DALAM mengelola sebuah tempat wisata religi perlu menerapkan fungsi manajemen. Namun, sebelum lanjut lebih dalam mengenai fungsi manajemen tempat wisata religi, alangkah baiknya mengetahui terlebih dahulu arti-arti perkata.
Kata ‘manajemen’ berasal dari bahasa Inggris yakni ‘manage‘ yang memiliki arti mengatur, merencanakan, mengelola, mengusahakan, dan memimpin. Secara etimologis, manajemen merupakan seni untuk melaksanakan dan mengatur. Hal tersebut yang mendasari manajemen sebagai seni mengelola dan mengatur agar tersusun secara rapi.
Istilah manajemen biasanya diidentikkan dengan dunia bisnis dan perkantoran. Manajemen sangat dibutuhkan agar tujuan pribadi atau organisasi bisa tercapai.
Manajemen juga sangat diperlukan untuk mencapai efisiensi dan efektivitas suatu kerja organisasi. Adapun orang yang mengatur, merumuskan, dan melaksanakan berbagai tindakan manajemen disebut manajer.
Adapun fungsi manajemen merupakan elemen-elemen dasar yang selalu melekat dalam proses manajemen perusahaan. Bahkan dijadikan acuan manajer dalam melaksanakan fungsi perusahaan.
Sedangkan arti lokawisata religi adalah tempat wisata atau objek wisata yang di dalamnya terdapat nilai-nilai keagamaan. Objek wisata religi dapat berupa ziarah makam aulia atau bangunan-bangunan keagamaan seperti masjid.
Dalam tempat wisata seperti ini pasti berkaitan erat dengan aktivitas ataupun tempat khusus yang berhubungan dengan aspek religi keagamaan. Keanekaragaman agama dan keyakinan yang dimiliki Indonesia menjadi modal untuk mempromosikan konsep wisata religi.
Banyak bangunan bersejarah yang memiliki arti khusus bagi umat beragama, sehingga besarnya jumlah umat beragama penduduk Indonesia merupakan potensi bagi perkembangan wisata religi.
Secara umum, wisata adalah kegiatan melakukan perjalanan dengan tujuan mendapatkan kenikmatan, kepuasan, dan pengetahuan. Jadi, wisata religi adalah perjalanan yang dilakukan untuk meningkatkan amalan agama sehingga strategi dakwah yang diinginkan akan dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat yang menjalani wisata religi.
Di sini yang dimaksud dengan fungsi manajemen dalam objek wisata religi ialah bagaimana seorang manajer mampu mengelola tempat wisata religi tersebut dengan menerapkan fungsi manajemen secara benar. Pengelolaan tersebut diniatkan dan dilakukan sebagai bagian dari aktivitas dakwah.
Adapun fungsi-fungsi manajemen seperti apakah yang dibutuhkan untuk diterapkan di tempat wisata religi? Setidaknya ada empat fungsi, di antaranya:
1. Planning (perencanaan)
Perencanaan merupakan proses pendefinisian tujuan organisasi, pembuatan strategi untuk mencapai tujuan, serta pengembangan rencana aktivitas dalam organisasi. Tahap perencanaan sangat penting dan tidak boleh dilewatkan.
Fungsi perencanaan dalam mengelola sebuah tempat wisata religi bermanfaat untuk meminimalisir risiko atau kesalahan yang mungkin dilakukan dalam kegiatan pengelolaan tersebut. Perencanaan juga bermanfaat untuk memastikan jika visi misi tempat wisata religi sudah sejalan dengan arah dan tujuannya.
2. Organizing (pengorganisasian)
Pengorganisasian adalah proses penyusunan atau penentuan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan perusahaan. Sumber daya organisasinya meliputi sumber daya manusia (karyawan dan atau tenaga ahli), sumber daya fisik (mesin, tanah, gedung), sumber daya operasional (kebijakan, sistem informasi, merk atau brand).
Fungsi pengorganisasian dilakukan dengan pembagian tugas untuk sumber daya manusia, penetapan struktur perusahaan dan garis wewenangnya, mengalokasi sumber daya alam, dan merekrut, menyeleksi serta melatih sumber daya manusia.
3. Actuating (pelaksanaan)
Pelaksanaan merupakan proses penerapan atau implementasi dari semua rencana, konsep, ide, serta gagasan yang telah dibuat sebelumnya, untuk meraih tujuan bersama. Dalam implementasinya, wajar jika ditemui beberapa kendala, tetapi ada pula yang langsung sukses dan berhasil.
Fungsi pelaksanaan biasanya dilakukan dengan membimbing dan memberi motivasi kepada sumber daya manusia serta peningkatan kemampuan bekerja karyawan. Pada tahap ini, semua rancangan yang telah disusun, dipastikan berjalan dan diimplementasikan dengan baik.
Penerapan fungsi actuating dalam manajemen usaha adalah melaksanakan semua rencana atau gagasan yang sudah dibuat.
4. Controling (pengendalian)
Pengendalian adalah bentuk kontrol atau evaluasi terhadap kinerja organisasi. Hal ini dilakukan untuk memastikan jika apa yang telah direncanakan, disusun serta dijalankan sudah sesuai dengan apa yang telah dirancang sebelumnya.
Fungsi pengendalian dilakukan dengan mencari tahu apa saja yang tidak sesuai dengan rancangan, menentukan dan menganalisa letak permasalahannya, berusaha mencari solusinya, serta melakukan pengawasan kinerja sumber daya manusia.
Hal di atas merupakan empat fungsi manajemen yang perlu diterapkan saat mengelola sebuah tempat wisata religi. Dengan menerapkan keempat fungsi tersebut diharapkan sebuah tempat wisata mampu mencapai tujuan yang telah dibuat.
Mahasiwa Manajemen Dakwah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta