“kalau ingin tahu betapa berharganya waktu semalam, tanyakanlah kepada mahasiswa yang semalaman kerja keras, besoknya UAS tetep saja belum bisa mengerjakan”. pepatah Casciscus
Terbukti mahasiswa adalah makhluk pribumi yang memliki sebuah Title “Maha” diatas rata-rata seorang siswa. Title yang diberikan membuktikan bahwa betapa besarnya kontribusi mahasiswa dalam pembentukan Negara. Tidak salah jika besarnya negara banyak pemuda – pemudi yang berperan di beberapa lini itu semuanya. Terdapat kemungkinan akan ada konflik besar apabila sebuah Negara tidak melibatkan pemudanya khususnya kalangan Mahasiswa. Mahasiswa yang memliki andil besar dalam pembentukan Negara adalah bukti bahwa sangat berpengaruh besar apabila seorang mahasiswa berakhir dengan permainan yang membodohi diri, lebih tepatnya kurangnya meminati pengembangan intelektual dan lebih memilih menunaikan kepuasaan sensasi dan pengalaman yang sering diungkapkan dalam diri seorang mahasiswa.
Seorang Pembawa acara MataNajwa yaitu Najwa shihab yang terkenal dangan panggilan Nana mengungkapkan seorang diri Mahasiswa sekarang “mahasiswa masa kini, menjadikan forum diskusi sebagai ajang pamer intelegensi, menjatuhkan yang lain demi meninggalkan gengsi, hobinya mengkritisi tapi tidak sanggup berkontribusi, berlagak politisi tapi masih ciut terhadap biokrasi, banyak menjadi mahasiswa wi-fi yang diam dan bungkam dijejal koneksi….. Mahasiswa kekenian tak ada motivasi belajar membenahi tatanan, kuliah asal cukup kehadiran, masa bodoh rakyat menderita asal mereka duduk nyaman…” Tanah Borneo, 7 Mei 2017. Perlu kita pahami bahwa mahasiswa sekarang keluar dari zona-nya, mereka lebih melakukan sesuatu yang bukan untuk ditunjukkan dalam diri mahasiswa; sering kita dengar mahasiswa telibat dalam minum – minuman keras, pengedaran Narkoba, Hubungan sexs di luar nikah dan hingga apatis terhadap lingkungan sekitar. Lantas apa guna Title “Maha” yang mereka emban?.
Hidup mahasiswa hidup mahasiswa. Terikan lantang seperti harimau yang lepas dari kandang dan berada di kerumuan masyarakat, itu sebutan pepatah yang dinilai cocok bagi mahasiswa dahulu. Yang memberikan kontribusi besar terhadap pemerintahan dan bangsa ini. Hingga melahirkan SUMPAH MAHASISWA pada 18 Oktober 2009, yang dibacakan di Bakset Hall Senayan Jakarta. Momentun tersebut mengikrarkan bahwa mahasiswa melawan keras terhadap penindasan, menggandrungi keadilan negeri dan bangsa, dan mendasari kejujuran dalam sebuah tindakan. Namun mahasiswa sekarang, bukan lagi memaknai sumpah mahasiswa melainkan meloncati ikrarnya dan berteduh di gedung besar serta bersenang – senang ria. Jangankan menyalurkan makna sumpah pemuda, teks-nya saja kebanyakan mahasiswa tidak hafal.
Masyarakat tidak percaya lagi terhadap mahasiswa, masyarakat menganggap mahasiswa hanya ada di gedung – gedung besar dan mewah. Duduk manis dan mendengarkan dosen dalam setiap pembelajaran. Mahasiswa hanya sebutan nama saja bagi mereka. Dan mereka sebenernya bukan mahasiswa melainkan hanya numpang nama dari siswa yang pindah belajar dari jenjang pendidikan ke jenjang pendidikan lebih tinggi. Gaya hidup mahasiswa sekarang hanya menikmati gaji kiriman dari orang tua, duduk manis dengan sebatang rokok, kopi dan gadget serta kongko – kongko sepanjang malam itulah cerminan mahasiswa sekarang.
Mahasiswa tidak ingin dibanding – bandingkan dengan mahasiswa dulu, mereka menganggap mahasiswa sekarang punya masa tersendiri dan menghadirkan beberapa era yang tidak pernah terjadi dimasa lalu. Pertanyaan sekarang, patutkah itu menjadi alasan bagi mahasiswa sekrang? Saya yakin mahasiswa tidak semuanya hanya kongko – kongko dan tidak duduk manis di gedai kopi beserta sebatang rokok yang mereka hisap. Tapi mereka juga memikirkan kondisi masyarakat yang semakin menderita karna Koruptor – koruptor yang selalu lahir dirahim pemerintah. Bangsa ini menunggu solidaritas semua mahasiswa di Negeri ini tanpa terkecuali, bangsa ini memerlukan seorang Leader muda dari kalangan mahasiswa, bangsa ini membutuhkan kontribusi besar dari mahasiswa, bangsa mendambakan diri mahasiswa yang aktivis, kreatif dan memiliki jiwa pemimpin yang jujur. Menatap Masa Depan yang cerah dan terarah.
Ingat mahasiswa. Jika ada penindasan maka lawan, jika ada ketidak adilan maka lawan, dan jika ada penggelapan uang rakyat maka bereskan. Jika DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah) menjadi perwakilan rakyat, maka Mahasiswa-lah menjadi perisai dan pedang bagi Bangsa Raykat Indonesia. Bangkilah mahasiswa dan jadilah mahasiswa.
*Ketua Bidikmisi Angkatan 2016 UIN SUKA Mahasiswa Jurusan Filsafat UIN SUKA yogyakarta.
Penikmat tidur dan suka begadang,Ketua Bidikmisi Angkatan 2016 UIN SUKA yogyakarta Mahasiswa Jurusan Filsafat UIN SUKA yogyakarta
Menyukai ini:
Suka Memuat...