Bukan Donald Trump jika tidak ada pemberitaan sensasional. Bahkan orang-orang sekelilingnya tak akan bisa menebak apa mau Presiden AS ke-45 tersebut. Termasuk Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat, John Bolton. Secara mengejutkan, Trump mengumumkan kabar pemecatan salah satu tokoh sentral di Gedung Putih itu lewat Twitter-nya, Selasa (10/9/2019).
Menurutnya, Penasihat Keamanan Nasional AS, John Bolton sering kali berbeda pandangan dan melakukan kesalahan besar terkait upaya-upaya diplomasi dengan pejabat penting lainnya di dalam pemerintahan. Dalam tweet-nya itu, Trump sempat meminta agar Bolton bisa mengakhiri “saran-saran” soal jalannya pemerintahan yang diberikan kepada Trump.
Sedang “Tidak Baik-Baik” Saja
Adapun tweet Trump itu muncul satu jam setelah penjadwalan Bolton di Konferensi Pers bersama Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo dan Menteri Keuangan AS, Steve Mnuchin. “Saya berterima kasih banyak kepada John atas pelayanannya. Saya akan menunjuk Penasihat Keamanan Nasional yang baru minggu depan,” tulis Trump. Selain itu, Trump juga memperjelas dalam tweet-nya yang lain bahwa Bolton memang sudah tidak lagi dibutuhkan untuk Gedung Putih. Dan ia juga menyinggung beberapa pejabat lainnya agar tidak melakukan hal yang sama seperti Bolton.
Diketahui bahwa perbedaan pandangan antara Trump dengan Bolton selaku penasihat keamanan nasional bukan hanya terjadi sekali dua kali. Bahkan sudah sering silang pandangan itu muncul dalam setiap pengambilan keputusan soal keamanan nasional negeri Paman Sam itu. Kejengkelan Trump terhadap penasihatnya itu sebenarnya sudah dimulai beberapa bulan terakhir atas perbedaan pernyataannya mengenai konflik hubungan AS dengan Iran, Venezuela, dan sekarang Afghanistan. Trump merasakan ketidaknyamanannya dan mulai sulit mempercayai kinerja Bolton untuk mengadvokasi segala urusan agenda kepresidenannya.
Disisi yang lain, Bolton pernah menyatakan sikapnya di televisi bahwa ia sebenarnya juga sudah enggan untuk mendampingi Trump soal urusan keamanan Nasional dan bermaksud mengundurkan diri sebelum muncul kabar ia benar-benar dipecat oleh Trump. Selain itu, Juru bicara Gedung Putih, Stephanie Grisham membenarkan adanya banyak masalah yang menyebabkan Trump meminta pengunduran diri Penasihat Keamanan Nasional AS, John Bolton. Akan tetapi Trump tidak merinci apa yang sebenarnya sedang dia maksud mengenai perilaku Bolton.
Gengsi Negara Adi Daya
Trump yang gigih menunjukkan tagline “Make a Great America Again” itu acap kali mengeluarkan pernyataan yang saling bertabrakan. John Bolton dikenal sebagai penasihat garis keras soal kebijakan luar negeri AS, terlalu memberikan penekanan atas jalannya pemerintahan Trump. Sebut saja upaya diplomasi AS dengan Korea Utara, Iran, Rusia, Afghanistan, dan lain sebagainya.
Dalam kasus hubungan diplomatik AS-Korea Utara, peran Bolton disebutkan begitu kuat. Bolton sebelumnya mendesak agar Trump tidak melewatkan serta membiarkan tekanan terhadap Kim Jong Un, Pemimpin Korea Utara meskipun ada upaya diplomatik antara mereka berdua. Sehingga, pertemuan yang sempat heboh itu berhenti tanpa “status” kepastian. Selain itu, sebagai Penasihat Keamanan Nasioanl, Bolton juga menolak usulan Trump tentang kemungkinan adanya pertemuan antara AS – Iran. Begitu juga saran yang ia berikan berlaku jugan untuk hubungan diplomatik AS dengan Rusia termasuk Afghanistan.
Mengenai keberlanjutan pemerintahan Trump, Gedung Putih telah mendiskusikan beberapa calon potensial yang akan disiapkan untuk menggantikan Bolton. Setidaknya sudah ada 10 nama yang santer beredar, namun belum bisa dipastikan hingga minggu depan. Mari kita tunggu sensasi Trump berikutnya!
Indonesia Controlling Community