SUMENEP – Aksara Farm terus menunjukkan konsistensinya dalam mendorong pertanian berkelanjutan. Kali ini, mereka tengah mempersiapkan panen besar melon jenis Sagami yang berlokasi di Desa Bragung, Kecamatan Guluk-Guluk, Kabupaten Sumenep.
Sebanyak 660 tanaman melon Sagami tumbuh subur dengan sistem irigasi tetes (drip irrigation) yang diterapkan untuk mengoptimalkan pertumbuhan sekaligus efisiensi penggunaan air. Melalui pendekatan modern ini, Aksara Farm membawa misi besar lewat program bertajuk “Menanam Harapan, Memanen Perubahan.” Program ini menitikberatkan pada peningkatan kualitas hasil tani serta pemberdayaan petani lokal.
Meski panen belum dilakukan, harapan besar mulai tumbuh di hati para petani. Ketua Kelompok Tani Sumber Usaha, Harto menyampaikan optimisme sekaligus harapannya agar hasil kerja keras mereka benar-benar bisa terbayar lunas dengan harga jual yang berpihak pada petani.
“Kami sudah berusaha maksimal sejak awal. Mulai dari pemilihan bibit unggul, perawatan yang benar, sampai pengawasan intensif setiap hari. Sekarang tinggal menunggu hasilnya,” ujar Harto saat ditemui di lahan pertanian GHB-Drip di Desa Bragung, Selasa (9/4/2025).
Lebih lanjut Harto menjelaskan bahwa perkiraan buah melon Sagami akan memasuki masa panen dalam waktu sekitar enam minggu ke depan.
“Insyaallah sekitar satu bulan setengah Melon Sagami ini sudah siap panen. Kami semua tentu berharap harganya bisa bagus di pasaran. Jangan sampai perjuangan kami sia-sia. Mudah-mudahan ada dukungan juga dari pemerintah dan pembeli agar petani tetap semangat,” imbuhnya.
Dikonfirmasi terpisah, pendiri Aksara Farm, Ibnu Syaifur Rahman, menyebut pihaknya telah menyiapkan jalur distribusi sejak awal, demi memastikan hasil panen terserap pasar dengan baik.
“Alhamdulillah, sudah ada kerja sama dengan pedagang besar. Kami memang membidik pasar melon premium sejak awal,” tegasnya.
Alumnus Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Malang itu menyatakan bahwa petani perlu memiliki nilai tawar agar perjuangan mereka tidak berhenti di lahan.
“Sejak awal kami tidak hanya memikirkan produksi, tapi juga bagaimana hasil panen bisa terserap dengan baik. Agar petani bisa memiliki nilai tawar, agar jaminan pasar untuk petani selalu ada,” ujarnya.
Ibnu menjelaskan bahwa Aksara Farm saat ini mengelola empat greenhouse besar di Ambunten, Guluk-Guluk, Dasuk, dan Ganding. Selain itu, ada tiga greenhouse kecil yang tersebar di Gapura, Pasongsongan, dan Ambunten.
“Kami tidak hanya produksi, tapi juga fokus pada edukasi. Kami ingin petani dan pelaku usaha mikro bisa naik kelas,” ujarnya.
Sementara Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Sumenep, Chainur Rasyid, memberikan dukungan terhadap budidaya Melon Sagami. Ia menilai, penerapan pertanian modern merupakan langkah strategis untuk meningkatkan kesejahteraan petani.
“Kami terus berupaya agar harga penjualan lebih berpihak kepada petani tanpa mengorbankan kualitas buah,” tegas Chainur Rasyid yang akrab disapa Inung kepada Serikat-News.
Menurutnya, sistem pertanian modern seperti yang diterapkan Aksara Farm bisa menjadi contoh baik bagi transformasi sektor pertanian di Kabupaten Sumenep.
“Ini bukan hanya soal produktivitas, tapi juga tentang keberlanjutan, inovasi, dan bagaimana petani bisa berdiri di garis depan ketahanan pangan,” pungkas Inung.
Jurnalis Serikat News Sumenep, Jawa Timur
Menyukai ini:
Suka Memuat...