SERIKATNEWS.COM – Manokwari ricuh bermula dari mahasiswa dan masyarakat yang menyampaikan aspirasinya terkait insiden kekerasan dan pengusiran mahasiswa Papua di Malang dan Surabaya beberapa hari lalu.
Pihak aparat langsung melakukan negosiasi dengan para pedemo dan beberapa tokoh masyarakat di Manokwari agar kericuhan segera bisa diatasi. Cara alternatif dalam meredam kerusuhan hanya dengan negosiasi dari kedua belah pihak.
“Kami melakukan negosiasi dulu dengan mahasiswa dan tokoh masyarakat di sana,” ujar Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo, Senin (19/8/2019).
Dedi mengatakan bahwa sudah ada komunikasi sebelumnya dan tadi pagi sudah kondusif situasinya. “Ya tadi pagi sudah kondusif situasi, sudah berhasil komunikasi tapi agak siang sedikit mereka ada bakar-bakaran dan perusakan fasum, kendaraan,” kata Dedi.
Sebelumnya, sebelum kerusuhan terjadi, spontanitas mahasiswa tadi pagi melakukan unjuk rasa, kemudian juga dari masyarakat bergabung dengan mahasiswa menyampaikan aspirasinya dengan cara memblokir seluruh perempatan-perempatan jalan. Dari situlah kericuhan dimulai dan segenap aparat langsung melakukan komunikasi dengan jajarannya.
Harapan Polri, pemblokiran jalan itu segera dibuka agar para pelintas jalan bisa jalan dengan tenang. Maka dari itu, Dedi terus melakukan negosiasi dengan para pedemo agar segera menemukan titik terang yang lebih baik.
“Hampir semua titik-titik jalan, perempatan jalan di Manokwari diblokir sama komunitas masyarakat dan mahasiswa. Mahasiswa ini di pusat kota, tapi di pinggirannya banyak jalan diblokir,” ujarnya.
“Hasil negosiasi tadi untuk massa tidak melakukan tindakan anarkis tapi masih memblokade jalan. Ini masih diupayakan blokade dibuka. Kami selalu mengedepankan soft approach,” tuturnya.
SerikatNews.com adalah media kritis anak bangsa. Menyajikan informasi secara akurat. Serta setia menjadi platform ruang bertukar gagasan faktual.
Menyukai ini:
Suka Memuat...