Oleh: Abdurrahman (Penggerak Forum Akal Sehat)
ISLAM merupakan agama yang memiliki prinsip-prinsip dan ajaran-ajaran yang universal, yang berlaku bagi seluruh umat muslim di seluruh dunia. Sementara itu, Pancasila adalah ideologi dasar negara Indonesia yang mengandung lima sila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Ada dua macam agama di dunia ini, agama samawi dan ardhi. Islam sebagai agama samawi yang diwahyukan Tuhan sebagai agama yang haq lagi sempurna berlandaskan Alquran dan Hadits. Berbanding terbalik dengan agama ardhi yang berkembang berdasarkan budaya, daerah, pemikiran seseorang yang kemudian diterima secara global, serta tidak memiliki kitab suci dan bukan berlandaskan wahyu. Islam yang ada di Indonesia terafiliasi terhadap budaya dan tradisi Indonesia sendiri. Bahkan, sebelum Islam tersebar di seluruh penjuru Indonesia, bangsa Indonesia berkeyakinan terhadap kultur budaya sebagai way of life dan moral etika dalam menjalankan kehidupan. Agama Islam juga harus mampu mengintegrasikan dengan asas negara yaitu Pancasila menjadi Islam yang mampu menghasilkan kebenaran objektif dalam lingkup negara Indonesia.
Negara Pancasila adalah negara yang menjunjung tinggi perbedaan dalam mencapai kesatuan yang utuh. Dalam psikologi transpersonal bahwa konsep unity and diversity menjadi urgen sebagai prinsip dasar psikologi transpersonal, yang lahirnya mengadopsi ajaran tasawuf yang cenderung terhadap spiritualitas bahwa meskipun kita berbeda suku, ras, bangsa, bahasa, bahkan keyakinan sekalipun kita tetap bersatu. Perbedaan adalah rahmat yang notabene memaksimalkan potensi individu dengan latihan-latihan, dan mampu memiliki sikap cinta terhadap bangsa Indonesia secara totalitas tanpa melihat perbedaan. Apalagi adagium yang familier di tengah-tengah kita yang diutarakan oleh Dr. K. H. Abdurrahman wahid yang dijuluki bapak pluralisme itu, mau melakukan apa saja demi melanjutkan perjuangan dan menciptakan perdamaian di Indonesia. Beliau juga melihat, selama orang itu anak manusia, kita harus respek dan menghormatinya.
Pada hakikatnya, Tuhan menganugerahkan pikiran pada manusia agar sesuai dengan fitrah kemanusiaan sebagai khalifah fil ardh untuk difungsikan sebagaimana mestinya guna memecahkan sebuah problematika yang selalu berkembang. Tentunya, butuh terhadap proses berpikir dalam memecahkan suatu problematika. Dalam teori kesangsian Kant, kesangsian bukanlah suatu kelemahan, tetapi merupakan refleksi tentang keterbatasan pengetahuan manusia dan pentingnya memahami batasan tersebut. Kant mengajak kita untuk menghormati dan memahami struktur kognitif kita sendiri, serta memperhatikan bahwa pengetahuan kita selalu terkait dengan kondisi-kondisi subyektif kita.
Relevansi Islam dengan Pancasila
Agama Islam adalah keyakinan yang dibawa oleh Rasul terakhir yang bersifat universal, komprehensif, dinamis, tidak sama sekali statis. Islam universal memiliki nilai yang mampu diajarkan di mana pun, kepada siapa pun, dan meliputi aspek individu maupun sosial, dan memiliki perpaduan utuh antara aspek duniawi dan ukhrawi sebagai pedoman dalam mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat, karena pada hakikatnya Islam adalah agama rahmatan lil ‘alamiin.
Secara terminologi Islam berarti pasrah dan menyerahkan diri sepenuhnya pada Tuhan. Karena sikap tunduk adalah fitrah manusia yang lemah sebagai penghambaan manusia terhadap Tuhan. Berbeda dengan manusia sebagai khalifah di muka bumi, karena penyerahan terhadap dunia adalah kesalahan dikarenakan dinamika kehidupan terus berkembang secara pesat.
Pancasila sebagai perjanjian luhur rakyat Indonesia yang dihasilkan dalam persetujuan wakil-wakil rakyat menjelang proklamasi kemerdekaan sebagai pedoman dan falsafah negara Indonesia dalam mewujudkan masyarakat adil dan makmur.
Islam dan Pancasila memiliki nilai yang sama. Dalam konteks ini, Islam berkontribusi dalam mempengaruhi nilai-nilai Pancasila. Prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa, misalnya, sesuai dengan ajaran Islam tentang keesaan Allah. Islam juga mengajarkan nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan, keadilan sosial, dan kebijaksanaan.
Sementara itu, Pancasila juga mencerminkan semangat inklusivitas dan keberagaman. Pancasila diakui sebagai dasar negara yang tidak mengutamakan agama tertentu, namun menghormati dan melindungi keberagaman agama di Indonesia. Oleh karena itu, Pancasila juga memungkinkan bagi warga negara Indonesia untuk menjalankan keyakinan agama mereka, termasuk Islam, dengan bebas dan tanpa diskriminasi.
Lalu, apakah masih ada yang menjustifikasi bahwa Islam yang berlandaskan Alquran dan hadits bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila? Maka pengembangan sumber daya manusia adalah urgen untuk melahirkan rakyat yang memiliki pengetahuan yang komprehensif tidak statis.
SerikatNews.com adalah media kritis anak bangsa. Menyajikan informasi secara akurat. Serta setia menjadi platform ruang bertukar gagasan faktual.
Menyukai ini:
Suka Memuat...