Bait Rindu
Senja bersenandung pada langit kelabu
Mengusap rasa walau terdiam bisu
Tangis langit terus memburu
Seolah menyiratkan bait pilu
Sepatah kata tak terucap
Walau bibir telah mengungkap
Menghalau debaran yang terus gagap
Meski hati terus berharap
Lantunan indah bukan hanya berbalas rumit
Walau mula tak pernah terbesit
Kemana perginya rasa sakit
Mungkin sudah lenyap bersama diksi langit
Gugurnya bait-bait rindu ini
Mungkin peluk buatnya semi
Tatap mata terus menari
Jatuh rasa pada bingkai laut hati
Bukittinggi, 26 Agustus 2022
Suara Terpenjara
Suara-suara itu bagai terpenjara
Tak setitik cahaya pun tampak tercela
Kemana perginya nyalang mata anak muda
Seolah terhapus oleh kejujuran kata
Terbusung dada di tengah jeratan
Terseok-seok mencari pengumpulan
Kemana mereka orang-orang bersahaja
Kembali tenggelam pada bumi persada
Perut buncit seolah menjadi pengingat
Berlindung rayu akan syahwat
Gaya lidah orang bodoh bersilat
Seolah jelas tak kan kenal habitat
Tak terdengar bagi mereka tangisan menjerit
Tak terlihat bagi mereka luka-luka pahit
Karena sesungguhnya mereka sudah berpangkat
Karena sesungguhnya mereka sudah bersertifikat
Bukittinggi, 23 Agustus 2022
Episode Rindu
Lukaku tak jua kunjung pulih
Mulutku tak lagi bisa fasih
Ragaku tak lagi jernih
Bertanya-tanya untuk meminta lebih
Rinduku berucap pilu
Buat hatiku tahu tentang itu
Bibirku terbungkam rayu
Bertahan untuk sekedar beku
Kita berperang untuk saling membunuh
Walau raga sudah bersimpuh
Kita bersiap untuk tangguh
Walau hati butuh direngkuh
Tertunda diriku saat kehilanganmu
Terseok-seok sayapku mengejarmu
Tapi kulihat haya senyum sendu
Menggores lukaku menyayat kalbu
Kepergianmu seolah menciptakan bait palsu
Bahagiaku seolah tak terpetik kalbu
Kepergianmu seolah menamatkan rindu
Walau berteriak rasaku untuk bertemu
Bukittinggi, 9 September 2022
Sajak-Sajak Kesunyian
Rasa ini seolah tak pernah kubayangkan
Di tengah gugurnya sajak-sajak kesunyian
Bayang wajahmu seolah menapik angan
Memaksaku untuk memahami kepastian
Batinku terus mendamba
Pada bayang-bayang tak bermakna
Jiwaku selalu meronta
Pada rasa yang terus membara
Selalu ada cerita untukmu
Walau hanya menyisakan sepenggal rindu
Selalu ada khayal untukku
Walau hanya raba bayangmu
Khayalku kian meradang
Walau senyum terus mengembang
Sejenak kita pernah bersatu
Walau hanya pusaran waktu
Bukittinggi, 22 Agustus 2022
Qamara adalah nama pena dari Siti Aisyah. Gadis kelahiran Bukittinggi, 21 Juli 2007 ini menjadi salah satu siswi di SMP Islam Al-ishlah Bukittinggi. Menjadikan hitam sebagai warna favoritnya. Baginya menulis merupakan sarana untuk menumpahkan segala perasaan. Silahkan Sapa qamara di Instagram @imanatuaira.
Menyukai ini:
Suka Memuat...