KLAIM
Beredar unggahan di media sosial tentang informasi yang menyebutkan cara mendeteksi stroke dengan berdiri menggunakan satu kaki selama 20 detik.
Akun tersebut mengunggah gambar ilustrasi seorang wanita berdiri dengan satu kaki lalu disertai narasi sebagai berikut: “STROKE DAN DEMENSIA angkat kaki sehingga pinggul sejajajar dengan lantai dan mulai timer. Jika dapat berdiri seperti ini selama 20 menit atau lebih, itu berarti memiliki risiko minimal terkena stroke atau demensia. Dan sebaliknya, jika kalian kesulitan menjaga keseimbangan dengan satu kaki, itu mungkmin mengindikasikan masalah dengan pembuluh otak”
FAKTA
Dilansir dari Medcom.id klaim bahwa cara mendeteksi stroke dengan berdiri menggunakan satu kaki selama 20 detik adalah salah. Faktanya, klaim ini dibantah para ahli.
Merujuk artikel dari American Heart Association berjudul “Ability to balance on one leg may reflect brain health and stroke risk”, dimuat pada 18 Desember 2014, menjelaskan para ahli kesehatan mengatakan bahwa berdiri dengan satu kaki bukanlah cara yang dapat diandalkan untuk mendiagnosis stroke. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa berjuang untuk menyeimbangkan dengan satu kaki selama 20 detik tidak berkaitan dengan peningkatan risiko kerusakan pembuluh darah kecil di otak dan penurunan fungsi kognitif
Hal serupa diungkapakan seorang dokter di Institut Neurologis Thailand Dr Chonpivat Treepong. Dia mengatakan berdiri dengan satu kaki bukan metode yang akurat untuk mendiagnosis kondisi otak dan bukan yang digunakan dokter untuk mendiagnosis masalah otak. Ketidakmampuan berdiri dengan satu kaki bisa jadi akibat masalah sendi atau saraf. Oleh karena itu, tes ini bukan cara yang akurat untuk menguji apakah seseorang memiliki masalah otak.
Gejala yang paling menonjol di antara pasien stroke termasuk kesulitan berbicara, Bell’s palsy – kelemahan atau kelumpuhan pada satu sisi wajah – dan kelemahan lengan dan kaki, katanya.
“Jika Anda mengalami gejala tersebut, sebaiknya segera pergi ke rumah sakit terdekat.”
Dr Tassanee Tantirittisak, Presiden Neurological Society of Thailand, juga mengatakan bahwa berdiri dengan satu kaki bukanlah cara yang dapat diandalkan untuk mendiagnosis stroke iskemik.
“Ini bukan metode yang digunakan untuk mendeteksi masalah otak. Diagnosis pasien stroke membutuhkan bantuan medis serta teknologi medis seperti rontgen otak atau MRI yang lebih akurat”.katanya.
CDC juga memasukkan mati rasa tiba-tiba di wajah, lengan atau kaki, dan masalah penglihatan mendadak dalam daftar gejala stroke .
Referensi:
https://www.medcom.id/telusur/cek-fakta/zNAp268K-cek-fakta-berdiri-dengan-satu-kaki-selama-20-detik-dapat-deteksi-stroke-begini-faktanya
https://factcheck.afp.com/http%253A%252F%252Fdoc.afp.com%252F9ND3UR-1
https://www.heart.org/en/news/2018/05/01/ability-to-balance-on-one-leg-may-reflect-brain-health-and-stroke-risk
SerikatNews.com adalah media kritis anak bangsa. Menyajikan informasi secara akurat. Serta setia menjadi platform ruang bertukar gagasan faktual.