JAKARTA – Setiap perempuan yang mengalami menstruasi mungkin pernah melihat darah haid yang keluar dalam bentuk gumpalan. Tak jarang kondisi ini menimbulkan kekhawatiran. Banyak yang bertanya-tanya, apakah darah haid yang menggumpal merupakan tanda bahaya?
Sejumlah dokter kandungan menjelaskan bahwa darah haid yang menggumpal sebenarnya adalah hal yang umum terjadi. Biasanya, gumpalan darah tersebut terdiri dari darah, jaringan endometrium, dan lendir. Ini terjadi ketika lapisan dinding rahim luruh dan keluar melalui vagina.
Kapan Gumpalan Darah Haid Dianggap Normal?
PAFI Kota Bontang menjelaskan bahwa darah haid yang menggumpal masih tergolong normal jika:
- Gumpalan berwarna merah gelap atau kehitaman
- Ukurannya tidak lebih besar dari koin 1.000 rupiah (sekitar 2,5 cm)
- Terjadi hanya sesekali, terutama di hari-hari awal menstruasi
- Tidak disertai gejala lain seperti nyeri berlebihan atau pendarahan hebat.
“Selama volume darah masih dalam batas normal dan tidak ada keluhan lain seperti pusing, lemas berlebihan, atau nyeri tak tertahankan, gumpalan darah haid bukanlah sesuatu yang berbahaya,” jelas PAFI Kota Bontang dalam laman pafibontangkota.org.
Kapan Harus Waspada?
Perempuan perlu waspada jika darah menggumpal disertai gejala berikut:
- Gumpalan besar dan sering keluar
- Pendarahan yang sangat banyak hingga harus mengganti pembalut setiap 1–2 jam
- Menstruasi berlangsung lebih dari 7 hari
- Rasa nyeri ekstrem di perut bagian bawah
- Disertai pusing, lemas, atau tanda-tanda anemia
Gejala-gejala tersebut bisa menjadi indikasi adanya gangguan kesehatan seperti miom, adenomiosis, endometriosis, atau gangguan hormon. Dalam beberapa kasus, gumpalan besar yang sering muncul bisa mengganggu kesuburan jika tidak ditangani secara medis.
Jika merasa tidak yakin apakah kondisi haid normal atau tidak, maka sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter. Pemeriksaan USG, tes darah, atau pemeriksaan hormonal bisa dilakukan untuk mengetahui penyebab pasti dan memberikan penanganan yang tepat.
Selain memeriksakan diri ke dokter, menjaga pola makan sehat, berolahraga secara teratur, serta mengelola stres juga bisa membantu menyeimbangkan hormon dan menjaga siklus menstruasi tetap teratur. (*)
SerikatNews.com adalah media kritis anak bangsa. Menyajikan informasi secara akurat. Serta setia menjadi platform ruang bertukar gagasan faktual.
Menyukai ini:
Suka Memuat...