JAKARTA – Perubahan iklim telah menjadi kenyataan pahit yang tak lagi bisa diabaikan. Dalam beberapa bulan terakhir, dunia dilanda berbagai bencana alam besar: kebakaran hutan di Amerika Serikat, banjir besar di Arab Saudi, topan yang memporak-porandakan Taiwan, hingga banjir melanda berbagai wilayah di Indonesia. Fenomena ini menjadi alarm bagi semua pihak bahwa dampak perubahan iklim semakin nyata dan mendesak untuk ditangani.
Suparyanto, Wakil Sekretaris Umum (Wasekum) Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam (SDA) Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PP IPNU), menyerukan perlunya aksi bersama untuk menghadapi krisis ini.
“Perubahan iklim adalah ancaman global yang tidak mengenal batas. Bencana-bencana ini menunjukkan bahwa kita sudah mencapai titik kritis akibat eksploitasi lingkungan. Jangan menunggu bencana sampai menghampiri kita untuk mulai bertindak!” tegas Suparyanto, Selasa 14 Januari 2024.
Sebagai mahasiswa Sosiologi Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA), Suparyanto juga menekankan bahwa krisis iklim membutuhkan kolaborasi semua elemen masyarakat, termasuk generasi muda, pemerintah, dan komunitas internasional.
“Krisis iklim ini tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga mengancam ekonomi, kesehatan, dan harmoni sosial. Generasi mendatang akan mewarisi kehancuran jika kita terus diam,” tambahnya.
Suparyanto, yang saat ini juga menjabat sebagai Sekretaris Yayasan Loka Kalyana Nusantara, sebuah lembaga yang fokus pada pelestarian lingkungan hidup, mengajak generasi muda untuk memulai langkah kecil seperti menanam pohon, mengurangi sampah plastik, menghemat energi, dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan.
“Bencana alam yang terjadi adalah cara bumi memberi peringatan kepada kita. Ini saatnya kita bertindak dan merespons dengan serius. Jika kita terus mengabaikan, masa depan kita dan generasi berikutnya akan berada dalam ancaman besar,” tutup Suparyanto.
Menyukai ini:
Suka Memuat...