JEPANG jadi negara Asia yang paling mencuri perhatian dunia setelah mengalahkan 2 negara yang saat ini jadi salah satu rujukan sepak bola dunia, Spanyol dan Jerman. Kemenangan atas 2 negara yang juga pernah menjadi rekan seperjuangannya di perang dunia ke II itu tentu saja memastikan negeri asal Captain Tsubasa itu dapat tiket lolos ke fase knockout.
Sementara saudara se Asia yang lain, Qatar (tuan rumah), Iran dan Arab Saudi sudah harus berpamitan lebih awal pada ajang yang terlaksana 4 tahun sekali itu. Di akhir, Korea Selatan yang juga jadi partner Jepang dalam forum QUAD (Sebuah Forum Dialog untuk memperdalam hubungan ekonomi, diplomatic dan militer) ikut menyusul Jepang ke fase knockout setelah keluar sebagai runner up group H.
Tidak seperti negara-negara Asia yang lain, sepertinya negeri sejuta sakura itu telah berhasil menarik perhatian dunia di perhelatan akbar tersebut. Bukan hanya karena tingkah suporter Jepang yang mendapat apresiasi karena kerap tertangkap kamera sedang bersih-bersih di selepas menyaksikan tim kebanggaannya bermain, toh ternyata itu memang jadi kepercayaan masyarakat Jepang yang memang didominasi oleh penganut “Shinto” yang meletakkan rasa hormat terhadap alam sekitar. Bagi mereka, para dewa-dewa hidup di dalamnya, olehnya harus jadi tempat yang bersih.
Negeri dengan sebutan negeri nihon (Negeri Matahari Terbit) itu menjadi negara kedua di Asia yang paling sering terlibat di pentas piala dunia sebanyak 8 kali. Wajar saja jika Jepang tidak terlalu demam panggung bermain di ajang seperti piala dunia itu dibanding beberapa negara Asia lainnya, meski kerap harus terhenti hanya sampai pada babak 16 besar.
Piala Dunia 1998 di Perancis jadi penampilan perdana Timnas Jepang di bawah asuhan Takeshi Okada meski harus terhenti di babak penyisihan group. Tidak hanya mengungguli beberapa negara Asia lain perihal sepak bola, dilihat dari sudut ekonomi politik, negara sejuta stasiun tersebut juga tidak boleh disepelekan. Data yang baru saja dirilis Lembaga Dana Moneter Internasional (IMF) per 2 November 2022 menempatkan Jepang di posisi ketiga dunia, negara dengan ekonomi terkuat di bawah China dan AS.
Pemberlakuan Doktrin Sakoku hingga Menuju Restorasi Meiji, Awali Negeri Para Shogun dan Kekaisaran jadi Negara Imperalis Baru
Sama seperti negara-negara imperealis lainnya, Jepang punya bab panjang dalam membentuk lanskap sejarahnya sebelum era restorasi Meiji. Kudeta berdarah antar klan hingga pada pelengseran kekaisaran (Pemimpin Absolut) oleh klan Tokugawa (Militer) menghiasi perjalanannya. Politik isolasi dari negara luar menjadi corak politik ekonomi di era keshogunan (pemerintahan yang dipimpin militer) oleh klan Tokugawa selama lebih dari 200 tahun dan menutup segala koneksi politik dan ekonomi pada negara-negara asing/Barat.
Di periode keshogunan Tokugawa jugalah yang banyak memberi sumbangsi pada pembentukan struktur politik serta seni dan kebudayaan tradisional yang kental. Hingga sampai hari ini masih terlihat seperti baju kimono yang sering kita saksikan ketika mengunjungi negeri matahari terbit tersebut. Praktik isolasi diri yang dijalankan oleh Shogun Tokugawa akhirnya dihapus setelah utusan Presiden AS ke-13, Millard Fillmore melalui komandan angkatan laut yang memimpin ekspedisi serta angkatan perang AS itu menuntut untuk menghapus Doktrin Sakoku dengan didukung oleh para kelompok samurai kaum nasionalis yang memang pro dan menginginkan kekaisaran kembali menjadi kepala pemerintahan.
Perang saudara antar pendukung kekaisaran dan Shogun itu pada akhirnya mengakhiri pemerintahan militer yang dipimpin oleh Shogun yang dikenal sebagai pemerintahan feodal dan kembali menjadi negara bercorak demokratis. Ini sekaligus menjadi titik balik Jepang sebagai negara modern dengan perubahan struktur politik ekonomi dan corak kebudayaan bercampur dengan kebudayaan Barat, yang disebut sebagai Restorasi Meiji.
