Meskipun sudah saya terbitkan beberapa tulisan opini saya tentang Ustadz Abdul Somad (UAS) dan mengkritisi beberapa pemikirannya, nampaknya masih banyak teman-teman yang menganggap saya terlalu memuji UAS. Karena itu dalam kesempatan ini saya akan tulis point-point terpenting yang menjelaskan ketidak sepakatan saya dengan pemikiran UAS:
Pertama, UAS mengatakan dalam ceramahnya bahwa orang Cina itu sama dengan setan, karenanya sesama setan orang-orang Cina atau kafir tidak akan kerasukan setan. Pernyataan UAS ini bagi saya adalah ucapan rasis dan sangat tidak rasional. Kenapa? Karena tidak ada seorangpun yang tau ia akan dilahirkan dari rahim orang Cina ataukah tidak. Pernyataan yang menyatakan Cina sama dengan setan itu sangat menghina sekali. Selain dari itu dalam kenyataannya banyak orang Cina juga yang kerasukan setan. Mengatakan orang Cina itu otomatis kafir juga merupakan pernyataan yang sangat ceroboh, karena nyatanya ada jutaan orang Cina yang muslim baik di negeri ini ataupun di negeri Cina sendiri. Lagian menyebut orang non muslim sebagai kafir itu juga salah, karena definisi kafir tidaklah berarti mereka yang tidak beragama Islam. Saya sudah menjelaskan tentang makna kafir ini sangat panjang lebar dan banyak sekali di tulisan-tulisan saya terdahulu, yang sebagiannya juga sudah saya bukukan.
Kedua, UAS memerintahkan orang Sunni mengusir orang Syiah yang sholat di masjid orang Sunni, karena bagi UAS ajaran Syiah itu bukanlah ajaran Islam yang benar. Saya tidak menyalahkan pandangan UAS tentang benar atau tidaknya Syiah yang dianggapnya bertentangan dengan Islam karena itu adalah soal keyakinan masing-masing orang, namun yang saya garis bawahi disini adalah larangan UAS untuk orang Syiah shalat di masjid orang Sunni. Saya bertanya, jika orang Syiah dilarang shalat di masjid orang Sunni, mengapa Pemerintah Arab Saudi yang Sunni membolehkan orang-orang Syiah menunaikan ibadah haji ke tanah suci dan memperbolehkannya shalat disana? Ketahui pula bahwa warga negara Arab Saudi juga terdapat jutaan orang yang beraliran Syiah, dan mereka dapat beribadah disana sesuai keyakinannya.
Ketiga, menurut UAS lambang Palang Merah di mobil Ambulance di seluruh dunia itu adalah lambang milik orang Nasrani yakni Salib, hingga kaum muslimin diharuskan untuk tidak memakainya. Jika demikian akankah kita menghapus tanda plus dalam mate-matika? Merobohkan tiang rumah penyangga genteng dan tiang jemuran pakaian yang menyerupai Salib? Membuang keranjang tembakau atau buah-buahan yang menyerupai tanda bintang Yahudi? Sekali lagi, ini merupakan pemikiran yang sangat tidak rasional.
Keempat,UAS mengharamkan Hari Ibu, karena menurut UAS Hari Ibu itu merupakan produk (tradisi) Barat yang dianggapnya kafir, padahal dalam faktanya Hari Ibu yang ada di Indonesia berbeda dengan Mother’s Day yang ada di Barat. Selain itu apakah seluruh budaya atau hasil peradaban yang datang dari Barat itu haram? Bagaimana dengan berbagai alat tekhnologi yang selama ini kita dan UAS sendiri pergunakan? Haruskah kita membuang tv? Hp? Laptop dlsb.?…Pun juga harus dicatat, bahwa orang-orang di Barat juga tidak sedikit yang beragama Islam.
Kelima,UAS itu pengikut bahkan pengurus Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), atau jika ada yang masih meragukannya, setidak-tidaknya UAS itu pendukung dan promotor HTI. Beliau dalam berbagai ceramahnya selalu menggelorakan Daulah Khilafah Islamiyah yang merupakan ideologi dan cita-cita politik HTI. Ideologi politik ini sangat bertentangan dengan Demokrasi Pancasila, yang berarti pula ia ingin melenyapkan Pancasila dan NKRI, terlepas dari ceramahnya yang belakangan ini kerap memproklamirkan dirinya sebagai pendukung Pancasila dan NKRI.
Dari beberapa point yang saya sebutkan di atas, semoga para sahabat tidak salah faham lagi yang menganggap saya terlalu memuji Ustadz Abdul Somad. Jikapun ada pujian saya untuk UAS, itu adalah gaya orasinya yang bagus dan mampu menyuguhkan pemikiran-pemikiran karya ulama Islam Timur Tengah yang dahulu biasa kami pelajari di Pondok Pesantren. Meski demikian saya menganggap pemikiran UAS ini tidak berimbang, beliau masih dikuasai oleh pemikiran-pemikiran ulama yang tidak memahami bahkan juga menaruh dendam kesumat terhadap dunia Barat yang dianggapnya kafir, sesat dan telah menghancurkan banyak negeri-negeri yang mayoritas beragama Islam.
Apakah UAS lupa bahwa Tuhan itu milik Timur dan Barat? Apakah UAS tidak mengerti bahwa di Barat meskipun penduduknya bukan mayoritas Islam namun telah mengamalkan banyak ajaran-ajaran Islam? Apakah UAS tidak mengerti banyak orang-orang muslim dari berbagai negara di dunia, termasuk orang-orang Arab dan Indonesia bisa studi di Barat secara gratis (meski mungkin ada yang membayar) dan diperbolehkan bekerja mencari nafkah disana? Apakah UAS menutup mata terhadap para pengungsi dari Timur Tengah yang dilanda perangpun banyak yang ditampung di negara-negara Barat?. Sudahlah, sudahi saja semua dendam kesumat ini, hingga UAS dapat berdakwah dengan jernih. Demikian.
Profesi: Advokat KAI (Kongres Advokat Indonesia). dan Penulis, Serta Pemerhati Politik
Menyukai ini:
Suka Memuat...