SERIKATNEWS.COM – Pemerintah sedang mendorong pengembangan industri olahan kakao guna menggenjot ekspor. Saat ini pengembangan tersebut tidak diimbangi dengan ketersediaan bahan baku dari dalam negeri.
Asisten Deputi Perkebunan dan Holtikultura Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Wilistra Danny mengatakan, saat ini industri olahan kakao memiliki potensi ekonomi yang tinggi. Namun, menurutnya perlu adanya perbaikan sistem perkebunan komoditas kakao untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
“Iya potensinya kan ada. Memang dihulunya harus ditata dengan baik supaya produktivitasnya membaik, meningkat, sehingga ketergantungan kita impor itu bisa terus kita kurangi,” ujar Wilistra di kantornya, Rabu (16/1/2019).
Data Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengatakan, sejak diberlakukannya bea keluar (BK) biji kakao pada 2010, investasi industri sektor ini meningkat, dari semula 250 juta dolar Amerika Serikat (AS), menjadi 582 juta dolar AS di 2017.
International Cocoa Organization (ICCO) menyatakan, saat ini Indonesia berada di peringkat empat negara produksi biji kakao dengan engan produksi tahunan mencapai 270.000 ton.
Dari jumlah tersebut, 236.000 ton di antaranya digunakan untuk kebutuhan industri. Sementara sisanya dijual untuk memenuhi pasar luar negeri.
Data Kemenperin juga menunjukan adanya penurunan ekspor cocoa liquor dan cocoa cake, masing-masing sebesar 22 persen dan 2 persen, sepanjang tahun 2018.
Oleh sebab itu, pemerintah kini tengah membahas upaya untuk melaksanakan Gerakan Nasional (Gernas) kakao berkelanjutan, guna menggenjot produksi kakao nasional.
Selain itu juga, ada pembahasan mengenai pengurangan tarif bea masuk kakao, yang sebelumnya 5 persen menjadi 0 persen. Langkah ini diperlukan untuk memenuhi kebutuhan industri olahan kakao.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memasang target pertumbuhan sektor industri agro sebesar 7,10 persen pada tahun 2019, lebih tinggi dibandingkan capaian tahun lalu sekitar 6,93 persen. Kinerja sektor industri agro diproyeksi terdongkrak karena akan adanya lonjakan dari permintaan domestik pada momentum pemilihan umum (pemilu), seperti produk makanan dan minuman.
“Di tahun politik ini, ada beberapa sektor yang bakal meraih peluang besar, di antaranya adalah industri makanan dan minuman,” kata Pl. Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Achmad Sigit Dwiwahjono di Jakarta, Minggu (6/1/2019) yang lalu.
SerikatNews.com adalah media kritis anak bangsa. Menyajikan informasi secara akurat. Serta setia menjadi platform ruang bertukar gagasan faktual.
Menyukai ini:
Suka Memuat...