Setelah kekaisaran Meiji kembali jadi kepala pemerintahan di 1868, lambat laun Jepang berubah menjadi negara dengan corak Barat yang menekankan pada industrialisasi. Hal ini bermuara pada percepatan industri strategis seperti transportasi dan komunikasi. Ditandai dengan dibangunnya kereta api pertama di tahun 1872 hingga mampu menghubungkan semua kota-kota besar pada 1880.
Pemerintahan Jepang juga memberikan akses seluas-luasnya pada pelajarnya untuk menempuh pendidikan di negara-negara Barat untuk mempelajari teknogi serta bidang ilmu modern lain. Hingga negara samurai tersebut mencapai puncak menjadi kekuatan ekonomi baru di Asia dan menempatkannya setara dengan negara-negara Barat yang menjadikannya negara imperealis baru di daratan Asia Timur.
Perang Dunia ke-II, jadi Perang antar Negara Imperalis Memperebutkan Negara Jajahan
Sekitar 90 tahunan yang lalu, ketegangan perang dunia II di beberapa wilayah Afrika Utara, Eropa Barat dan Timur serta Asia Pasifik yang melibatkan beberapa negara blok sekutu (Big Four) seperti Britania Raya, Tiongkok dan Uni Soviet serta beberapa negara koloni dan jajahan di bawah pimpinan Amerika Serikat melawan blok poros/axis negara kerajaan Italia, Nazi Jerman serta kekaisaran Jepang dan beberapa negara koloninya saling sikut dalam upaya ekspansi saling berebut negara koloni untuk dikuasai.
Di Asia Pasifik sendiri, Jepang yang sadar akan potensi negara China berupaya menggandengnya sebagai bagian koloni. Jepang yang saat itu diisi oleh para militer dan politisi yang fasis terus menggelorakan slogan Hakko Ichiu, sebuah slogan yang kerap digunakan untuk menyatukan kekuatan Asia Timur Raya di bawah panji kekaisaran Jepang akhirnya menggedor China 7 juli 1937.
Pada 7 Desember 1941, Jepang melakukan penyerangan terhadap Pearl Harbor, sebuah pangkalan angkatan laut AS sebagai langkah negeri kekaisaran itu untuk mematahkan dominasi ekspansi negara-negara Barat kepada negara Asia Pasifik. Perang tak terelakkan, AS dan sekutu akhirnya menyerang balik, di tanggal 1 April hingga 22 Juni 1945 menjadi hari-hari bersejarah bagi masyarakat Jepang.
Mereka tidak akan melupakan peristiwa pertempuran Okinawa yang menyebabkan ratusan ribu orang meninggal. Tak heran kalau pertempuran ini menjadi salah satu perang terbesar dalam Perang Dunia II.
Pengeboman kota Nagasaki dan Hiroshima menjadi puncak yang pada akhirnya membuat Jepang menyerah pada sekutu. Kerugian jiwa dan materil yang paling besar dalam sejarah peperangan itu menjadikan blok sekutu keluar sebagai pemenangnya.
Peran Amerika dalam Kebangkitan Ekonomi Jepang
Kita semua tahu konsekuensi logis dalam peperangan, bahwa yang kalah menyerahkan kedaulatan wilayah, politik serta ekonomi kepada negara pemenang perang. Di tahun 1951, AS manjadi inisator dalam perundingan perdamaian antara blok sekutu dan Jepang di Kota San Fransisco dan menyepakati beberapa hal termasuk perjanjian keamanan AS-Jepang dengan memberikan otoritas penuh kepada negeri Paman Syam tersebut untuk memiliki pangkalan militer di negeri sakura. Hal demikian menandai kendali blok sekutu Amerika Serikat terhadap Jepang di era modern sebagai perpanjangan tangan negara-negara sekutu dalam menjaga stabilitas dan kepentingan strategis negara-negara sekutu di Asia Timur.
Di bawah perlindungan dan sokongan negara-negara sekutu seperti AS, kekaisaran Jepang disepakati dalam konstitusi baru tidak lagi dianggap sebagai pemilik mutlak/absolut kekuasaan. Paham ultranasionalisme mulai ditinggalkan, demokrasi disambut, Jepang yang telah luluh lantak sejak peristiwa Perang Dunia ke-II itu pelan-pelan melakukan pembaruan ekonomi dengan melakukan reformasi pada pertanian dan tenaga kerja serta para investor mulai berdatangan menjadikan industrialisasi bergerak kembali. Memasuki tahun 1980-an Jepang menjadi salah satu negara eksportir tersukses yang mengantar negara para Yonkou itu menjadi matahari baru di dataran Asia bahkan dunia.