Oleh: Nindy Ellesse
“Perempuan dan perjuangan adalah kembar siam. Kodrat perempuan adalah berjuang.
Juang, berjuang dan perjuangan sebetulnya adalah suatu kata yang tidak terpisahkan dari perempuan”.
Dari awal kejatuhan perempuan ditaman Eden, perempuan sudah mendapatkan hukuman yaitu dengan kesakitan engkau akan melahirkan keturunan. Itulah perjuangan sejati antara hidup dan mati. Selanjutnya perempuan harus membesarkan dan mendidik anak-anaknya untuk menjadi “orang” tidak peduli keadaan, tantangan atau musim kehidupan yg dilewati, perempuan harus kuat, tegar berjuang untuk anak anak yang dilahirkannya menjadi orang.
Tidak banyak perempuan yang tercatat dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Ada bbrp pahlawan spt Cut Nyak Dien, Cut Mutia atau Christina Martha Tiahahu yg memang berjuang dalam peperangan dengan penjajah, tetapi ada pahlawan seperti RA.Kartini, Rasuna Said yg berjuang untuk emansipasi atau persamaan hak dan menghapus diskriminasi, ada juga Pahlawan seperti Walanda Maramis dan Dewi Sartika yg berjuang untuk pendidikan, perempuan harus sekolah, pintar dan cerdas.
Ada juga Ibu Negara Tien Soeharto dan Fatmawati yg berjuang mendampingi suami membuat perubahan signifikan dalam momentum menjadi bagian dalam detik kemerdekaan dan mengisi kemerdekaan Indonesia.
Walaupun sedikit yg tercatat tapi perempuan tidak akan dipisahkan dari perjuangan. Dijaman ini perempuan sudah tidak perlu berperang dan menuntut emansipasi dalam segala bidang.Perempuan jaman sekarang sudah menerima hasil dari perjuangan mereka, tetapi tidak akan pernah perempuan berhenti berjuang.
Di jaman ini perempuan memiliki tantangan berbeda, masalah bangsa saat ini berbeda.
Tantangan terbesar saat ini bagi perjuangan perempuan adalah menghasilkan generasi unggul bagi penerus bangsa. Perjuangan mengajarkan akhlak, moral, kebaikan, menerima perbedaan dan rasa kemanusiaan bagi generasi penerus adalah tantangan utama perempuan jaman sekarang.
Banyaknya perempuan yang matrealistis dan memiliki gaya hidup sosialita selebrita akan membuat generasi yang dilahirkannya memiliki pandangan dan gaya hidup yg sama. Keluarga akan menjadi kokoh dalam integritasnya adalah ketika perempuan dirumahnya yg bertindak sebagai penolong, perekat, penopang bisa mengkomunikasikan standard kehidupan dengan nilai nilai luhur untuk diterapkan bagi anggota keluarganya. Para pria akan menjadi orang yang bekerja mencari nafkah menyesuaikan dengan tuntutan para perempuan dirumahnya. Seorang istri akan sangat menentukan bagimana cara suami mencari nafkah bagi keluaganya. Jika dirumah istri menuntut sesuatu diluar batas kemampuannya, maka tidak heran kalau suami melakukannya dengan cara carayg tidak seharusnya seperti korupsi atau dengan cara cara yang tidak halal untuk memenuhi tuntutan kehidupan rumah tangganya. Anak-anak akan terbentuk juga dengan karakter dan akhlak seperti yang dilakukan oleh orangtuanya.
Disinilah banyak suami, anak bahkan mungkin cucu yg menjadi koruptor karna para perempuan dirumah tidak lagi memiliki nilai nilai perjuangan atau kepahlawanan. Kesuksesan diukur dengan hal hal materi. Semakin banyak materi yang dikumpulkan semakin berhasil. Perempuan mjd penyebab utama turunnya moralitas bangsa, Perempuan yg mulia akan melahirkan generasi berakhlak mulia. Akhlak suatu bangsa berawal dari rumah, dari keluarga. Keluarga adl komunitas terkecil dr suatu bangsa.
