TANGERANG – Menyambut Hari Suci Nyepi Tahun Saka 1947 yang jatuh pada 29 Maret 2025, Panitia Nasional Nyepi menggelar aksi nyata dalam menjaga kelestarian lingkungan dengan menanam 1.500 pohon mangrove. Kegiatan ini berlangsung di Kawasan Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Tangerang, Banten, Minggu (23/2/2025).
Acara ini dihadiri oleh dua Wakil Menteri, yakni Wakil Menteri Pariwisata, Ni Luh Puspa, serta Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Ratu Isyana Bagoes Oka. Selain itu, turut hadir Direktur Pemulihan Ekosistem dan Bina Areal Preservasi Kementerian Kehutanan, Jefri Susyafrianto, serta Ketua Umum Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat, Mayjen (Purn) Wisnu Bawa Tenaya.
Ketua Umum Panitia Nasional Perayaan Hari Suci Nyepi Tahun Saka 1947, Gede Narayana, bersama Ketua Umum PP KMHDI, Wayan Darmawan, dan Ketua Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI), Ny. Wikanti Yogi, juga ikut ambil bagian dalam kegiatan ini.
Dalam sambutannya, Wisnu Bawa Tenaya menegaskan bahwa penanaman mangrove merupakan perwujudan nyata dalam menjaga lingkungan. Menurutnya, umat Hindu memiliki nilai filosofis palemahan dalam konsep Tri Hita Karana, yakni menjaga keharmonisan antara manusia dan alam.
“Melalui penanaman mangrove ini, kita berharap lingkungan tetap terjaga. Alam memiliki peran penting dalam kehidupan umat Hindu, mulai dari penyediaan daun, bunga, hingga buah untuk keperluan ibadah. Oleh karena itu, menjaga alam adalah kewajiban kita,” ujarnya.
Dukung Asta Cita Pemerintahan Prabowo-Gibran
Sejalan dengan hal itu, Ratu Isyana Bagoes Oka menekankan bahwa upaya pelestarian lingkungan adalah tanggung jawab bersama. Ia menambahkan bahwa lingkungan yang sehat berkontribusi pada kualitas hidup keluarga yang lebih baik.
“Lingkungan yang bersih menciptakan keluarga berkualitas. Hal ini sejalan dengan prioritas pemerintahan Prabowo-Gibran dalam Asta Cita untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045,” ungkapnya.
Sementara itu, Ni Luh Puspa menyoroti pentingnya ekosistem mangrove dalam pariwisata berkelanjutan. Menurutnya, wisata mangrove kini semakin populer dan menjadi destinasi favorit masyarakat.
“Perlindungan ekosistem mangrove sejalan dengan prinsip pariwisata berkelanjutan. Jika kita menjaga kelestariannya, maka manfaatnya akan terus dirasakan oleh masyarakat,” jelasnya.
Jefri Susyafrianto pun menambahkan bahwa mangrove memiliki banyak fungsi ekologis. Ia menjabarkan mulai dari mencegah abrasi pantai, meredam badai, hingga menjadi habitat bagi berbagai spesies laut. Selain itu, mangrove juga berperan penting dalam menyerap karbon dan membantu mitigasi perubahan iklim global.
Ketua Umum PP KMHDI, Wayan Darmawan, menutup acara dengan menegaskan bahwa gerakan menanam mangrove ini adalah bentuk kolaborasi nyata dalam merawat lingkungan.
“Menjaga lingkungan bukan sekadar tanggung jawab pemerintah, melainkan tugas kita semua. Perlu terus menggalakkan upaya ini demi masa depan bumi yang lebih baik,” pungkasnya.
Dengan semangat gotong royong dan kepedulian terhadap lingkungan, panitia mengharapkan kegiatan ini dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat luas untuk lebih aktif dalam menjaga alam demi keberlanjutan hidup generasi mendatang.
Penulis Profesional, Dosen, Motivator
Menyukai ini:
Suka Memuat...