Kau rasa dirimu muda
Menentang usia
Tokoh tetangga
Kaujadikan seperti dirimu
Itu beda.
Dia memang tua
Bak kelapa penuh berminyak
Komitmennya bela negara tiadalah sirna.
Lihat dirimu.
Apa sudah kau buat
Sejak mudamu, dahulu kala
Mereka ungkap lagak lakumu
Tersiar sudah.
Tidakkah ada rasa malu aib masa mudamu?
Adakah cermin di rumahmu?
Kau tua dalam usia
Keriput wajahmu dan celong matamu tidaklah menipu seperti sedap-sedapan mulutmu dalam iming janji atau pahit getir lidahmu dalam sinis ujaran maupun kata.
Kau memang tua dalam usia
Hingga susah nian bagimu menilai mana benar dan salah seperti pikun membedakan tangan kanan dari tangan kirimu.
Kau begitu tua dalam usia
Rupa-rupa aksi orasi sangkamu pendengarmu suka dan pengagummu bangga.
Api yang menyala dari seonggok sekam dalam jiwamu seperti kilat yang menyambar mencabut akar-akar pohon-pohon tua yang memang harus tumbang segera dan di saat yang sama justru berguna memperkuat nyala obor-obor teruna muda yang terpatok kuat di tiangnya.
Ah, sudahlah.
Usia tuamu tak mungkin paham apa makna kata-kata ini.
Biarlah.
Biarkanlah.
Tua dan menua dalam lapuk masa.
Tua lalu semakin menua dalam lapuk asa.
Jawab tak ada.
Penulis Adalah Konsultan Manajemen dan Penulis Lepas