Laporan Serikat News
Senin, 30 Oktober 2017 - 16:51 WIB
Ilustrasi Sumpah Pemuda
Oleh: Ainun Najib
Sumpah pemuda merupakan ikrar yang digagas oleh oraganisasi Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) pada 28 Oktober 1928. Sumpah Pemuda, menegaskan bahwa para pemuda berkeinginan untuk memiliki wilayah, bangsa dan bahasa yang satu, yaitu Indonesia. Sumpah Pemuda merupakan tonggak awal tercapainya kemerdekaan Indonesia.
Lahirnya Sumpah Pemuda, diilhami oleh rasa nasionalisme yang tertanam pada diri pemuda. Pemuda sadar, bahwa bersarangnya bangsa asing di Indonesia, merupakan akibat dari lemahnya kekuatan bangsa Indonesia pada saat itu. Pemuda memunculkan gagasan persatuan, untuk menghimpun kekuatan bangsa-bangsa di Indonesia, yang saat itu masih terpecah belah.
Sumpah Pemuda, merupakan langkah strategis yang dilakukan oleh pemuda. Hasilnya, dapat dipetik pada 17 Agustus 1945 berupa proklamasi kemerdekaan Indonesia. Pemuda mampu menggerakan seluruh bangsa Indonesia, setelah sebelumnya menghimpun melalui Sumpah Pemuda.
Tidak selesai pada kemerdekaan Indonesia, pemuda juga mewarnai perjalanan politik pemerintahan negara Indonesia. Orde lama, orde baru, hingga reformasi merupakan corak pemerintahan yang dihasilkan oleh gerakan Pemuda pada masing-masing masanya. Lantas apa yang akan dihasilkan pemuda pada masa sekarang?
Di era globalisasi ini, semua orang dimudahkan untuk mengakses informasi yang diinginkan. Dari anak-anak hingga orang tua, dari negara Timur hingga negara Barat, mereka disajikan dengan informasi yang tidak dibatasi. Akibatnya, masyarakat menerima informasi yang tidak sesuai dengan nilai-nilai yang terdapat di lingkungannya. Hal ini, mengakibatkan maraknya perbuatan menyimpang yang dilakukan di masyarakat.
Derasnya arus Pertukaran budaya melalui globalisasi, mengakibatkan terkikisnya budaya yang kita miliki. Globalisasi mempengaruhi cara pandang masyarakat, bahwa gaya hidup barat dianggap lebih populer dari pada budaya lokal. sebenarnya tidak ada yang salah dengan budaya barat, asal itu tidak berbenturan dengan nilai nilai budaya kita.
Inilah yang sedang terjad pada diri pemuda hari ini. Gaya hidup hedonis, individual, hingga lupa norma dan agama, menjadi tolak ukur untuk mencari eksistensi hari ini. Mereka yang disebut generasi Kids jaman now ini, sedikit demi sedikit tercabut dari ideologi yang mereka miliki, yaitu Pancasila. Padahal, pancasila merupakan intisari dari nilai-nilai budaya lokal yang sudah dianut ribuan tahun lalu, oleh bangsa Indonesia.
Fenomena demikian, merupakan arus balik dari sumpah pemuda. Jika Sumpah pemuda pada tahun 1928, muncul gagasan ber-Indonesia, mungkin hari ini pemuda juga akan melahirkan SUMPAH KIDS JAMAN NOW Yang menyatakan pemuda tidak berIndonesia. Dengan gejala yang terlihat dalam kondisi pemuda hari ini, tidak berlebihan apabila itu benar terjadi.
Untuk mengantisipasi hal itu, diperlukan penguatan pemahaman pancasila pada diri pemuda. Sektor pendidikan harus bekerja keras untuk menanamkan pengetahuan tentang pancasila dan budaya lokal. pengetahuan tentang itu, akan mencetak karakter pemuda masa depan, sebagai regenerasi terbaik dari pemuda jaman 1928an.
*Penulis Adalah Sekretaris DPW PRM Dakwah Dan Komunikasi
FIGUR kyai masih menarik untuk dilibatkan atau terlibat pada kontestasi pilkada 2024. Pernyataan tersebut setidaknya sesuai dengan kondisi proses pilkada
PERNYATAAN Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Prof. Tjitjik Sri Tjahjandarie tentang “pendidikan tinggi adalah tertiary education, bukan
Penulis: Gloria Rigel Bunga (Mahasiswa Universitas Kristen Indonesia) KITA pasti suka bertanya-tanya, untuk apa ya sebuah perusahaan atau organisasi sering