Bangsa yg besar terjadi jika para perempuan mampu mentransferkan nilai2 mulia kpd keluarga, kpd generasi penerus bangsa. Jadi sangat penting bg perempuan utk memiliki keimanan yang tinggi. Keimanan dimana akhlak, kemanusiaan, kesetiaan, kejujuran adl hal utama lbh daripada hal2 materi. Spiritualitas lbh utama dibandingkan materialitas. Bagaimana proses meraih kesuksesan lbh utama drpd kesuksesan itu sendiri. Proses bgm mencapai tujuan lbh penting dr tujuan itu sendiri.
Tantangan milenial dan doktrinasi suatu ajaran harus menjadi fokus dalam perjuangan perempuan mewujudkan kebenaran, kemerdekaan sejati. Mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa, mewujudkan keadilan dan rasa kemanusiaan dalam menyikapi segala perbedaan sebagai kekuatan sekaligus menutup celah perpecahan bangsa.
Cuma masalahnya di “zaman Now”1 banyak perempuan yang tidak pernah tau tujuan mereka ada dunia, mengapa mereka dilahirkan, tahu mengapa ada di Indonesia, ada di suatu komunitas, ada di keluarga.
Perempuan yang tidak punya tujuan hidup berawal dari perempuan yang tidak tahu “identitas diri” atau mengetahui keberadaan diri, kekuatan dan kelemahannya.
Ini merupakan dasar dari segala tindakan seorang perempuan. Sebenarnya ini juga berlaku bukan cuman untuk perempuan tapi untuk setiap orang, untuk setiap individu.
Perempuan harus bisa menerima keberadaan diri, mengakui dan membangun jati diri yang benar. Jika tidak perempuan bukan menjadi penolong keluarga tapi malah menjadi perongrong keluarga. Perempuan lebih suka bersolek daripada belajar dan berjuang. Ada kalimat yang sekarang jadi populer adalah, ” Laki-laki bekerja mencari nafkah, perempuan yang menghabiskan ” Sekilas kalimat itu seperti ‘guyonan’, tetapi kebanyakan itulah yang terjadi akhir- akhir ini.
Banyak perempuan tidak semua suka yang serba instant dan tidak menyukai proses.
Pendidikan anak anak juga diserahlan kepada para pembantu dan guru, perempuan tidak lagi terlibat dalam pembentukan karakter keluarga tapi lebih menyibukkan diri dengan hal hal yang berhubungan dengan pembuktian diri dan approval dari org lain. Salah kaprahan ini membuat keluarga kehilangan nilai nilai kesederhanaan dalam berpikir dan bertindak. Perempuan harus menjadi jembatan dalam menyelesaikan permasalahan keluarga.
Karena itu perempuan harus betul-betul tahu kekuatan dan kelemahannya. Dengan kekuatannya tersebut. yaitu kelemah lembutan dan keindahan pikirannya, potensi dan talenta yg telah sang pencipta letakkan dalam diri setiap perempuan akan menjadi sumber terbentuknya budaya, gaya hidup, karakter dan moralitas suatu bangsa. Bahkan perempuan bisa menentukan kemana arah politik dari suatu bangsa.
Satu hal lagi kelebihan perempuan adalah “berbicara”. Menurut penelitian dalam sehari perempuan harus menghabiskan lebih dari 3000 kosa kata. Karena perempuan memiliki kelebihan suka berbicara maka sebenarnya perempuan adalah komunikator terbaik bagi terwujudnya penghayatan dan pengamalan Pancasila. Ini yang harus dikembangkan perempuan dalam berbangsa. Membawa keluarg berkerTuhanan, berkemanusiaan, perdamaian untuk persatuan, toleransi dan berkeadilan. Itulah bagian dari perjuangan perempuan kekinian.
Perjuangan untuk memiliki pola hidup dan gaya berpikir sederhana menjadi tantangan terbesar perempuan kekinian. Sesederhana seorang yang berpikir bahwa hanya kekuatan Cinta yang akan menjadi solusi. Solusi dalam permasalahan keluarga, bersosialisasi dengan sesama dan berbangsa. Cinta kepada Tuhan dan cinta kepada sesama. Perempuan jika engkau tahu jati diri dan tujuanmu untuk hadir di dunia maka engkaulah sebenar-benarnya pahlawan bagi keluarga, bangsa dan negara bahkan bagi dunia.
SerikatNews.com adalah media kritis anak bangsa. Menyajikan informasi secara akurat. Serta setia menjadi platform ruang bertukar gagasan faktual.
Menyukai ini:
Suka Memuat...