SERIKATNEWS.COM – Selama pandemi COVID-19, para pemilik andong di kawasan Malioboro mengalami masa suram. Tak ada wisatawan yang menggunakan jasa mereka. Sebelum pandemi untuk menikmati jalan-jalan dengan andong, wisatawan harus merogoh kocek Rp150.000 hingga Rp200.000.
Namun, selama masa wabah virus korona, kunjungan turis ke Malioboro anjlok. Hanya saja moda transportasi tradisional itu tetap setia menunggu penumpangnya. Saat ini, tampak ada puluhan andong sudah beroperasi tiap harinya di Malioboro.
“Yang penting bagi kami di masa sulit ini karena baru mulai beroperasi tarifnya bisa dirembug, tergantung kesepakatan,” ujar seorang kusir andong Malioboro, Wuryadi, seperti dilansir dari Tempo, Kamis (17/7/2020).
Wuryadi mengaku bahwa sejak beroperasi kembali akhir pekan lalu (Sabtu, 11 Juli 2020), dalam sehari sudah bisa mendapat satu hingga dua kali orderan. Dia mengatakan bahwa tarif yang disepakati rata-rata masih di bawah Rp100.000 sekali tarikan.
“Wisatawan lokal soalnya, belum ada turis asing,” katanya.
Kusir asal Potorono Kabupaten Bantul itu bersyukur, sebab perlahan-lahan kawasan Malioboro pulih kembali walaupun wisatawan tak sebanyak seperti sebelum masa pandemi. Dia mengaku selama empat bulan terakhir saat andongnya harus diparkir karena wabah, kesehariannya hanya mencari rumput untuk merawat kudanya.
Untuk mencukupi kebutuhan hidup, ayah satu anak itu mengaku hanya mengandalkan sisa tabungan dan akhirnya berutang ke kerabat karena pekerjaan juga sulit diperoleh. Oleh karena itu, saat pemerintah mengizinkan kembali andong beroperasi di Malioboro dengan protokol normal baru, dia langsung bersemangat.
“Soal dapat atau tidak penumpang ya pasrah, yang penting soal tarif bisa dinegosiasi, tidak bisa mematok seperti dulu (sebelum wabah),” imbuhnya.
Biasanya saat wisatawan ke Malioboro, banyak di antara mereka menggunakan andong untuk menyusuri Malioboro dan sekitarnya, seperti ke Keraton, Alun-alun Utara, Pusat Kaos Rotowijayan, dan pergi belanja bakpia di kampung Patuk Yogyakarta.
Selain wisatawan, para pedagang dan buruh di Pasar Beringharjo yang hendak pulang kerja, biasanya juga masih memilih andong sebagai salah satu moda transportasi yang bertahan hingga petang. Soal tarifnya, tentu saja untuk pedagang atau buruh berbeda atau lebih rendah dibandingkan tarif yang ditarik dari wisatawan.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Malioboro, Ekwanto menjelaskan bahwa andong dan juga becak memang sudah diizinkan beroperasi kembali sejak akhir Juni 2020. Akan tetapi, andong dan becak yang bisa beroperasi apabila sudah mematuhi protokol kesehatan yang ketat.
“Untuk andong yang beroperasi di antaranya wajib menyediakan penyekat antara kusir dan penumpang, kusir memakai masker dan menyediakan hand sanitizer,” ujarnya.
“Sudah ada kesepakatan, kalau tidak memenuhi protokol kesehatan petugas akan memintanya untuk kondur (pulang),” pungkasnya.
SerikatNews.com adalah media kritis anak bangsa. Menyajikan informasi secara akurat. Serta setia menjadi platform ruang bertukar gagasan faktual.