SERIKATNEWS.COM – Kementerian Perindustrian (Menperin) melalukan 4 strategi untuk mendukung program pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) industri kompeten, khususnya di tahun 2019.
“Ada 4 langkah strategis Menperin dalam meningkatkan ekspor sebagai implementasi industri berbasis 4.0, yaitu membangun sarana pendidikan yang semuanya berbasis kompetensi untuk membangun SDM yang kompeten,” ujar Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto, Rabu (13/3/2019).
Untuk menjalankan empat strategi ini, Kemenperin mengalokasi anggaran hingga Rp1,78 triliun. Strategi pertama adalah membangun pendidikan vokasi industri berbasis kompetensi menuju dual system yang diadopsi dari Swiss dan Jerman. Saat ini, Kemenperin memiliki 9 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), 10 politeknik, dan 2 akademi komunitas. Unit pendidikan vokasi ini sudah link and match dengan industri, sehingga semua lulusan terserap kerja dengan waktu maksimal enam bulan setelah wisuda.
Strategi kedua adalah pembangunan politeknik dan akademi komunitas di kawasan industri. Menperin telah membangun Akademi Komunitas Tekstil di Solo, Politeknik Industri Logam di kawasan industri Morowali, Akademi Komunitas Industri Manufaktur di Bantaeng, dan Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu di Kawasan Industri Kendal. Tahun ini, Kemenperin memfasilitasi pembangunan Politeknik Industri Petrokimia di Cilegon, Banten dan Politeknik Industri Agro di Lampung.
Strategi ketiga, yaitu meluncurkan pendidikan vokasi link and match antara SMK dengan industri. Program yang dimulai sejak tahun 2017 ini telah menjangkau wilayah Jawa, Sumatera, hingga Sulawesi.
“Hingga tahap kesembilan, kami telah melibatkan sebanyak 2.350 SMK dan 899 perusahaan dengan total perjanjian kerja sama mencapai 4.351yang telah ditandatangani. Program inijuga mendorong peningkatan kompetensi guru produktif dan fasilitasi silver expert untuk SMK,” tuturnya.
Strategi keempat yakni pelaksanaan pelatihan industri berbasis kompetensi dengan sistem 3 in 1, yaitu pelatihan, sertifikasi kompetensi, dan penempatan kerja. Program ini dapat dimanfaatkan bagi para penyandang disabilitas.
“Melalui upaya Making Indonesia 4.0, kita akan merevitalisasi sektor manufaktur dan diharapkan akan bisa meraih nilai net ekspor seperti tahun 2000 lalu, yakni mencapai angka 10 persen terhadap PDB (Produk Domestik Bruto), lalu meningkatkan produktivitas, dan membangun kemampuan inovasi lokal,” terang Airlangga.
Berdasarkan Making Indonesia 4.0, lima sektor manufaktur yang diprioritaskan pengembangannya dalam memasuki era revolusi industri 4.0, yaitu industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, otomotif, kimia, dan elektronika.
“Kelompok manufaktur ini mampu memberikan kontribusi sebesar 65 persen terhadap total ekspor, kemudian menyumbang 60 persen untuk PDB, dan 60 persen tenaga kerja industri ada di lima sektor tersebut,” ujar Airlangga.
SerikatNews.com adalah media kritis anak bangsa. Menyajikan informasi secara akurat. Serta setia menjadi platform ruang bertukar gagasan faktual.
Menyukai ini:
Suka Memuat...