota Probolinggo, serta Kabupaten Lumajang. Program ini akan berlangsung sampai akhir tahun atau sampai Desember 2024,” tutur Yoga.
Tercatat, lanjut Yoga, pihak Bulog sudah sekitar 4.100 ton beras SPHP yang tersalurkan baik itu disalurkan atau didistribusikan kepada distributor maupun pengecer.
“Kami juga berkerja sama dengan kios yang ada di pasar maupun pedesaan. Dan untuk saat ini stok masih aman, ada di sekitar 5.900 ton. Kami juga wanti-wanti agar tidak menjual di atas Harga Eceran Tertinggi (HET),” pungkasnya.
Wartawan Serikat News Probolinggo
Menyukai ini:
Suka Memuat...