SERIKATNEWS.COM – Universitas 17 Agustus 1945 (UTA ’45) mengirim 2 mahasiswa fakultas Farmasi dalam student change dan Credit Transfer ’45 Jakarta ke Universitas Sains Malaysia tahun 2022. Kedua mahasiswa itu adalah Raihan Fadil Muhammad, mahasiswa semester VII, dan Phoebe Clarissa Chastity, mahasiswi semester V.
“Ini merupakan suatu kabar gembira bagi kita semua dan juga bagian dari program kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang dicanangkan Mas Nadiem,” ungkap Rektor UTA ’45, J. Rajes Khana, Ph.D dalam acara pelepasan di Auditorium Lantai 3, UTA ’45 Jakarta belum lama ini.
Rektor UTA ’45 mengajak mahasiswa agar tidak hanya memahami kampus UTA ’45. Namun, juga dapat mengenal dan memahami pengetahuan di luar negeri.
“Ini agendanya memberikan pengetahuan dan pengalaman yang berbeda kepada mahasiswa UTA ’45. Tujuannya supaya mahasiswa tidak boleh minder tapi setara dengan yang lain. Bedanya mereka terbiasa berbahasa Inggris dan kalian tidak,” ujarnya.
Rajes Khana berpesan kepada kedua mahasiswa itu untuk mempelajari semua masalah yang ada dan teori-teori yang dapat diimplementasikan. Dengan begitu, nantinya mahasiswa memiliki kapabilitas berstandar internasional. “Belajar untuk berani, banyak bertanya dan berpikir kritis. Ini adalah opportunity,” pinta Rektor.
Sementara Ketua Dewan Pembina Yayasan UTA ’45, Rudyono Darsono dalam kesempatan tersebut mengatakan kegiatan pertukaran mahasiswa ini dapat membuka wawasan sistem pembelajaran serta membangun kepercayaan diri. “Kepercayaan diri mahasiswa itu sangat penting,” ujarnya.
Menurut Rudyono, pendidikan di luar negeri itu membuka wawasan bagaimana mahasiswa dididik untuk berdebat. “Debat di Indonesia dianggap sebagai sebuah permusuhan. Padahal, perdebatan itu untuk mengisi dan juga sebagai perbendaharaan pemikiran. Ini yang tidak diterima bangsa kita. Itulah kebodohan kita. Ini sama juga orang sudah mati tapi belum dikubur. Sudah mentok dan tidak berkembang lagi,” katanya.
Rudyono berpesan kepada kedua mahasiswa yang mewakili UTA ’45 untuk membawa nama baik bangsa Indonesia. “Gagasan Mas Nadiem sangat brilian, bagaimana membangun bangsa yang confidence, percaya diri. Semua anak-anak saya punya kesempatan yang sama untuk belajar di luar negeri baik dari program kampus maupun program Kemendikbudristek,” kata Rudyono.
Rudyono juga menekankan bahwa pendidikan karakter membentuk attitude dan integritas. Untuk itu, mahasiswa diharapkan dapat mengubah jalan cerita dari bangsa koruptor menjadi bangsa yang berintegritas, dan membangun kesejahteraan rakyat Indonesia. “Kalian generation of change, jadilah pemimpin-pemimpin yang baik,” imbuh Rudyono. (*)
SerikatNews.com adalah media kritis anak bangsa. Menyajikan informasi secara akurat. Serta setia menjadi platform ruang bertukar gagasan faktual.