SERIKATNEWS.COM – Ketika Moskow mengerahkan pasukan, tank, artileri dan peralatan tempur lain ke perbatasan negara bekas Uni Soviet, di saat itu, Rusia memulai invasi ke Ukraina pada Kamis 24 Februari 2022.
Terdapat banyak pihak yang merasa cemas akan potensi terjadinya Perang Dunia III ketika melihat langkah Rusia yang menginvasi Ukraina. Sebabnya tidak hanya gesekan antara kedua negara ini, negara besar seperti Amerika Serikat dan NATO pun kemungkinan juga akan turun tangan.
Sementara itu, Rusia tak lain adalah sekutu dekat China. Karenanya, bukan tidak mungkin Moskow akan meminta arahan serta bantuan ke Beijing. Pun di dalam konstelasi politik global, China kerap bersitegang dengan AS.
Relasi antara Ukraina dan Rusia sebagai negara maupun suku bangsa mempunyai masa lalu yang panjang dan pelik. Bahkan, kadang juga diwarnai dengan konflik.
Kedua negara tersebut berasal dari kerajaan Kievan Rus. Daerah itu membentang di beberapa bagian-bagian yang kini disebut, Rusia, Ukraina, dan Belarus pada abad ke-9 sampai abad ke-13.
Dilaporkan CNN Indonesia, pada tahun 1932-1933, peristiwa kelaparan merenggut jutaan orang di Ukraina. Ini menjadi awal mula terjadinya konflik Rusia-Ukraina.
Pendapat dari sejarawan di Kiev, menjelaskan jika peristiwa itu diartikan sebagai genosida yang diatur pemimpin Uni Soviet, Joseph Stalin. Ketika itu, ia disebut menghukum warga Kiev karena menentang kolektivisasi paksa lahan pertanian.
Di waktu pemerintahan saat ini, Rusia berusaha mengecilkan penindasan era Stalin. Moskow menentang narasi Kiev yang menganggap bahwa peristiwa itu merupakan kelaparan yang menghancurkan kawasan Asia Tengah dan Rusia.
“(Kami berasal dari) sejarah dan spiritual yang pada dasarnya sama,” tutur Putin dilansir dari AFP.
Di dalam sebuah esai yang berjudul “Tentang Kesatuan Sejarah Rusia dan Ukraina”, Presiden Rusia Vladimir Putin menjelaskan jika Moskow dan Kiev merupakan satu kesatuan.
Saat bulan Desember lalu, Putin kembali menegaskan jika negara Ukraina diciptakan oleh pendiri Uni Soviet, Vladimir Lenin pada 1920-an.
Kemudian, respons Ukraina sendiri tidak mau melulu dianggap sebagai satu-kesatuan dengan Rusia. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, menjelaskan jika Kiev dan Moskow bukanlah satu kesatuan, meski punya sejarah yang sama.
“Kami tentu bukan satu bangsa. Masing-masing dari kita memiliki jalan sendiri di masa mendatang,” kata presiden Zelensky dilansir dari Ukraine Crisis Media Center.
Seiring berjalannya waktu dan konflik antar negara yang memperebutkan hegemoni, Uni Soviet runtuh pada 1991. Kemudian, beberapa bulan setelahnya, Ukraina mendeklarasikan diri sebagai negara berdaulat. Negara ini kemudian menjadikan bahasa Slavia Timur sebagai bahasa resmi Ukraina.
Sejak saat itu, Moskow berulang kali menuduh Kiev berusaha menghancurkan resufikasi Ukraina dengan promosi bahasa. Tujuan Ukraina, katanya, untuk membatalkan resufukasi yang berasal dari Kekasairan Rusia dan era Soviet.
Adapun rusifikasi, adalah proses asimilasi budaya di mana komunitas non-Rusia, baik secara sukarela atau tidak, menghimpun budaya dan bahasa mereka sejalan dengan yang ada di Rusia. Mayoritas penduduk Ukraina memang bilingual, tetapi mereka menganggap bahasa Slavia Timur sebagai bahasa ibu.
Sementara itu, pengaruh dari Rusia terasa dominan di bagian selatan dan timur termasuk Donbas, wilayah yang dikuasai kelompok separatis sejak 2014 usai Moskow mencaplok Crimea.
Semenanjung itu dianeksasi usai masyarakat Ukraina berhasil menggulingkan Presiden pro-Rusia Viktor Yanukovich. Namun pencaplokan itu bukan kali pertama. Pada abad ke-18, Crimea yang ketika itu dipimpin Dinasti Khanate Crimea, dianeksasi Kekaisaran Rusia.
Di tahun 1954, pemimpin partai komunis Nikita Khrushchev memberikan semenanjung itu kepada Soviet Ukraina sebagai langkah simbolis. Crimea juga merupakan rumah bagi Tatar Krimea, etnis minoritas mayoritas Muslim, yang sebagian besar menentang aneksasi Rusia. Ribuan Tatar CMosrimea telah meninggalkan semenanjung itu setelah mendapat tekanan dari Moskow.
Insiden aneksasi yang terjadi pada 2014 itu membuat bahasa Rusia kurang populer. Ukraina juga meresmikan bahasa mereka melalui undang-undang sebagai bahasa yang dominan di sejumlah sektor termasuk perdagangan.
Donbass merupakan pusat pertambangan dan industri yang vital bagi perekonomian Ukraina. Wilayah ini berada di jantung pertempuran budaya Kiev dan Moskow. Wilayah itu dihuni terutama oleh penurut bahasa Rusia, yang menurut Kremlin harus dilindungi dari nasionalis Ukraina.
Kendati demikian, susunan demografis di kawasan itu berubah imbas kelaparan dan pergerakan ratusan ribu pekerja Rusia setelah terjadinya Perang Dunia II.