Publik terkesima, saat Jokowi menyambut gembira keinginan Amin Rais untuk mencalonkan diri sebagai Capres 2019. Jokowi, saat ditanya wartawan, mengatakan (kurang lebih intinya) , bagus kalau beliau maju. Beliau kan banyak pengalaman politik. Hal ini menggembirakan, karena ada calon alternatif yang dapat dipilih.
Jawaban Jokowi, benar-benar diluar perkiraan pihak-pihak yang anti pemerintah saat ini (baca sebagai:pihak disana). Pihak sana mungkin menduga Jokowi akan membuly Amin Rais atau mengangggap enteng Amin Rais, dengan ungkapan macam-macam. Tapi ternyata..oh ternyata, banyak sekali kita semakin kagum pada jiwa besarnya Jokowi.
Kita sudah tahu sikap Amin Rais selama ini terhadap Jokowi. Kritik-kritik dan ujaran politik Amin Rais, lebih bernuansa menyerang Jokowi bahkan cenderung berlebihan. Misalnya dalam salah satu pernyataannya, Amin Rais mengatakan Jokowi tidak akan menang dalam pilpres kelak, karena Tuhan akan memilih yang lain. Ini ungkapan tendensius yang tidak pantas dinyatakan oleh seorang figur seperti Amin Rais.
Penulis tidak berkehendak membahas para pihak disana. Biarkan saja apa kehendak mereka, asalkan tidak terus menerus membuly pemerintah tanpa fakta. Jangan pula terus menerus memproduksi fitnah karena benci dan kedengkian. Jika hati sanubari pihak sana ternyata tidak sadar jua terhadap segala hal jahat yang dilakukannya, maka tiada artinya mereka berpuasa selama ini.
Kembali pada jiwa besar Jokowi mengapressiasi keinginan Amin Rais maju sebagai capres, inilah keistimewaan jokowi. Dibalik kesederhanaan penampilan dan cara berkomunikasinya, tersembunyi sikapnya yang luar biasa sabar, tenang dan mampu membuat musuh2nya mati langkah. Berapa banyak meme dan berbagai foto editan yang menghinakannya. Namun Jokowi tetap santai dan tidak terprovokasi.
Penulis tidak kenal Jokowi secara pribadi. Penulis tidak berkepentingan untuk menulis tentang Jokowi demi mendapat jabatan apa-apa. Sebagai pengajar di kampus, penulis hanya ingin menyampaikan hal-hal obyektif dalam bingkai akademis, tentang seorang Jokowi.
Mengurai tentang berbagai hebatnya Jokowi, tidak memerlukan penelitian yang canggih. Fakta empiris keseharian perjalanan pemerintahan di bawah kendali Jokowi, sudah mampu membawa kita pada kesimpulan bahwa dia berhasil membuat Indonesia ini lebih baik. Jangan seperti pihak sana yang selalu nyinyir menyebut semua salah Jokowi .
Kita harus faham dan sepenuhnya sadar, tiada pemerintahan di dunia ini yang sempurna. Oleh sebab itu, kita harus mampu secara rasional dan jujur mengakui, bahwa dibalik ketidak sempurnaan yang ada, lebih banyak keberhasilan yang diraih. Hanya orang-orang yang dengki dan ambisius meraih kekuasaan yang tidak rela menyiapkan ruang di hati dan pikirannya untu keberhasilan Jokowi.
Sebagai warganegara Indonesia, saya patut berbangga hati memiliki presiden seperi Jokowi. Ketika banyak orang di luar negeri banyak yang memuji kemajuan Indonesia di bawah kendali Jokowi, apa bukannya sangat amat keterlaluan justru sebagian kita nyinyir dan tak henti-hentinya merendahkan Jokowi.
Silahkan raih kekuasaan yang diingini, namun gunakanlah cara-cara manusia yang beretika dan beradab. Bukan dengan cara-cara menghalalkan berbagai cara yang biadab. Jika tidak mampu belajar dan mengikuti keadaban cara manusia, maka samalah artinya orang-orang tersebut hanya wujudnya yang manusia. Atau ikutilah petunjuk Al-Quran yang menyebut, bahwa sungguh pada binatang ternak itu terdapat banyak pelajaran.
Perkenankan penulis menggubah syair berikut ini, sebagai tanda kagum kepada Jokowi:
Pak JokowiAku dan banyak orang Indonesia,
Bangga padamu
Diantara fitnah dan kekejian yang menyerangmu,
Tegar engkau hadapi dengan senyum dan canda.
Eengkau tidak peduli disamakan dengan segala apa.
Pak JokowiAku dan banyak orang Indonesia,
Mendoakan dirimu
Kami membutuhkan sosok pemimpin seperti mu..
Pemimpin yang mendamaikan
Pemimpin yang mengayomi..
Pak Jokowi.Aku dan banyak orang Indonesia
Sayang padamu.
Kepada Tuhan kami bermohon,
Jangan takdirkan Indonesia dipimpin orang dzalim..
Berikan Indonesia pemimpin-pemimpin seperti dirimu
Pak Jokowi..Aku dan banyak orang Indonesia,
Mengharapkan dirimu jadi lagi presiden kami,
Biarkan pihak sana mengaum tanpa henti,
memfitnahmu tanpa jemu.
Dikau tetap terbaik sampai kini,
Terukir indah dihati kami.
Puisi sebagai penutup tulisan ini, saya tulis hari Rabu, 13 Juni pada pukul 03.00 malam waktu NTB, usai bermunajat kepada Illahi Rabbi, agar kita dan Indonesia selalu dalam lindungan Tuhan. Ya Allah, jangan jadikan Indonesia daerah konflik seperti di Suriah sana. AminYa Rabb.-