SERIKATNEWS.COM – Kekerasan dan penganiayaan di lingkungan mahasiswa kembali terjadi. Empat aktivis HMI Cabang Sumenep Komisariat Paramadina, yang juga merupakan mahasiswa aktif di Universitas Wiraraja (Unija) Sumenep, Madura, Jawa Timur diduga menjadi korban penganiayaan sejumlah oknum mahasiswa dan aktivis.
Penganiayaan itu diduga dilakukan berbarengan dengan momentum acara penerimaan mahasiswa baru oleh oknum mahasiswa dan aktivis dari organisasi Islam ekstra kampus. Dari dugaan penganiayaan itu, keempat korban mahasiswa mengalami luka di bagian kepala, leher, lengan dan wajah.
Dari kejadian itu, korban langsung melaporkan ke Kepolisian Resort (Kapolres) Sumenep dengan bukti Laporan Nomor LP/B/233/IX/202/SPKT/Polres Sumenep/Polda Jawa Timur.
MZ (inisial), aktivis HMI yang menjadi korban sekaligus pelapor atas dugaan tindak pidana penganiayaan mengatakan, kronologi kasus itu berawal pada hari Rabu tanggal 14 September 2022 sekira pukul 17.30 WIB.
“Pada hari Rabu itu, datanglah segerombolan orang yang mengatasnamakan mahasiswa Unija ke Kantor Sekretariat HMI Komisariat Paramadina Cabang Sumenep di Desa Gunggung, Kecamatan Batuan Sumenep, yang mana kedatangan segerombolan mahasiswa itu dalam rangka membahas permasalahan yang terjadi pada hari Selasa tanggal 13 September 2022,” ujarnya kepada media ini, Kamis (15/09/2022).
Pada hari Selasa itu, pelapor bersama dengan teman-temannya sedang melakukan konvoi motor dalam rangka penyambutan mahasiswa baru (Maba) di Kampus Unija Sumenep. “Nah, pada saat acara konvoi penyambutan Maba tersebut, kami memainkan gas sepeda motor dengan tujuan untuk memeriahkan acara penyambutan Maba,” terangnya.
“Pada saat kami memainkan gas sepeda motor itu dari organisasi mahasiswa sebelah ada yang mungkin merasa tersinggung. Sehingga, karena mungkin tersinggung datanglah segerombolan mahasiswa itu ke Kantor Sekretariat kami,” jelasnya sembari menunjukkan bukti laporan Polisi.
Saat segerembolan mahasiswa itu tiba di Sekretariat HMI Komisariat Paramadina Cabang Sumenep, pelapor bersama dengan teman lainnya ditekan dan diintimidasi untuk menjelaskan dan meminta maaf di hadapan segerombolan mahasiswa yang menyebut dirinya dari organisasi Islam ekstra kampus.
Saat itu pihaknya sudah menyampaikan permintaan maaf. Namun, tiba-tiba pembicaraan itu dipotong oleh AL (inisial) dengan cara meneriaki pelapor. Setelah AL meneriaki pelapor, kemudian AL langsung menendang dan memukul pelapor menggunakan kaki dan tangan kanan AL.
“Sehingga, pukulan itu mengenai kepala saya dan saya jatuh tersungkur ke samping kanan. Pada saat saya terjatuh, kemudian saya diinjak-injak oleh AL diikuti mahasiswa lainnya,” terangnya sembari menunjukkan luka di bagian lengannya.
Tak sampai di situ saja, mengetahui pelapor sudah babak belur dihajar oleh AL dan kawan-kawannya, datanglah JW (inisial) korban kedua yang berusaha melindungi pelapor dari aksi brutal pemukulan itu. Namun, pada saat korban JW berusaha melindungi pelapor, JW justru terkena hantaman pukulan di bagian kepala, punggung, dan pipi sebalah kiri.
Selanjutnya, masih menurut pelapor, sesuai dengan bukti laporan itu, pada saat terjadi keributan datanglah FA korban ketiga yang berusaha memvideokan kejadian tersebut. Namun, tiba-tiba saja karena diketahui FA sedang merekam kejadian itu menggunakan ponsel miliknya, dia juga langsung dipukul dan mengenai kepalanya.
Selain itu, para pelaku juga merampas ponsel milik korban FA dan memaksanya untuk menghapus rekaman video yang ada di ponsel miliknya. Setelah itu, karena situasi sudah mulai kondusif tiba-tiba saja segerombolan mahasiswa lainnya ada yang memaksa masuk ke dalam kantor Sekretariat HMI.
Karena khawatir akan terjadi keributan lagi, datanglah korban keempat MA (inisial) yang juga sebagai kader HMI berusaha untuk menghalangi dari aksi premanisme yang menyebut dirinya mahasiswa. Namun, siapa sangka pada saat MA berusaha menghalangi aksi premanisme mahasiswa itu di pintu depan, kemudian MA dipukul massa dan mengenai kepala bagian belakang, pelipis mata, dan pipi sebelah kiri.
“Dari kejadian dan pelaporan ini, kami berharap dan percaya bahwa polisi akan bekerja profesional,” harapnya.
Hingga berita ini dimuat, media ini masih berusaha melakukan konfirmasi terhadap narasumber lainnya.
Menyukai ini:
Suka Memuat...