SERIKATNEWS.COM – Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor membaiat 258 peserta Diklat Terpadu Dasar (DTD) menjadi anggota pimpinan cabang GP Ansor Mesir yang diadakan oleh PP GP Ansor pada Rabu-Kamis (17-18/7/19). Dalam acara itu juga dilantik kepengurusan PC GP Ansor Mesir periode 2019-2021 dengan ketua Ali Al-Ghiffari dan Muhammad Syahrian Najah sebagai sekretaris.
Kegiatan yang diinisiasi Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama Mesir itu digelar di Aula Markaz Lughoh Syekh Zaid, Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir. Selama dua hari penuh, dari pagi hingga malam hari ratusan peserta secara tertib dan serius mengikuti materi DTD.
Hadir dalam acara tersebut, antara lain selain Gus Yaqut, Sekretaris Jenderal PP GP Ansor Abdul Rochman, Kepala Satuan Koordinasi Nasional (Kasatkornas) Banser Alfa Isnaeni beserta jajaran pimpinan pusat lainnya, serta Wakil Dubes RI untuk Mesir Aji Surya, Rais Syuriah PCI NU Mesir KH Mukhlashon Jalaluddin dan Ketua Tanfidziyyah Muhammad Nora Burhanuddin, dan Wakil Presiden PPMI Mesir.
Pada kesempatan itu, Ketua Umum PP GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas mengaku bahagia sekaligus terkejut bahwa kegiatan DTD diikuti antusias oleh ratusan peserta mahasiswa Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir.
“Bangga dan terkejut sekali kegiatan kaderisasi GP Ansor dan Banser ini diikuti ratusan peserta. Ini tantangan tersendiri melakukan kaderisasi di luar negeri, terutama mahasiswa di Mesir,” ungkap Gus Yaqut, seperti dikutip dari Beritasatu.com, Minggu (21/7/2019).
Menurut Gus Yaqut, Ansor Mesir memiliki tugas berat, yakni para pengurus dan anggota Ansor dituntut untuk menjaga, mengamalkan, serta mempromosikan ajaran ahlusunnah wal jamaah annahdliyyah tak hanya kepada jamaah NU saja, namun juga mahasiswa lain dan masyarakat Mesir tentang Islam yang ramah dan toleran terhadap sesama.
“Agar tidak ada anggapan Islam itu mengerikan, suka teror, dan lain-lain. Tugas menjaga wajah Islam yang ramah adalah kewajiban seluruh anggota Ansor dan Banser, termasuk di Mesir. Masyarakat Mesir akan melihat wajah Islam dan Indonesia dari sahabat-sahabat Ansor dan Banser. Tugas berat, tetapi saya yakin sahabat-sahabat mampu,” ungkap Gus Yaqut.
Gus Yaqut mengatakan bahwa kader Ansor dan Banser harus fleksibel, tidak boleh membatasi pergaulan, harus bisa menerima perbedaan. Bahkan tidak boleh membatasi pergaulan karena latar belakang perbedaan agama, ras, budaya, dll.
Menurutnya, NU didirikan untuk Indonesia, mengayomi semua warga. Sehingga, tidak ada alasan bagi kader NU, termasuk Ansor dan Banser untuk tidak mencintai negeri Indonesia, serta tidak ada alasan untuk tidak mempertahankan negeri ini dari segala ancaman dan rongrongan terhadap NKRI.
Oleh sebab itu, sering kali cibiran terhadap Ansor dan Banser yang disebut suka menjaga gereja saat perayaan Natal itu sebagai bentuk tidak memahami atas keberagaman Indonesia.
“Kader Ansor Banser menjaga gereja, juga menjaga perayaan hari raya umat agama lain seperti Hindu, Buddha, itu sejatinya menjaga Indonesia. Kita harus ingat, Indonesia yang didirikan dan dimerdekakan tidak hanya oleh umat Islam saja, tetapi semua umat. Ada Kristen, Katolik, Hindu, Buddha. Indonesia dimerdekakan oleh semua suku, mulai Jawa, Batak, Sunda, dll. Nah, karena umat muslim mayoritas, maka harus melindungi yang minoritas,” tegas Gus Yaqut.
Kemudian Gus Yaqut mengingatkan kepada para mahasiswa, nantinya saat kembali pulang ke Indonesia kelak tetap mencintai Indonesia, menjaga Indonesia dari setiap rongrongan, menjaga para kiai, menjaga ajaran ahlusunnah wal jamaah annahdliyyah.
Gus Yaqut memberi apresiasi tinggi atas semua aktivitas yang telah dilakukan dalam merawat dan mengembangkan NU, Ansor dan Banser di Mesir. GP Ansor Mesir ini merupakan cabang GP Ansor kelima di luar negeri setelah Arab Saudi, Korea Selatan, Malaysia, dan Taiwan. Menyusul kemudian yang akan segera berdiri adalah Jepang, Hong Kong, dan Eropa.
SerikatNews.com adalah media kritis anak bangsa. Menyajikan informasi secara akurat. Serta setia menjadi platform ruang bertukar gagasan faktual.