MANADO – Kasus percobaan bunuh diri kembali mengguncang Kota Manado. Seorang wanita muda diduga melompat dari Jembatan Interchange Manado pada Sabtu (1/2/2025), menambah daftar panjang insiden serupa di Sulawesi Utara. Fenomena ini menegaskan urgensi perhatian serius terhadap kesehatan mental masyarakat, salah satu urgensi adanya pusat pelayanan psikoterapi hipnosis oleh hipnotis yang legal dan kompeten.
Merespons situasi ini, Pdt. Barnabas Sumampouw, STh, CHt (IACT-USA), seorang pendeta sekaligus praktisi hipnosis bersertifikasi internasional dari International Association of Counselors and Therapists (IACT-USA) serta tersertifikasi BNSP RI dalam bidang psikoterapi hipnosis, angkat bicara. Ia menyampaikan hal tersebut di sela-sela kelas Fundamental Hypnosis Indonesian Hypnosis Centre (IHC) di Aston Hotel Manado. Ia menegaskan pentingnya hipnosis sebagai solusi kesehatan mental.
“Inilah alasan saya ikut serta berjuang memasyarakatkan hipnosis untuk kesehatan mental! Hipnosis dan hipnoterapi adalah solusi tercepat dan paling mutakhir untuk mengatasi masalah kesehatan mental,” ujarnya.
Di tengah-tengah doktor dan master teologi dari IAKN Manado yang juga mendalami hipnosis melalui pelatihan hipnosis IHC yang diampunya, Barnabas menambahkan bahwa konseling tradisional sering kali tidak cukup untuk menjangkau aspek terdalam dari kejiwaan manusia.
“Ada bagian yang tidak bisa dijangkau oleh konseling tradisional, yaitu Pikiran Bawah Sadar (PBS). Inilah yang membuat hipnosis menjadi alat luar biasa dalam membantu orang menghadapi tekanan psikologis,” jelasnya.
Golden Gate Bridge: Bukti Bahwa Bunuh Diri Harus Dicegah dari Akarnya
Sebagai tambahan informasi, kasus bunuh diri yang terus berulang di lokasi-lokasi tertentu, seperti Jembatan Interchange Manado, mengingatkan pada fenomena serupa di Golden Gate Bridge, San Francisco, AS. Di sana, banyak orang memilih mengakhiri hidup hingga akhirnya pemerintah memasang pagar dan jaring pengaman. Namun, menurut Pdt. Barnabas, langkah seperti ini bukan solusi jangka panjang.
“Memasang pengaman di jembatan bisa mencegah satu atau dua kasus, tapi jika akar masalahnya tidak ditangani, mereka akan mencari tempat lain. Solusi yang lebih fundamental adalah memperkuat kesadaran kesehatan mental, membuka akses ke terapi yang efektif, dan membangun sistem pendukung yang benar-benar bisa membantu orang mengatasi depresi dan tekanan psikologis,” paparnya.
Manado Perlu Pusat Kesehatan Mental Berbasis Psikoterapi Hipnotis
Sebagai langkah konkret, Pdt. Barnabas menekankan perlunya pusat pendidikan dan kesehatan mental berbasis psikoterapi hipnosis di Manado. Ia menjelaskan bahwa psikoterapi hipnosis bukan sekadar teknik sugesti, melainkan metode ilmiah yang terbukti membantu individu mengatasi trauma, depresi, dan kecemasan berat.
“Jadi, dengan terapi yang tepat, bisa mencegah banyak kasus stres berat sebelum berujung pada keputusan fatal seperti bunuh diri,” jelasnya.
Menurut Pdt. Barnabas, keberadaan pusat kesehatan mental dapat menjadi tempat edukasi, pelatihan, serta layanan terapi profesional bagi masyarakat Sulawesi Utara. Oleh karenanya, menanam pemahaman tentang kesehatan mental harus sejak dini, baik di lingkungan keluarga, sekolah, gereja, dan komunitas, agar individu yang mengalami tekanan hidup tidak merasa sendirian dan bisa segera mendapatkan bantuan.
Selain itu, sosok trainer hipnosis lisensi Indonesian Hypnosis Centre (IHC) ini pun berharap dengan meningkatnya perhatian terhadap kesehatan mental. Ia mengharapkan Manado dan Sulawesi Utara dapat memiliki ekosistem yang lebih baik dalam mendukung individu yang mengalami tekanan psikologis. Hal ini Ia yakini akan menekan angka bunuh diri secara signifikan.
“Kita tidak boleh lagi menganggap kesehatan mental sebagai hal sepele. Setiap kasus bunuh diri adalah tragedi yang bisa dicegah jika kita memiliki sistem pendukung yang kuat,” tutupnya.
Penulis Profesional, Dosen, Motivator
Menyukai ini:
Suka Memuat...