Tidak lama lagi bangsa Indonesia akan mempunyai hajatan besar yaitu perayaan HUT RI ke 73 pada tgl 17-8-2018. Sehari setelahnya Indonesia didaulat menjadi tuan rumah penyelenggaraan pesta olah raga terbesar negara – negara Asia yaitu ASIAN GAMES ke 18.
ASIAN GAMES adalah momentum kita untuk mempromosikan diri sebagai sebuah bangsa yang besar dan terhormat dan disegani diantara negara-negara di benua Asia ini. ASIAN GAMES adalah pencitraan Indonesia dimata dunia.
Sebagai negara besar yg berpenduduk lebih dari 250 juta, Indonesia tentunya memiliki segala potensi untuk mengukir prestasi di ajang tersebut minimal masuk 10 besar pengumpul medali terbanyak seperti target yg sudah dicanangkan pemerintah melalui kementerian pemuda dan olahraga.
Jakarta dan Palembang sebagai kota penyelenggaraan sudah berbenah dari setahun sebelum hajatan ini dimulai, walau akhirnya masih ada beberapa persiapan yg blm tuntas sampai hari ini.
Kita akan bicara khususnya untuk kota Jakarta. Tarik ulur pengerjaan persiapan pelaksanaan ajang ini terasa tumpang tindih antara pemprov DKI dan pemerintahan pusat. Sebagai kota yg ditunjuk pemerintah sebagai penyelenggara event seharusnya ajang ini adalah tanggung jawab pemprov DKI dibawah komando Anis Baswedan, tetapi kesan yang didapat selama ini pemprov DKI terkesan masa bodoh dan membiarkan kontrol persiapannya kepada pemerintah pusat. Presiden Jokowi bahkan sempat menyinggung minimnya publikasi yang dilakukan pemprov DKI untuk acara sebesar ini.
Masyarakat akhirnya tahu seberapa besar kapasitas seorang yang dianggap Leader di DKI ini yang ternyata hanya pepesan kosong belaka dengan bungkusnya saja yang menarik. Bila akhirnya ada anggapan bahwa ASIAN GAMES adalah ajang pencitraan Indonesia dimata dunia adalah sesuatu yang keliru karena ternyata masih ada seorang pemimpin yang mengklim sebagai pribumi tetapi tidak merasa bangga dengan ditunjukkan Jakarta sebagai tuan rumah penyelenggaraan kegiatan olah raga terbesar di benua Asia ini.
Akhirnya Kita pun jadi tahu kecerdasan seorang Anis Baswedan mengolah anggaran, memanfaatkan bambu bekas untuk tiang bendera peserta ASIAN GAMES bersamaan dengan hajatan HUT RI yang kita tahu bambu bambu itu pasti setiap warga punya dan menyimpannya sehingga bisa mengirit anggaran jutaan bahkan mungkin milyaran rupiah untuk mengganti besi cukup dengan bambu, apalagi dengan cara membelahnya menjadi dua. Anis Baswedan memang cerdas untuk mempermalukan Indonesia dan mempermalukan presiden Joko Widodo yang baru saja mendapatkan predikat pemimpin terbaik se Asia.
Jadi bila ada anggapan sebagian masyarakat DKI yang mengatakan masalah bambu sebagai tiang bendera negara peserta Asian Games adalah masalah kecil yang dibesar-besarkan itu adalah sesuatu yang sangat keliru.
Harga diri sebuah bangsa adalah segalanya. Sebagai tuan rumah penyelenggaraan event sebesar Asian Games citra Indonesia dipertaruhkan. Tidak boleh ada satupun yang terlewat dari persiapan itu yang terkesan apa adanya. Sebagai seorang Leader Anis Baswedan seharusnya mau menerima kritik itu sebagai masukan yang berharga demi nama besar kota yang dipimpinnya, bukan malah mencari kosa kata dan menyusun bait-bait puisi untuk membenarkan perilakunya.
Tahun ini dan tahun depan adalah tahun politik sehingga apa saja selalu dikaitkan dengan nuansa politik dan kita sebagai warga negara disuguhi oleh tingkah laku badut-badut politik yang memuakkan dengan memainkan berbagai cara untuk menjatuhkan lawan. Jadi jangan heran apabila wibawa negara saja sudah dilecehkan jangan berharap kita akan mendapatkan perlakuan yang baik dari bangsa lain.
Anis Baswedan memang cerdas dan ahli strategi, kalau boleh kita bilang 11-12 dengan karakter Sengkuni dalam kisah Mahabarata.
Masih akan ada dan akan terus ada
trik-trik kotor yang akan dilakukan oleh Sengkuni ini. Setelah bambu belah dan pemecatan 5 wali kota yang menyalahi prosedur mari kita tunggu dagelan apalagi yang akan dipertontonkan pada kita.
Pemerhati Politik, Aktivis Relawan Jokowi.