SERIKATNEWS.COM – DKI Jakarta akan melakukan uji coba pembelajaran tatap muka. Mulai Rabu, 07 Apri 2021, uji coba akan dilakukan di sekolah secara terbatas.
Kasubag Humas Dinas Pendidikan Taga Raja menjelaskan, awalnya ratusan sekolah menjalani assessment sebanyak dua kali. Asesmen pertama dilakukan untuk melihat kesiapan kondisi dan kesehatan guru, kondisi kesehatan, kesiapan siswa dan sarana prasarana kesehatan. Sedangkan asesmen kedua berkaitan dengan proses dan mekanisme pembelajaran.
Dari rencana 100 sekolah yang bakal melakukan uji coba, akhirnya diputuskan di 85 sekolah. “Ternyata dari 100 itu sisanya 85 sekolah piloting SD, SMP, SMA, SMK,” kata Taga Raja seperti dikutip dari Detik, Selasa, 06 April 2021.
Sekolah yang melakukan uji coba tatap muka, di antaranya 1 sekolah di Kepulauan Seribu, 25 sekolah di Jakarta Selatan, 25 sekolah di Jakarta Timur, 10 sekolah di Jakarta Pusat, 18 sekolah di Jakarta Barat dan 6 sekolah di Jakarta Utara.
Kebijakan itu baru diuji coba terbatas pada sekolah tertentu. Sebab, banyak faktor yang mempengaruhi. Di antaranya kesiapan orang tua atau belum mengizinkan anaknya ke sekolah. “Jujur saja awalnya 86, satu mundur. Karena belum berani (buka sekolah),” ucap Taga.
Menurut Taga, tidak ada paksaan bagi sekolah untuk mengikuti kebijakan belajar tatap muka. Dia memastikan sekolah-sekolah yang mengikuti uji coba itu sudah lolos penilaian terkait jaminan kesehatan dan keselamatan siswa dan tenaga pendidik.
“Jadi Disdik DKI, arahan Pak Gubernur itu kesehatan dan keselamatan itu yang utama. Ketika itu tidak dimunculkan maka tidak bisa dibuka, itu satu. Kedua, seleksinya itu begitu ketat. Selain lulus asesmen secara daring juga pelatihan dan dipastikan semua guru tervaksinasi,” jelasnya.
Kepala Disdik DKI mengatakan akan memberhentikan 3 hari pembelajaran tatap muka apabila ditemukan kasus Covid-19 di sekolah. Para siswa maupun tenaga pendidik yang menampakkan gejala Covid-19 akan langsung dirujuk ke puskesmas setempat.
“Apabila terkonfirmasi positif Covid-19, pihak sekolah akan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan DKI untuk melakukan penelusuran kontak,” jelas Kepala Dinas Pendidikan Nahdiana. Selama ditutup, sekolah akan disterilisasi menggunakan disinfektan. Sekolah dibolehkan beroperasi kembali setelah dinyatakan aman dari paparan virus Covid-19.
Pembelajaran tatap muka dijalankan oleh siswa SD kelas IV hingga SMA kelas XII. Setelah ruangan digunakan untuk sekolah, keesokan harinya ruangan disemprot disinfektan. Jadi, semisal di hari Senin itu yang belajar tatap muka SD kelas 4, SMP kelas 7, dan SMA kelas 10. Sedangkan kelas 1, 2, 3, dan PAUD belajar dari rumah.
“Untuk Selasa seluruh ruangan disemprot desinfektan antisipasi jika ada virus yang tertinggal di sekolah. Hari Rabu yang PTM SD kelas 5, SMP 8, dan SMA kelas 11, kemudian Kamis desinfektan lagi. Hari Jumat SD kelas 9, SMP kelas 10, SMA kelas 12,” sambung Taga.
Berbeda dengan kondisi normal, sehingga kapasitas ruang kelas dibatasi hanya 50%. Terkait teknis pembelajaran, Disdik DKI menyerahkan sepenuhnya kepada masing-masing sekolah sesuai kondisi di lapangan. Termasuk durasi pembelajaran sekolah tatap muka. “SD 32 (siswa), SMP dan SMA 40 per kelas. Maksimal 50 persen per kelas,” pungkas Taga. (*)
SerikatNews.com adalah media kritis anak bangsa. Menyajikan informasi secara akurat. Serta setia menjadi platform ruang bertukar gagasan faktual.