Ia pemimpin yang dikenal dengan kesederhanaan, kerendah hatian dan semangat serta kecepatan kerjanya yang melampaui prestasi para pemimpin pendahulunya.
Ia lahir dan tumbuh dewasa dari seorang ibu di Jawa Tengah, seorang rakyat jelata yang taat beribadah dan sangat dicintai para tetangga-tetangganya.
Ia pemimpin yang di masa remajanya gemar berpetualang memasuki hutan belantara, hingga jiwanya menyatu dengan alam dan sangat peka pada persoalan kemanusiaan.
Ia pemimpin yang kerap berkomunikasi dengan Tuhannya dikala sepi, dan mencermati perkembangan situasi negeri beserta dunia, untuk dicari dan ditemukan penyelesaian persoalannya.
Ia pemimpin yang berani memasuki hutan belantara di Papua yang rawan penembakan, dan memasuki negara-negara pergolakan yang rawan pengeboman, untuk mengumandangkan semangat persaudaraan kemanusiaan dalam perdamaian.
Ia berbicara di podium parlemen Pakistan, dan menjadi imam sholat di Kabul Afghanistan. Ia merangkul pemimpin-pemimpin besar dunia, dan mengingatkannya untuk tetap menghormati harkat dan martabat manusia, apapun bangsa, suku dan rasnya.
Ia sederhana, lapang jiwanya dan tak pernah bersikap kasar pada para pencelanya. Ia bekerja dan terus bekerja, serta menghibur kaum fakir miskin di daerah-daerah yang dikunjunginya.
Ia tak pernah menganjurkan istri dan anak-anaknya untuk berbisnis dengan menggunakan fasilitas dari negara yang dipimpinnya, dan membiarkan keluarganya merintis usaha dengan mengandalkan potensi dirinya sendiri.
Ia sang pemberani yang tiada sedikitpun gentar memasuki kerumunan jutaan orang yang membencinya, dan berbicara dengan tenang tentang kebenaran dan keadilan yang harus berimbang.
Ia tak pernah mengejar musuh-musuhnya dan malah membiarkannya datang ke istana serta menjamunya, setelah mereka kelelahan dari pelarian tanggung jawab moral kemanusiaannya.
Para pembencinya mengolok-oloknya sebagai putra PKI keturunan Cina, serta bekerja untuk kepentingan kapitalisme dunia, namun semua diabaikannya dan ia malah memilih kian bersemangat bekerja untuk kemajuan negerinya.
Ia mengerti umat Islam adalah korban terbanyak dari konflik, perang dan terorisme dunia, hingga 70% serangan teroris terjadi di negara-negara muslim, dan 60 % konflik bersenjata di dunia pun terjadi di negara muslim.
Ia mengerti ada jutaan saudara-saudara kemanusiannya yang harus keluar dari negaranya untuk mencari kehidupan yang lebih baik, dan 67% dari pengungsi itu berasal dari negara-negara muslim. Karenanya ia terbang ke Banglades untuk memantau kerja para relawannya yang mengurus para pengungsi Rohingya.
Ia mengerti ancaman radikalisme dan terorisme terjadi dimana-mana, tak terkecuali di negerinya sendiri hingga baginya tak ada satupun negara yang kebal dari semua ancaman radikalisme dan terorisme itu.
Ia pemimpin yang peduli dan berempati pada masalah-masalah kemanusiaan, dan ia tak ingin membiarkan kondisi ini tetus berulang terjadi, karenanya ia tak henti menggelorakan penghormatan pada kemanusiaan yang harus dijadikan pemandu dalam berbangsa dan bernegara.
Dialah Joko Widodo (Jokowi) sang mujahid di abad kontemporer, salah seorang putra terbaik bangsa yang kita miliki. Dialah Pemimpin Nasional yang bekerja dengan hatinya, dan memimpin rakyat dengan cinta, kejujuran serta kesederhanaannya.
*Penulis Adalah Advokat dan Penulis.
Profesi: Advokat KAI (Kongres Advokat Indonesia). dan Penulis, Serta Pemerhati Politik
Menyukai ini:
Suka Memuat...